Diperingati 8 Maret, Begini Sejarah Perjalanan Hari Perempuan Internasional dari Masa ke Masa
Rabu, 08 Maret 2023 - 08:32 WIB
Tema kampanye selama bertahun-tahun masing-masing berfokus pada topik spesifik dan tepat waktu yang, jika dipahami lebih luas, dapat membantu memajukan perempuan dan membentuk dunia yang lebih inklusif. Kampanye IWD telah menyertakan: #EmbraceEquity, #BreakTheBias, #ChooseToChallenge, #EachforEqual, #BalanceforBetter, #PressforProgress, #BeBoldforChange, #PledgeforParity, #MakeItHappen, #TheGenderAgenda, dan banyak lagi.
Dunia telah menyaksikan perubahan signifikan dan pergeseran sikap baik dalam pemikiran perempuan maupun masyarakat tentang kesetaraan dan emansipasi perempuan.
Sudah banyak perempuan yang menjadi wakil rakyat, ataupun kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan semakin banyaknya visibilitas perempuan sebagai panutan yang mengesankan dalam setiap aspek kehidupan.
Fakta yang disayangkan adalah bahwa perempuan masih belum dibayar setara dengan rekan laki-laki mereka, perempuan masih tidak hadir dalam jumlah yang sama dalam bisnis atau politik, dan secara global pendidikan, kesehatan, dan kekerasan perempuan terhadap mereka lebih buruk daripada laki-laki.
Namun, perbaikan besar telah dilakukan. Saat ini dunia sudah memiliki astronot wanita dan perdana menteri. Meskipun masih merupakan tantangan di beberapa negara, anak perempuan sekolah sebagian besar diterima di universitas, perempuan dapat bekerja dan memiliki keluarga, dan perempuan dapat memiliki pilihan nyata.
Lihat Juga: Apa Itu Pendidikan Widyalaya yang Dilauching Ditjen Bimas Hindu Kemenag? Ini Penjelasannya
2023 dan seterusnya
Dunia telah menyaksikan perubahan signifikan dan pergeseran sikap baik dalam pemikiran perempuan maupun masyarakat tentang kesetaraan dan emansipasi perempuan.
Sudah banyak perempuan yang menjadi wakil rakyat, ataupun kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan semakin banyaknya visibilitas perempuan sebagai panutan yang mengesankan dalam setiap aspek kehidupan.
Fakta yang disayangkan adalah bahwa perempuan masih belum dibayar setara dengan rekan laki-laki mereka, perempuan masih tidak hadir dalam jumlah yang sama dalam bisnis atau politik, dan secara global pendidikan, kesehatan, dan kekerasan perempuan terhadap mereka lebih buruk daripada laki-laki.
Namun, perbaikan besar telah dilakukan. Saat ini dunia sudah memiliki astronot wanita dan perdana menteri. Meskipun masih merupakan tantangan di beberapa negara, anak perempuan sekolah sebagian besar diterima di universitas, perempuan dapat bekerja dan memiliki keluarga, dan perempuan dapat memiliki pilihan nyata.
Lihat Juga: Apa Itu Pendidikan Widyalaya yang Dilauching Ditjen Bimas Hindu Kemenag? Ini Penjelasannya
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(nnz)
tulis komentar anda