Sempat Gagal Kuliah, Anak Tukang Pijat Ini Berhasil Diterima di UM dengan KIP-K
Selasa, 07 November 2023 - 14:15 WIB
“Saya bersyukur bisa diterima di perguruan tinggi dengan bantuan KIP Kuliah, sebab kalau tidak ada KIP Kuliah, saya tentu tidak bisa kuliah, mungkin saya langsung kerja lulus SMA atau mencoba usaha," ujarnya.
Baca juga: Terdata di PDDikti Jadi Syarat Wajib Mahasiswa Penerima KIP Kuliah
Bantuan KIP Kuliah yang diterimanya digunakan betul oleh Mitha untuk membantu perkuliahan, termasuk membeli laptop. Beruntung, sejak di sekolah di SMAN 1 Malang, Mitha tinggal di rumah Pakliknya, di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, yang tak begitu jauh dari kampus UM sehingga tak perlu nge-kost.
“Hanya saya yang bisa kuliah,kedua orang kakak saya hanya tamat SMA, “ujar Mitha.
Semangat untuk kuliah juga ditunjukkan dengan nilai IPKnya pada semester 2 mencapai 3,5. Menurut Mitha, bantuan KIP Kuliah yang diterimanya dituntut untuk berprestasi atau setidaknya memiliki nilai-nilai yang baik.
“KIP Kuliah kan menuntut penerimanya untuk memiliki nilai diatas standar minimal, karena itu, agar tetap dapat KIP Kuliah, saya bertekad nilai akhir setiap mata kuliah setidaknya B, jangan sampai C, “ungkapnya.
Mitha juga tertarik ikut program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), salah satunya program pertukaran mahasiswa. Mitha merencanakan untuk mengajukan permohonan agar bisa menjadi peserta program pertukaran mahasiswa.
“Saya ingin mencoba kampus di Universitas Sumatera Utara (USU) karena ada teman dekat saya yang kuliah di sana, “ujarnya.
Ibu Mitha, Siti Arofah, merasa bersyukur dan berbahagia sekali ada anaknya yang bisa sampai ke perguruan tinggi. Sebab di antara saudara dan keluarga besarnya, hanya Mitha yang menikmati bangku perguruan tinggi.
Baca juga: Terdata di PDDikti Jadi Syarat Wajib Mahasiswa Penerima KIP Kuliah
Bantuan KIP Kuliah yang diterimanya digunakan betul oleh Mitha untuk membantu perkuliahan, termasuk membeli laptop. Beruntung, sejak di sekolah di SMAN 1 Malang, Mitha tinggal di rumah Pakliknya, di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, yang tak begitu jauh dari kampus UM sehingga tak perlu nge-kost.
“Hanya saya yang bisa kuliah,kedua orang kakak saya hanya tamat SMA, “ujar Mitha.
Semangat untuk kuliah juga ditunjukkan dengan nilai IPKnya pada semester 2 mencapai 3,5. Menurut Mitha, bantuan KIP Kuliah yang diterimanya dituntut untuk berprestasi atau setidaknya memiliki nilai-nilai yang baik.
“KIP Kuliah kan menuntut penerimanya untuk memiliki nilai diatas standar minimal, karena itu, agar tetap dapat KIP Kuliah, saya bertekad nilai akhir setiap mata kuliah setidaknya B, jangan sampai C, “ungkapnya.
Mitha juga tertarik ikut program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), salah satunya program pertukaran mahasiswa. Mitha merencanakan untuk mengajukan permohonan agar bisa menjadi peserta program pertukaran mahasiswa.
“Saya ingin mencoba kampus di Universitas Sumatera Utara (USU) karena ada teman dekat saya yang kuliah di sana, “ujarnya.
Ibu Mitha, Siti Arofah, merasa bersyukur dan berbahagia sekali ada anaknya yang bisa sampai ke perguruan tinggi. Sebab di antara saudara dan keluarga besarnya, hanya Mitha yang menikmati bangku perguruan tinggi.
tulis komentar anda