Dosen UB Ungkap Tiga Kunci Konsep Bangunan Tahan Gempa

Sabtu, 03 Desember 2022 - 07:05 WIB
loading...
Dosen UB Ungkap Tiga...
Kesiapan mitigasi terhadap gempa bumi harus dimulai sejak dini, salah satunya dari persiapan bangunan tahan gempa. Foto/MPI/Agung Bakti S.
A A A
JAKARTA - Kesiapan mitigasi terhadap gempa bumi harus dimulai sejak dini, salah satunya dari persiapan bangunan tahan gempa. Bangunan tahan gempa, menurut Dosen UB Ir. Ari Wibowo bukanlah bangunan yang tidak rusak ketika terkena gempa.

“Bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bisa rusak saat gempa, tapi tidak boleh runtuh. Bangunan yang rusak dengan cara yang diinginkan sehingga dapat tetap berdiri meski tergena gempa, itu adalah konsep bangunan tahan gempa,” jelasnya, dikutip dari laman Universitas Brawijaya (UB), Sabtu (3/12/2022).

Ari yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Departemen Profesi Keinsinyuran, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya ini menambahkan, konsep bangunan tahan gempa ini sudah ada panduan teknisnya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terdiri dari tiga level.

Baca juga: Unpad Luncurkan Platform Pembelajaran MOOC, Gratis untuk Umum

“Ketika terkena gempa kecil, bangunan tidak rusak. Ketika bangunan terkena gempa sedang, bangunan ini bisa rusak di struktur sekunder seperti dinding dan pelat tapi struktur utama tidak boleh rusak. Dan ketika terkena gempa besar, struktur utama seperti balok dan kolom boleh rusak tapi tidak boleh runtuh,” terangnya.

Untuk menyiapkan bangunan tahan gempa, Ari mengingatkan untuk membuat bangunan yang sederhana, kuat dan ringan. “Kuat di sini terkait dengan kualitas material bangunan, metode konstruksi yang digunakan, dan sebagainya. Misal pembuatan betonnya benar-benar kuat, dan sesuai aturan mulai dari ukuran dan jumlah besi, komposisi material hingga ukurannya,” ucapnya.

“Untuk itu bagi masyarakat awam, tentu konsultasi atau pemakaian jasa konstruksi yang benar dan taat aturan akan sangat membantu, karena ada istilah teknis yang sulit dipahami oleh masyarakat awam. Panduan mengenai bangunan sederhana juga sudah disediakan oleh Kementerian PUPR, dan bisa di akses oleh masyarakat,” lanjutnya.

Dia melanjutkan, bangunan tahan gempa, bagi masyarakat umum, pada prinsipnya adalah sederhana dan ringan. Bangunan sederhana adalah yang beraturan, dimisalkan Ari dengan denah yang berbentuk simetris seperti kotak, dan tersedianya kolom di tiap pertemuan dinding, kolom menerus sampai bawah. “Kolom juga harus lebih kuat dibanding baloknya. Hal ini agar kerusakan terjadi di balok, bukan di kolom. Inilah yang dimaksud dengan “rusak dengan cara yang diinginkan”,” jelasnya.

Baca juga: Terbaru, Penerimaan Calon Mahasiswa D3 Bergabung ke SNPMB 2023

Bangunan juga harus ringan. “Hal ini karena efek gempa pada struktur sebanding dengan berat bangunan. Berat bangunan menjadi ringan dapat dilakukan salah satunya dengan penggunaan bata ringan untuk dinding, penggunaan rangka baja ringan seperti galvalum untuk bangunan. Isi rumah juga harus dipertimbangkan, karena semakin ringan isi rumahnya, efek gempa bisa diminimalisir karena bangunannya ringan,” lugasnya.

Kondisi tanah, jelas dosen Teknik Sipil ini, juga berpengaruh terhadap kekuatan gempa. Makin lunak tipe tanah, makin besar efek gempa ke bangunan. “Kunci utama untuk pondasi bangunan adalah harus mencapai tanah keras atau tanah cadas. Sangat menjamin untuk bangunan tahan gempa. Jika tidak, maka efeknya gempanya juga akan lebih berat,” terangnya.

Terkait material, bahan organik seperti kayu atau bambu mempunyai sifat elastisitas yang lebih dapat bertahan dalam kondisi deformasi yang besar. “Sehingga bangunan dengan material kedua bahan ini bisa lebih bertahan walaupun bangunan sudah doyong besar, dan tidak gampang runtuh. Namun, kedua bahan ini lebih rentan terhadap rayap, jamur, kelembaban dan sejenisnya. Itulah kenapa rumah menggunakan beton cenderung lebih dipilih karena lebih awet,” pungkasnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0030 seconds (0.1#10.140)