Pemerintah Dorong Industri Buka Pendidikan Vokasi

Minggu, 12 Mei 2019 - 18:52 WIB
Pemerintah Dorong Industri...
Pemerintah Dorong Industri Buka Pendidikan Vokasi
A A A
CIKARANG - Pemerintah mendorong kalangan industry untuk mendirikan pendidikan vokasi. Semakin banyaknya pendidikan vokasi maka SDM handal yang diciptakan juga lebih maksimal.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mendorong pelaku industri untuk mendirikan pendidikan vokasi. Ia menjelaskan bahwa kunci keberhasilan pendidikan vokasi di suatu negara tidak terlepas dari keterlibatan industri yang turut andil dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi.

Untuk memenuhi kebutuhan Industri akan SDM yang kompeten, lulusan politeknik harus memiliki sertifikat kompetensi, sehingga kemampuan lulusan politeknik terjamin.

"Saat ini, paling tidak ada sekitar 500 perusahaan besar yang memiliki potensi mendirikan pendidikan vokasi. Jika masing-masing perusahaan mendirikan pendidikan vokasi, masalah tenaga kerja terampil dan sesuai dengan kebutuhan industri akan terpenuhi," katanya saat peresmian kampus Politeknik Manufaktur (Polman) Astra di Kawasan Industri Delta Silicon II, Cikarang.

Mantan rektor Universitas Diponegoro ini mengatakan, Kemenristekdikti telah mewajibkan pendidikan vokasi menerapkan sistem kurikulum berbasis kompetensi serta tersambung dan sesuai (link and match) dengan industri, upaya ini guna menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan profesional, sesuai kebutuhan industri.

"Fokus Kemenristekdikti adalah melakukan revitalisasi politeknik atau pendidikan vokasi, mulai dari kurikulum, penguatan kapasitas dan kapabilitas dosen, hingga kompetensi mahasiswa sebagai bentuk peningkatan kualitas pendidikan vokasi ke depannya,” jelas Nasir.

Pada kesempatan yang sama, Politeknik Manufaktur Astra juga meluncurkan Program Astra Meister, yaitu kerja sama Indonesia-Jerman di bidang vokasi. Kerja sama ini melibatkan Perkumpulan Ekonomi Indonesia Jerman (EKONID). Program ini merupakan program sertifikasi kompetensi profesi dengan kualifikasi kompetensi lanjut untuk berbagai program profesi yang diakui oleh pemerintah dan industri.

Presiden Direktur PT Astra International, Prijono Sugiarto mengatakan, saat ini sepuluh orang lulusan Polman Astra telah mengikuti "Astra Automotive Meister Preparation and Certification Program". Di kuartal pertama 2020, diharapkan kesepuluh mahasiswa tersebut, dapat menempuh ujian sertifikasi Meister berstandar Jerman. Sertifikasi Jerman Meister yang digagas oleh Polman Astra ini merupakan yang pertama di Asia.

Prijono menambahkan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir ada sekitar 60% lulusan Polman Astra yang telah diserap langsung oleh Group Astra. Dia menargetkan tahun depan Polman Astra dapat menerima 2.000 mahasiswa dan sebagian dari lulusan poltek polman akan diterima di berbagai perusahaan grup Astra.

Sementara Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono mengungkapkan, sejak tiga tahun terakhir pemerintah fokus pada upaya revitalisasi pendidikan vokasi yang mencakup SMK dan Politeknik.

“Persoalan mendasar yang dihadapi, pertama SMK menghadapi kekurangan 100 ribu guru produktif. Kedua, perlunya alignment kurikulum dengan kebutuhan industri. Ketiga, akses magang bagi siswa SMK dan Poltek agar setelah lulus benar-benar memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri,” ujarnya.

Terkait dengan kekurangan guru produktif, menurut Agus, pemerintah mencoba memenuhi dengan berbagai cara di antaranya; pertama, menggunakan tenaga expert dari industri. Eks pegawai dari industri dihitung pengalaman kerjanya - rekoknisi pengalaman lampaunya sehingga dapat menjadi guru di sekolah.

Pendekatan kedua, dengan cara mengirimkan guru-guru untuk mengikuti berbagai pelatihan di luar negeri dan magang di industri. Pendekatan ini tentu memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit.

“Cara lain yang dapat dilakukan mengadakan training for the trainer. Daripada mengirim guru keluar untuk pelatihan, maka akan lebih efisien mendatangkan trainer guna melatih guru-guru di Indonesia,” ucapnya.

Pendekatan semacam itu biasa dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) melalui sistem exchange program. LPTK selain melakukan pendidikan profesi guru juga melakukan berbagai pelatihan guna meningkatkan kompetensi guru termasuk guru produktif.

“Jika cara ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan guru produktif, maka bisa saja nanti mengambil dari lulusan poltek. Artinya selama belajar/kuliah di poltek mahasiswa pasti sudah mengikuti magang di industri, tinggal mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) satu tahun,” terangnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1236 seconds (0.1#10.140)