Kisah Kartika, Anak Penjual Bubur Kacang Ijo Tembus Kedokteran Unair dengan KIP Kuliah
Kamis, 17 Agustus 2023 - 14:08 WIB
Kartika juga menyusun strategi dan mengelola peluang saat pendaftaran SNBP. Dia mengaku selalu mengikuti sharing session, dan mencari tahu seluk-beluk penilaian seleksi Unair. Hal itu mengantarnya meraih mimpinya.
“Ke depan mimpi saya menjadi mahasiswa berprestasi, saya akan memanfaatkan setiap kesempatan pun pertukaran pelajar ke luar negeri untuk mengimplementasikan ilmu yang saya dapat di Unair,” lugasnya.
Baca juga: Peringati HUT ke-78 RI, ITB Berikan Beasiswa Mini SBM, Cek Syaratnya
Pekerjaan ayahnya yang harus berangkat pagi pulang petang untuk berjualan kacang ijo menjadi pemicu semangatnya untuk merubah nasib keluarga. Namun tak jarang masih banyak masyarakat yang mengecilkan semangatnya, mengingat kuliah di kedokteran memerlukan biaya yang mahal.
“Banyak yang bilang kalau meskipun dengan beasiswa tidak akan mungkin bisa. Tapi aku tidak akan menyerah, kalau perlu aku kuliah sambil usaha sampai pendidikanku selesai,” ujarnya.
Meskipun dengan keterbatasan ekonomi, pendidikan selalu ditanamkan untuk menjadi investasi terpenting dalam keluarga Kartika. Hal itu yang membuatnya menjadi siswa berprestasi dan tidak pernah membayar biaya sekolah sejak SD sampai kuliah. Kartika pun selalu mendapat juara satu paralel di sekolah.
“Meskipun ayah saya hanya lulusan STM, tapi beliau selalu menekankan bahwa pendidikan adalah investasi yang panjang,” pungkasnya.
“Ke depan mimpi saya menjadi mahasiswa berprestasi, saya akan memanfaatkan setiap kesempatan pun pertukaran pelajar ke luar negeri untuk mengimplementasikan ilmu yang saya dapat di Unair,” lugasnya.
Baca juga: Peringati HUT ke-78 RI, ITB Berikan Beasiswa Mini SBM, Cek Syaratnya
Anak Penjual Bubur Kacang Ijo yang Bersemangat Kuliah
Pekerjaan ayahnya yang harus berangkat pagi pulang petang untuk berjualan kacang ijo menjadi pemicu semangatnya untuk merubah nasib keluarga. Namun tak jarang masih banyak masyarakat yang mengecilkan semangatnya, mengingat kuliah di kedokteran memerlukan biaya yang mahal.
“Banyak yang bilang kalau meskipun dengan beasiswa tidak akan mungkin bisa. Tapi aku tidak akan menyerah, kalau perlu aku kuliah sambil usaha sampai pendidikanku selesai,” ujarnya.
Meskipun dengan keterbatasan ekonomi, pendidikan selalu ditanamkan untuk menjadi investasi terpenting dalam keluarga Kartika. Hal itu yang membuatnya menjadi siswa berprestasi dan tidak pernah membayar biaya sekolah sejak SD sampai kuliah. Kartika pun selalu mendapat juara satu paralel di sekolah.
“Meskipun ayah saya hanya lulusan STM, tapi beliau selalu menekankan bahwa pendidikan adalah investasi yang panjang,” pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda