Orang Tua, Ini 7 Cara Mendidik Anak untuk Berpikir Kritis
loading...
A
A
A
Dibanding memberikan jawaban secara otomatis dari setiap pertanyaan anak, cobalah untuk mengajukan pertanyaan balik. Bantu mereka untuk berpikir kritis dengan kembali memberi beberapa pertanyaan. Misalnya, ketika sang buah hati bertanya mengenai suatu topik, Ayah/Bunda bisa bertanya pendapat mereka terlebih dahulu. Lalu, Anda bisa kembali mengajukan pertanyaan mengenai opini mereka terkait pendapat sebelumnya.
Baca juga: Regulasi Kunci Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di Indonesia
4. Dorong anak rajin mencari referensi sendiri
Hal ini setali tiga uang dengan jangan terlalu sering memberikan jawaban langsung terhadap pertanyaan anak. Ajak anak untuk mencari jawabannya sendiri, salah satunya lewat Ruangguru. Tapi, ajari juga bahwa mereka harus bisa menyaring informasi dengan baik. Dengan begitu, selain akan membuat anak menjadi kritis, kegiatan ini juga akan menumbuhkan minat baca anak dan membuat mereka memiliki wawasan baru.
5. Biarkan anak bereksplorasi
Sebagai orang tua, pasti selalu ingin membimbing atau mengarahkan anak dalam melakukan segala hal. Namun, sering kali, hal ini membatasi anak untuk bertindak dengan caranya sendiri. Ketika anak dihadapkan pada masalah, orang tua akan mengambil alih untuk menyelesaikannya. Akibatnya, anak terbiasa bergantung pada orang tua. Mereka tidak dibiasakan berpikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, Ayah/Bunda perlu memberikan mereka kepercayaan untuk bereksplorasi.
6. Buat keberpihakan
Ketika anak sudah mendapatkan referensi jawabannya, lakukan diskusi kecil kepada anak-anak. Setelah anak-anak membaca referensinya, tanyakan apakah dia setuju dengan penulisnya atau tidak. Minta mereka menjelaskan mengapa mereka setuju dan mengapa mereka tidak setuju.
7. Jangan menghakimi
Misalkan anak-anak melakukan suatu kesalahan, kita tidak perlu langsung memarahinya atau memberikannya nasihat. Cukup tanyakan dulu kenapa si anak melakukan kesalahan itu, atau cari tahu apa tujuan mereka melakukannya dengan pendekatan yang tidak membuat sang anak merasa diinterograsi.
Baca juga: Regulasi Kunci Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di Indonesia
4. Dorong anak rajin mencari referensi sendiri
Hal ini setali tiga uang dengan jangan terlalu sering memberikan jawaban langsung terhadap pertanyaan anak. Ajak anak untuk mencari jawabannya sendiri, salah satunya lewat Ruangguru. Tapi, ajari juga bahwa mereka harus bisa menyaring informasi dengan baik. Dengan begitu, selain akan membuat anak menjadi kritis, kegiatan ini juga akan menumbuhkan minat baca anak dan membuat mereka memiliki wawasan baru.
5. Biarkan anak bereksplorasi
Sebagai orang tua, pasti selalu ingin membimbing atau mengarahkan anak dalam melakukan segala hal. Namun, sering kali, hal ini membatasi anak untuk bertindak dengan caranya sendiri. Ketika anak dihadapkan pada masalah, orang tua akan mengambil alih untuk menyelesaikannya. Akibatnya, anak terbiasa bergantung pada orang tua. Mereka tidak dibiasakan berpikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, Ayah/Bunda perlu memberikan mereka kepercayaan untuk bereksplorasi.
6. Buat keberpihakan
Ketika anak sudah mendapatkan referensi jawabannya, lakukan diskusi kecil kepada anak-anak. Setelah anak-anak membaca referensinya, tanyakan apakah dia setuju dengan penulisnya atau tidak. Minta mereka menjelaskan mengapa mereka setuju dan mengapa mereka tidak setuju.
7. Jangan menghakimi
Misalkan anak-anak melakukan suatu kesalahan, kita tidak perlu langsung memarahinya atau memberikannya nasihat. Cukup tanyakan dulu kenapa si anak melakukan kesalahan itu, atau cari tahu apa tujuan mereka melakukannya dengan pendekatan yang tidak membuat sang anak merasa diinterograsi.