Memasuki Tahun Ajaran Baru, MPLS Menyenangkan Harus Diwujudkan
Rabu, 12 Juli 2023 - 15:22 WIB
"Apabila siswa dan guru menemukan fondasi mendidik yang menyenangkan, maka kasus patologi seperti bullying, kekerasan verbal, fisik, psikis, dan bahkan seksual, yang tingkat kekerasannya di Indonesia hampir dua kali lipat dari negara-negara lain berdasarkan survei OECD, dapat teratasi," ujarnya.
GSM mengajak seluruh sekolah di Indonesia untuk bersama-sama memulai perjalanan baru untuk mengentaskan permasalahan kekerasan dan budaya feodalistik di sekolah melalui kegiatan MPLS Menyenangkan.
“Kami ingin mengganti budaya baru dalam pendidikan dengan budaya meraki, yaitu melakukan sesuatu dengan sepenuh cinta dan jiwa, di mana guru-guru juga dapat menemukan makna meraki di dalam diri mereka," tambahnya.
MPLS Menyenangkan juga berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar positif bagi guru dan siswa, dengan kegiatan yang
membangun perasaan dan pengalaman menyenangkan setiap siswa dalam menemukan passion dan talenta mereka.
Baca juga: Beda Pungutan dan Sumbangan Sekolah, Pahami Yuk Mana Kewajiban Mana Sukarela
MPLS Menyenangkan memiliki 2M sebagai prinsip utama dan 3M sebagai prinsip pelaksanaan. 2M adalah Meraki dan Memanusiakan, sedangkan 3M adalah Mengenalkan dan Memaknai, Melibatkan seluruh pihak, serta Murah dan Menyenangkan.
Dalam praktiknya, kegiatan ini juga mengaitkan dengan metode PLAY, yaitu tradisi kuno yang dapat mengeluarkan emosi pro-sosial manusia yang berdampak positif pada ikatan persahabat atau pengasuhan manusia.
Rizal menjelaskan, saat ini, sebanyak 1.300 lebih sekolah di seluruh jenjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia seperti Aceh, Riau, Cirebon, Pekalongan, dan Katingan terlibat dalam MPLS Menyenangkan. Keterlibatan tidak hanya berasal dari komunitas GSM melainkan 45% dari 100% berasal dari luar komunitas GSM.
Menurut Rizal, hal yang unik dari MPLS ini juga menjadi sarana bagi guru dan sekolah untuk berkolaborasi dalam penerapan MPLS Menyenangkan. Tidak perlu ada pelatihan khusus dalam menciptakan budaya baru sekolah ini.
GSM mengajak seluruh sekolah di Indonesia untuk bersama-sama memulai perjalanan baru untuk mengentaskan permasalahan kekerasan dan budaya feodalistik di sekolah melalui kegiatan MPLS Menyenangkan.
“Kami ingin mengganti budaya baru dalam pendidikan dengan budaya meraki, yaitu melakukan sesuatu dengan sepenuh cinta dan jiwa, di mana guru-guru juga dapat menemukan makna meraki di dalam diri mereka," tambahnya.
MPLS Menyenangkan juga berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar positif bagi guru dan siswa, dengan kegiatan yang
membangun perasaan dan pengalaman menyenangkan setiap siswa dalam menemukan passion dan talenta mereka.
Baca juga: Beda Pungutan dan Sumbangan Sekolah, Pahami Yuk Mana Kewajiban Mana Sukarela
MPLS Menyenangkan memiliki 2M sebagai prinsip utama dan 3M sebagai prinsip pelaksanaan. 2M adalah Meraki dan Memanusiakan, sedangkan 3M adalah Mengenalkan dan Memaknai, Melibatkan seluruh pihak, serta Murah dan Menyenangkan.
Dalam praktiknya, kegiatan ini juga mengaitkan dengan metode PLAY, yaitu tradisi kuno yang dapat mengeluarkan emosi pro-sosial manusia yang berdampak positif pada ikatan persahabat atau pengasuhan manusia.
Rizal menjelaskan, saat ini, sebanyak 1.300 lebih sekolah di seluruh jenjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia seperti Aceh, Riau, Cirebon, Pekalongan, dan Katingan terlibat dalam MPLS Menyenangkan. Keterlibatan tidak hanya berasal dari komunitas GSM melainkan 45% dari 100% berasal dari luar komunitas GSM.
Menurut Rizal, hal yang unik dari MPLS ini juga menjadi sarana bagi guru dan sekolah untuk berkolaborasi dalam penerapan MPLS Menyenangkan. Tidak perlu ada pelatihan khusus dalam menciptakan budaya baru sekolah ini.
tulis komentar anda