ITS Buat Sepeda Listrik Tanpa Poros yang Canggih dan Futuristik, Begini Penampakannya
Senin, 25 September 2023 - 16:21 WIB
Sementara itu, dalam perkembangan terkini, HUBBITS juga menghadirkan fitur modul yang menarik. Pada masa yang akan datang, modul ini akan mengalami pengembangan lebih lanjut, termasuk integrasi dengan aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk memantau posisi, mengendalikan sistem, serta memeriksa kondisi baterai sepeda sebelum digunakan.
Baca juga: Tak Hanya Ganteng, Ini Deretan Prestasi Anak Ganjar Pranowo, Muhammad Zinedine Alam Ganjar
Terakhir, Khoirul menjelaskan, fitur kelima yang diadopsi oleh HUBBITS adalah optimasi desain dengan menggabungkan artificial intelligence yakni Backpropagation Neural Network (BPNN) dan Genetic Algorithm (GA). Dengan adanya fitur ini, desain rangka sepeda dinilai menjadi ringan dan ergonomis karena dapat menahan beban pengendara secara maksimal.
Khoirul menambahkan, HUBBITS merupakan hasil riset program Inovasi dan Hilirisasi Penelitian Dana Higher Education for Technology Innovation (HETI) Asian Development Bank (ADB). Riset dengan judul Pengembangan Ekosistem Sepeda Listrik di Kampus ITS ini merupakan hasil kerja sama dosen dan mahasiswa dari berbagai departemen di ITS yang tergabung dalam kluster Otomotif Science Techno Park (STP) ITS.
Baca juga: 10 Ilmuwan Indonesia yang Temuannya Mendunia, Teori Habibie hingga Cakar Ayam RM Sedyatmo
Sepeda ini diproduksi untuk melengkapi ekosistem kendaraan listrik yang telah hadir di ITS, seperti bus listrik, mobil listrik, i-Car, serta scooter listrik. Inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi ITS yaitu Advancing Humanity, yang menegaskan komitmen Kampus Pahlawan untuk memajukan kualitas hidup dan perkembangan peradaban.
Melalui berbagai inovasi fitur HUBBITS, rancangan ini ditargetkan menjadi inspirasi bagi sektor industri di Indonesia. Sejalan dengan komitmen ITS untuk memajukan kualitas hidup manusia dan perkembangan peradaban, HUBBITS diharapkan akan menjadi langkah awal dalam mengubah paradigma transportasi menjadi lebih ramah lingkungan dan efisien.
“Saya harap, keberhasilan HUBBITS dapat mendorong upaya-upaya perkembangan hemat energi serupa di seluruh negeri, menuju pencapaian target Net Zero Emission pada 2060 dan masa depan yang lebih baik bagi bumi kita," pungkasnya.
Baca juga: Tak Hanya Ganteng, Ini Deretan Prestasi Anak Ganjar Pranowo, Muhammad Zinedine Alam Ganjar
Terakhir, Khoirul menjelaskan, fitur kelima yang diadopsi oleh HUBBITS adalah optimasi desain dengan menggabungkan artificial intelligence yakni Backpropagation Neural Network (BPNN) dan Genetic Algorithm (GA). Dengan adanya fitur ini, desain rangka sepeda dinilai menjadi ringan dan ergonomis karena dapat menahan beban pengendara secara maksimal.
Khoirul menambahkan, HUBBITS merupakan hasil riset program Inovasi dan Hilirisasi Penelitian Dana Higher Education for Technology Innovation (HETI) Asian Development Bank (ADB). Riset dengan judul Pengembangan Ekosistem Sepeda Listrik di Kampus ITS ini merupakan hasil kerja sama dosen dan mahasiswa dari berbagai departemen di ITS yang tergabung dalam kluster Otomotif Science Techno Park (STP) ITS.
Baca juga: 10 Ilmuwan Indonesia yang Temuannya Mendunia, Teori Habibie hingga Cakar Ayam RM Sedyatmo
Sepeda ini diproduksi untuk melengkapi ekosistem kendaraan listrik yang telah hadir di ITS, seperti bus listrik, mobil listrik, i-Car, serta scooter listrik. Inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi ITS yaitu Advancing Humanity, yang menegaskan komitmen Kampus Pahlawan untuk memajukan kualitas hidup dan perkembangan peradaban.
Melalui berbagai inovasi fitur HUBBITS, rancangan ini ditargetkan menjadi inspirasi bagi sektor industri di Indonesia. Sejalan dengan komitmen ITS untuk memajukan kualitas hidup manusia dan perkembangan peradaban, HUBBITS diharapkan akan menjadi langkah awal dalam mengubah paradigma transportasi menjadi lebih ramah lingkungan dan efisien.
“Saya harap, keberhasilan HUBBITS dapat mendorong upaya-upaya perkembangan hemat energi serupa di seluruh negeri, menuju pencapaian target Net Zero Emission pada 2060 dan masa depan yang lebih baik bagi bumi kita," pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda