Banyak Diminati Penyair dan Pelajar, Puisi Esai Berjaya di Malaysia-Thailand
Rabu, 07 Juni 2023 - 18:24 WIB
Mereka menggelar diskusi dengan beragam topik, yaitu mengantarbangsakan puisi esai; puisi esai dalam sistem pendidikan negara; masa depan puisi esai; serta puisi esei, nilai seni, dan komersial.
Menurut Denny JA, pada setiap sesi diskusi selalu muncul gagasan besar dan menarik untuk ditindaklanjuti. Misalnya, bagaimana usaha pengantarbangsakan puisi esai.
“Pada sesi ini muncul gagasan jika menyebarkan puisi esai ke mancanegara, tentu puisi esai harus didefinisikan secara jelas agar semua pihak mempunyai persepsi yang sama tentang puisi esai,” terangnya.
Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena ini mengatakan, gagasan menarik lain juga muncul pada Forum Puisi Esai II, yakni tentang puisi esai dalam sistem pendidikan negeri. Pada topik ini ramai didiskusikan usaha memasukkan puisi esai ke dalam sistem pendidikan, dimulai dari negeri di Sabah.
Gagasan ini dikemukakan oleh Presiden Bahasa dan Satera Sabah sekaligus Presiden Komunitas Puisi Esai ASEAN, Datuk Jasni Matlani. Datuk Jasni sudah menerapkan pembelajaran sejarah menggunakan puisi esai di sekolah yang diasuh oleh istrinya.
“Hasilnya sangat menggembirakan, karena siswa menjadi lebih tertarik belajar sejarah,” sambungnya.
Menurut Denny, petimbangan yang dikemukakan oleh Datuk Jasni adalah keunikan puisi esai yang bisa ditulis oleh semua orang. Pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan cepat diterima oleh siswa jika materi ditulis atau disampaikan dalam bentuk puisi esai.
“Cara ini mampu mengundang rasa ingin tahu siswa, sehingga mereka ingin mencoba menulis puisi esai,” ujarnya.
Gagasan Datuk Jasni juga mendapat sambutan dari para pembicara lain, termasuk penyair D Kemalawati dari Indonesia. Wanita yang merupakan seorang mantan guru ini berusaha mengenalkan puisi esai di sekolahnya dengan mempertimbangkan cara itu membantu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Selanjutnya, pada sesi masa depan puisi esai, para pembicara mempunyai rasa optimisme yang besar bahwa puisi esai akan berkembang dan mudah diterima oleh siapa pun di berbagai negara.
Menurut Denny JA, pada setiap sesi diskusi selalu muncul gagasan besar dan menarik untuk ditindaklanjuti. Misalnya, bagaimana usaha pengantarbangsakan puisi esai.
“Pada sesi ini muncul gagasan jika menyebarkan puisi esai ke mancanegara, tentu puisi esai harus didefinisikan secara jelas agar semua pihak mempunyai persepsi yang sama tentang puisi esai,” terangnya.
Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena ini mengatakan, gagasan menarik lain juga muncul pada Forum Puisi Esai II, yakni tentang puisi esai dalam sistem pendidikan negeri. Pada topik ini ramai didiskusikan usaha memasukkan puisi esai ke dalam sistem pendidikan, dimulai dari negeri di Sabah.
Gagasan ini dikemukakan oleh Presiden Bahasa dan Satera Sabah sekaligus Presiden Komunitas Puisi Esai ASEAN, Datuk Jasni Matlani. Datuk Jasni sudah menerapkan pembelajaran sejarah menggunakan puisi esai di sekolah yang diasuh oleh istrinya.
“Hasilnya sangat menggembirakan, karena siswa menjadi lebih tertarik belajar sejarah,” sambungnya.
Menurut Denny, petimbangan yang dikemukakan oleh Datuk Jasni adalah keunikan puisi esai yang bisa ditulis oleh semua orang. Pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan cepat diterima oleh siswa jika materi ditulis atau disampaikan dalam bentuk puisi esai.
“Cara ini mampu mengundang rasa ingin tahu siswa, sehingga mereka ingin mencoba menulis puisi esai,” ujarnya.
Gagasan Datuk Jasni juga mendapat sambutan dari para pembicara lain, termasuk penyair D Kemalawati dari Indonesia. Wanita yang merupakan seorang mantan guru ini berusaha mengenalkan puisi esai di sekolahnya dengan mempertimbangkan cara itu membantu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Selanjutnya, pada sesi masa depan puisi esai, para pembicara mempunyai rasa optimisme yang besar bahwa puisi esai akan berkembang dan mudah diterima oleh siapa pun di berbagai negara.
tulis komentar anda