Implementasi Kurikulum Merdeka Dinilai Lebih Fleksibel untuk Dorong Kreativitas Anak
Rabu, 17 Mei 2023 - 07:17 WIB
JAKARTA - Implementasi Kurikulum Merdeka telah diterapkan bertahap di semua jenjang termasuk PAUD . Kurikulum Merdeka pun dinilai lebih fleksibel untuk mendorong kreativitas anak usia dini.
Kepala Sekolah TK Cikal Cahaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Riyanti Vitriyana mengatakan, gaya belajar dan tujuan pembelajaran Kurikulum Merdeka itu memberi dampak pada asesmen yang lebih fleksibel untuk diterapkan ke peserta didik.
Konsep asesmen, katanya, saat ini dengan Kurikulum Merdeka bisa disesuaikan dengan minat dan kemampuan murid. Tidak lagi siswa yang harus mengejar patokan asesmen yang sudah dibuat sekolah.
"Kalau dulu asesmen sudah jadi dan anak harus mengikuti. Konsepnya sekarang asesmen bisa berubah sesuai dengan minat. Guru pun jadi ngga stres," katanya pada Festival Kurikulum Merdeka, Rabu (17/5/2023).
Dia mengatakan, asesmen Kurikulum Merdeka lebih kepada melihat kemampuan individual siswa dan bukan menekankan pada sisi kekurangan anak.
Baca juga: Menginspirasi, 3 Siswa MAN 4 Jakarta Diterima di 13 Universitas Top Dunia
Riyanti menuturkan, metode pengajaran di Kurikulum Merdeka pun dinilai lebih baik untuk anak usia dini supaya lebih aktif. Guru tidak banyak menerangkan materi namun lebih kepada memberi sumber belajar.
"Misalnya saja materi dengan tema kendaraan. Ternyata kendaraan ada bermacam-macam. Lalu kira sediakan medianya, mereka lihat gambar atau video kemudian anak bisa mengeksplorasi sendiri tanpa guru mencontohkan," ujarnya.
Dia mengatakan, jika guru lebih banyak mencontohkan maka semua hasil karya yang dibuat anak akan sama. Namun dengan Kurikulum Merdeka maka hasil karya yang dibuat anak akan berbeda sesuai imajinasi masing-masing.
Kepala Sekolah TK Cikal Cahaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Riyanti Vitriyana mengatakan, gaya belajar dan tujuan pembelajaran Kurikulum Merdeka itu memberi dampak pada asesmen yang lebih fleksibel untuk diterapkan ke peserta didik.
Konsep asesmen, katanya, saat ini dengan Kurikulum Merdeka bisa disesuaikan dengan minat dan kemampuan murid. Tidak lagi siswa yang harus mengejar patokan asesmen yang sudah dibuat sekolah.
"Kalau dulu asesmen sudah jadi dan anak harus mengikuti. Konsepnya sekarang asesmen bisa berubah sesuai dengan minat. Guru pun jadi ngga stres," katanya pada Festival Kurikulum Merdeka, Rabu (17/5/2023).
Dia mengatakan, asesmen Kurikulum Merdeka lebih kepada melihat kemampuan individual siswa dan bukan menekankan pada sisi kekurangan anak.
Baca juga: Menginspirasi, 3 Siswa MAN 4 Jakarta Diterima di 13 Universitas Top Dunia
Riyanti menuturkan, metode pengajaran di Kurikulum Merdeka pun dinilai lebih baik untuk anak usia dini supaya lebih aktif. Guru tidak banyak menerangkan materi namun lebih kepada memberi sumber belajar.
"Misalnya saja materi dengan tema kendaraan. Ternyata kendaraan ada bermacam-macam. Lalu kira sediakan medianya, mereka lihat gambar atau video kemudian anak bisa mengeksplorasi sendiri tanpa guru mencontohkan," ujarnya.
Dia mengatakan, jika guru lebih banyak mencontohkan maka semua hasil karya yang dibuat anak akan sama. Namun dengan Kurikulum Merdeka maka hasil karya yang dibuat anak akan berbeda sesuai imajinasi masing-masing.
tulis komentar anda