Apa Itu Brain Eating Amoeba? Ini Penjelasan dari Guru Besar Farmasi FIKES Esa Uggul
Jum'at, 10 Maret 2023 - 17:42 WIB
Mahasiswa Prodi Farmasi FIKES Universitas Esa Unggul (UEU) melakukan riset di laboratorium UEU. Foto/Dok/Humas UEU
JAKARTA - Belakangan ini dunia kesehatan dikejutkan oleh kasus kematian seorang pria di Florida, Amerika Serikat, yang meninggal dunia akibat terinfeksi brain eating amoeba atau amuba pemakan otak.
Departemen Kesehatan setempat menyebutkan bahwa kematian pria tersebut disebabkan karena kebiasaannya mencuci hidungnya dengan air yang tidak higienis.
Bagaimanakah sesungguhnya mahluk hidup yang disebut sebagai amuba pemakan otak ini dan seberapa jauh bahayanya, berikut ini penjelasan Prof. Maksum Radji, Guru besar Prodi Farmasi FIKES Universitas Esa Unggul .
Menurut Prof. Maksum, istilah ini memang terkesan cukup menyeramkan. “Kasus meninggalkan seseorang di Florida Barat Daya Amerika Serikat tersebut, bukan satu-satunya, akan tetapi tahun lalu juga pernah ditemukan di Korea Selatan dan Pakistan," ungkap Prof. Maksum dalam keterangan pers, Jumat (10/3/2023).
"Sejak 2011 sampai 2022 yang lalu, sekitar 90 orang meninggal akibat terinfeksi amuba pemakan otak yang sumber penularannya diperkirakan berasal dari tangki penampung air bawah tanah. Walaupun kasusnya jarang ditemukan, infeksi yang disebabkan oleh amuba ini berakibat fatal," tambahnya.
Prof. Maksum menambahkan bahwa mikroorganisme penyebab kematian yang fatal tersebut adalah mikroorganisme bersel tunggal yang disebut Naegleria fowleri.
“Mikroorganisme tersebut tergolong sebagai amuba yang mampu menghancurkan jaringan otak dalam waktu relatif singkat, sehingga dijuluki sebagai amuba pemakan otak. Secara medis penyakit ini disebut dengan primary amebic meningoencephalitis (PAM) atau meningoensefalitis ameba primer," katanya.
Departemen Kesehatan setempat menyebutkan bahwa kematian pria tersebut disebabkan karena kebiasaannya mencuci hidungnya dengan air yang tidak higienis.
Bagaimanakah sesungguhnya mahluk hidup yang disebut sebagai amuba pemakan otak ini dan seberapa jauh bahayanya, berikut ini penjelasan Prof. Maksum Radji, Guru besar Prodi Farmasi FIKES Universitas Esa Unggul .
Menurut Prof. Maksum, istilah ini memang terkesan cukup menyeramkan. “Kasus meninggalkan seseorang di Florida Barat Daya Amerika Serikat tersebut, bukan satu-satunya, akan tetapi tahun lalu juga pernah ditemukan di Korea Selatan dan Pakistan," ungkap Prof. Maksum dalam keterangan pers, Jumat (10/3/2023).
"Sejak 2011 sampai 2022 yang lalu, sekitar 90 orang meninggal akibat terinfeksi amuba pemakan otak yang sumber penularannya diperkirakan berasal dari tangki penampung air bawah tanah. Walaupun kasusnya jarang ditemukan, infeksi yang disebabkan oleh amuba ini berakibat fatal," tambahnya.
Prof. Maksum menambahkan bahwa mikroorganisme penyebab kematian yang fatal tersebut adalah mikroorganisme bersel tunggal yang disebut Naegleria fowleri.
“Mikroorganisme tersebut tergolong sebagai amuba yang mampu menghancurkan jaringan otak dalam waktu relatif singkat, sehingga dijuluki sebagai amuba pemakan otak. Secara medis penyakit ini disebut dengan primary amebic meningoencephalitis (PAM) atau meningoensefalitis ameba primer," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda