Pesantren Diguyur Rp2,5 T, Gus Jazil: Semoga Ponpes Kembali Normal

Selasa, 11 Agustus 2020 - 07:43 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mendukung upaya Kemenag untuk memberikan bantuan bagi pondok pesantren. Foto/Dok/SINDOnews
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) segera mengucurkan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan bantuan pembelajaran daring sebesar Rp2,599 triliun kepada 21.173 pondok pesantren terkait penanganan dampak pandemi COVID-19 . Rencananya, pengucuran bantuan dilakukan mulai minggu ini.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mendukung upaya Kemenag untuk memberikan bantuan bagi pondok pesantren. Karena itu, menurutnya, kualifikasi data dan syarat-syarat bagi pesantren yang menerima BOP harus dipenuhi secara baik dan pencairannya dilakukan secara transparan. (Baca juga: Kemenag Gelontorkan Rp2,599 Triliun untuk 21.173 Pesantren )

"Karena kan anggaran segitu itu belum mencukupi untuk semua pesantren," ujar Gus Jazil di sela diskusi Empat Pilar bertema "Sidang Tahunan MPR, Optimisme dan Harapan di Tengah Pandemi" di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/8/2020).



Wakil Ketua Umum DPP PKB itu mengatakan, bantuan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pesantren dan kegiatan belajar mengajar di pesantren bisa kembali berjalan normal. "Saya nggak tahu detail teknisnya apakah bisa untuk kuota internet atau untuk menyiapkan alat-alat kesehatan untuk santri, tapi anggaran segitu itu mudah-mudahan bisa memberikan manfaat agar pesantren-pesantren kembali normal," harapnya. (Baca juga: Puluhan Ribu Mahasiswa Jadi Relawan COVID, Ini Apresiasi Mendikbud )

Dikatakan Gus Jazil, selama ini sebagian pesantren sudah memaksakan diri untuk kembali beroperasi seperti biasa, meski ada pula beberapa pesantren yang lebih berhati-hati dengan tetap belum membuka kegiatan belajar mengajar secara langsung.

"Kalau pesantren lebih berani, sudah banyak yang buka. Tapi, yang besar-besar agak berhati-hati. Contohnya Pesantren Gontor tetap jalan. Menurut saya memang harus begitu, harus ada keberanian untuk memilah bahwa corona ini bisa diatasi dengan keberanian, imunitas, dengan menjaga kesehatan tanpa harus menutup," katanya. (Baca juga: Negara di Ambang Resesi, Jazilul Fawaid: Masyarakat Jangan Sampai Kelaparan )

Apalagi, selama enam bulan terakhir, kegiatan belajar-mengajar di pesantren dan lembaga pendidikan lainnya sudah tidak berjalan dengan normal. "Kalau ini sudah enam bulan dari Maret hingga Agustus, itu satu semester. Kalau tutup terus bagaimana ujian semesternya, gimana caranya, gimana evaluasinya, evaluasi tengah semester, UTS, ini tidak jelas," tuturnya.

Di sisi lain, Gus Jazil juga mengkritik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yang dinilai kurang jelas kinerjanya dalam menangani persoalan pendidikan di tengah pandemi COVID-19. (Baca juga: Banyak Ponpes Mati Suri, Pemerintah Harus Bangkitkan Pendidikan Pesantren )

"Mendikbud ini nggak jelas. Jadi Mendikbud ini kesannya memang kurang ngerti dunia pendidikan, tapi karena semua urusan ada di Mendikbud, ya mohon Mendikbud fokus betul menangani itu. Tidak boleh sambilan atau kebijakannya hanya dirapatkan melalui online. Ini semua serba online. Jangan-jangan ambil kebijakannya juga online. Rapat online, ketemu wartawan online, semua online, janganlah," katanya.
(mpw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More