Dosen Unair: Ini 4 Kebiasaan Buruk Saat Merayakan Idulfitri
Sabtu, 22 April 2023 - 22:10 WIB
JAKARTA - Setelah Ramadan berakhir, bulan Syawal telah tiba. Tentu, beberapa kebiasaan umat muslim Indonesia akan muncul untuk memperoleh pahala di hari raya Idulfitri.
Namun, tak jarang ada beberapa kebiasaan yang justru mempengaruhi kadar kualitas pahala seseorang, bahkan malah mendapatkan dosa saat merayakan Idulfitri .
Berikut 4 kebiasaan buruk masyarakat Indonesia yang harus dihindari agar pahala seseorang dalam merayakan Idulfitri tetap terjaga menurut Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unair Mochtar Luthfi SS MHum.
Pamer merupakan kebiasaan yang tidak banyak orang bisa sadari. Kebiasaan ini rentan terjadi bagi seseorang yang mudik ke pulang kampung, lalu memamerkan kesuksesannya.
“Yang pertama adalah pamer. Jadi tanpa sadar ketika orang-orang mudik itu ingin menunjukkan kesuksesan. Jadi pamer kesuksesan, pamer kekayaan, pamer banyak hal,” ujar dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dalam keterangan pers, Sabtu (22/4/2023).
Luthfi mengatakan bahwa masyarakat harus segera menghindari kebiasaan yang dapat merusak amal karena ini kebiasaan riya. “Hartanya sendiri dipamerkan aja sudah riya. Dan riya itu amalan atau aktivitas yang dapat menghapuskan amal,” ujar Luthfi.
Namun, tak jarang ada beberapa kebiasaan yang justru mempengaruhi kadar kualitas pahala seseorang, bahkan malah mendapatkan dosa saat merayakan Idulfitri .
Berikut 4 kebiasaan buruk masyarakat Indonesia yang harus dihindari agar pahala seseorang dalam merayakan Idulfitri tetap terjaga menurut Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unair Mochtar Luthfi SS MHum.
Berikut 4 kebiasaan buruk masyarakat Indonesia saat merayakan Idulfitri
1. Idulfitri sebagai Ajang Pamer
Pamer merupakan kebiasaan yang tidak banyak orang bisa sadari. Kebiasaan ini rentan terjadi bagi seseorang yang mudik ke pulang kampung, lalu memamerkan kesuksesannya.“Yang pertama adalah pamer. Jadi tanpa sadar ketika orang-orang mudik itu ingin menunjukkan kesuksesan. Jadi pamer kesuksesan, pamer kekayaan, pamer banyak hal,” ujar dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dalam keterangan pers, Sabtu (22/4/2023).
Luthfi mengatakan bahwa masyarakat harus segera menghindari kebiasaan yang dapat merusak amal karena ini kebiasaan riya. “Hartanya sendiri dipamerkan aja sudah riya. Dan riya itu amalan atau aktivitas yang dapat menghapuskan amal,” ujar Luthfi.
tulis komentar anda