Pemerintah Kaji Student Loan yang Tidak Membebani Mahasiswa
Rabu, 06 Maret 2024 - 17:15 WIB
Di Singapura mencapai USD25.000 dolar, sedangkan di Australia berkisar USD20.000 dolar, dan Amerika USD23.000 dolar.
Di negara Skandinavia, biaya pendidikan memang ditanggung negara, karena masyarakat membayar pajak penghasilan tinggi. Adapun di Indonesia, pembayaran pajak masih rendah.
“Pembiayaan pendidikan secara gotong royong, dilakukan di Indonesia dan juga negara-negara maju. Ada subsidi pemerintah dan dari mahasiswa,” ujar Nizam.
Nizam menyebut model pendanaan kuliah berkeadilan diterapkan bagi mahasiswa, sesuai kemampuan ekonomi keluarga. Bahkan untuk mahasiswa dari keluarga miskin/tidak mampu ada Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang anggarannya lebih dari Rp13 triliun.
“Namun, ada tantangan bagi kelompok masyarakat menengah. Untuk membiayai kuliah berat, tapi tidak eligble mendapat KIP Kuliah. Untuk itu, kita perlu mencari skema pendanaan yang baik, yang tidak membuat mahasiswa terjerat utang seumur hidup,” ujar Nizam.
Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal menambahkan, secara makro biaya untuk pendidikan tinggi masih rendah. Penghitungan real cost biaya di perguruan tinggi pun perlu dihitung per prodi per wilayah.
Fasli mengusulkan agar ditentukan secara nasional berapa Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi yang akan dicapai dan untuk jurusan apa saja dengan segala rasionalitasnya.
Untuk bisa meringankan biaya pendidikan di perguruan tinggi, Fasli menekankan beberapa hal. Antara lain pembagian proporsi penugasan pada PTN dan PTS sesuai tingkat akreditasi. Demikian juga dengan bantuan BOP sesuai dengan jumlah mahasiswa dari penugasan.
Bantuan tunjangan profesi dosen sesuai dengan penugasan dan standar rasio dosen/mahasiswa.
Ditjendiktiristek juga ikut membantu melalui beasiswa. Sinergi pendanaan dengan CSR DUDI, sinergi pendanaan dari Pemda maupun Pemerintah Desa, dan beasiswa LPDP untuk S1 terus diperbesar.
Di negara Skandinavia, biaya pendidikan memang ditanggung negara, karena masyarakat membayar pajak penghasilan tinggi. Adapun di Indonesia, pembayaran pajak masih rendah.
“Pembiayaan pendidikan secara gotong royong, dilakukan di Indonesia dan juga negara-negara maju. Ada subsidi pemerintah dan dari mahasiswa,” ujar Nizam.
Nizam menyebut model pendanaan kuliah berkeadilan diterapkan bagi mahasiswa, sesuai kemampuan ekonomi keluarga. Bahkan untuk mahasiswa dari keluarga miskin/tidak mampu ada Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang anggarannya lebih dari Rp13 triliun.
“Namun, ada tantangan bagi kelompok masyarakat menengah. Untuk membiayai kuliah berat, tapi tidak eligble mendapat KIP Kuliah. Untuk itu, kita perlu mencari skema pendanaan yang baik, yang tidak membuat mahasiswa terjerat utang seumur hidup,” ujar Nizam.
Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal menambahkan, secara makro biaya untuk pendidikan tinggi masih rendah. Penghitungan real cost biaya di perguruan tinggi pun perlu dihitung per prodi per wilayah.
Fasli mengusulkan agar ditentukan secara nasional berapa Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi yang akan dicapai dan untuk jurusan apa saja dengan segala rasionalitasnya.
Untuk bisa meringankan biaya pendidikan di perguruan tinggi, Fasli menekankan beberapa hal. Antara lain pembagian proporsi penugasan pada PTN dan PTS sesuai tingkat akreditasi. Demikian juga dengan bantuan BOP sesuai dengan jumlah mahasiswa dari penugasan.
Bantuan tunjangan profesi dosen sesuai dengan penugasan dan standar rasio dosen/mahasiswa.
Ditjendiktiristek juga ikut membantu melalui beasiswa. Sinergi pendanaan dengan CSR DUDI, sinergi pendanaan dari Pemda maupun Pemerintah Desa, dan beasiswa LPDP untuk S1 terus diperbesar.
tulis komentar anda