President University Tempati Peringkat ke-1 WURI se-Indonesia Kategori Culture/Values
Rabu, 24 Juli 2024 - 17:01 WIB
Lalu, National University of Singapore 17, Tsinghua University dan Peking University, keduanya asal China, menempati posisi 19 dan 33. Itulah gambaran dari peringkat 300 universitas paling inovatif versi WURI.
Selain daftar tersebut, WURI juga mengumumkan peringkat universitas berdasarkan 13 kategori lainnya. Misalnya, kategori Student Support and Engagement, Student Mobility and Openness, Industrial Application, Entrepreneur Spirit, Leadership, dan beberapa lainnya, termasuk kategori Culture/Values. Pada pemeringkatan berdasarkan 13 kategori tersebut, untuk setiap kategorinya WURI mengeluarkan daftar peringkat 100 universitas teratas.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset dan Inovasi Presuniv, Adhi Setyo Santoso, menjelaskan bahwa untuk kategori Culture/Values, WURI menilai bagaimana kinerja suatu kampus dalam mempromosikan budaya dan nilai-nilai inovasi di kalangan mahasiswa, dosen, dan tenaga administrator di lingkungan universitas.
Penilaian untuk kategori ini memiliki beberapa komponen. “Misalnya, ada komponen tentang bagaimana universitas mempromosikan pemikiran yang berfokus pada industri/mahasiswa, bukan lagi pemikiran yang berfokus pada universitas/dosen,” papar Adhi, melalui siaran pers, Rabu (24/7/2024).
Komponen lainnya mencakup keselarasan nilai-nilai sosial dengan nilai-nilai universitas, termasuk bagaimana capaian universitas dalam membangun budaya inovasi. “Beberapa komponen lain yang dinilai, diantaranya, keberanian dalam mengambil risiko dan melakukan eksperimen, tingkat dukungan dari pimpinan universitas, perluasan kolaborasi lintas disiplin, serta keterbukaan komunikasi dan berbagi gagasan,” jelasnya.
Merujuk penilaian pada kategori Culture/Values, lanjut Adhi, Presuniv sangat diuntungkan oleh lokasi kampusnya yang berada di tengah-tengah kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, yakni kawasan industri Jababeka, Cikarang. “Ada sekitar 2.000 perusahaan nasional dan multinasional yang beroperasi di kawasan ini. Kondisi semacam itu membuat Presuniv sangat mudah menjalin kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan tersebut,” tegasnya.
Ada beragam bentuk kolaborasi antara Presuniv dengan perusahaan. Misalnya, dalam bentuk program magang yang wajib dilakukan oleh mahasiswa Presuniv. “Banyak mahasiswa kami yang magang di perusahaan-perusahaan tersebut. Durasinya bahkan bisa sampai satu tahun. Ini sejalan dengan konsep kami tentang industry-centered learning,” ungkap Adhi.
Lamanya periode magang, menurutnya, justru sangat menguntungkan. “Banyak mahasiswa kami yang setelah selesai magang justru langsung direkrut oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Jadi, berkat program magang, banyak mahasiswa Presuniv yang sudah mendapatkan pekerjaan bahkan sebelum mereka lulus atau diwisuda.”
Lalu, lanjut Adhi, banyak pula mahasiswa dan dosen Presuniv yang melakukan kolaborasi riset dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Jababeka, terutama riset yang bersifat terapan. Kolaborasi lainnya adalah dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.
“Masih banyak perusahaan yang sebetulnya ingin agar kehadirannya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Hanya kerap kali mereka tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Lewat kolaborasi dengan Presuniv, berbagai program sosial perusahaan, termasuk Corporate Social Responsibility atau CSR, menjadi lebih efektif dan efisien, tepat sasaran dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Selain daftar tersebut, WURI juga mengumumkan peringkat universitas berdasarkan 13 kategori lainnya. Misalnya, kategori Student Support and Engagement, Student Mobility and Openness, Industrial Application, Entrepreneur Spirit, Leadership, dan beberapa lainnya, termasuk kategori Culture/Values. Pada pemeringkatan berdasarkan 13 kategori tersebut, untuk setiap kategorinya WURI mengeluarkan daftar peringkat 100 universitas teratas.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset dan Inovasi Presuniv, Adhi Setyo Santoso, menjelaskan bahwa untuk kategori Culture/Values, WURI menilai bagaimana kinerja suatu kampus dalam mempromosikan budaya dan nilai-nilai inovasi di kalangan mahasiswa, dosen, dan tenaga administrator di lingkungan universitas.
Penilaian untuk kategori ini memiliki beberapa komponen. “Misalnya, ada komponen tentang bagaimana universitas mempromosikan pemikiran yang berfokus pada industri/mahasiswa, bukan lagi pemikiran yang berfokus pada universitas/dosen,” papar Adhi, melalui siaran pers, Rabu (24/7/2024).
Komponen lainnya mencakup keselarasan nilai-nilai sosial dengan nilai-nilai universitas, termasuk bagaimana capaian universitas dalam membangun budaya inovasi. “Beberapa komponen lain yang dinilai, diantaranya, keberanian dalam mengambil risiko dan melakukan eksperimen, tingkat dukungan dari pimpinan universitas, perluasan kolaborasi lintas disiplin, serta keterbukaan komunikasi dan berbagi gagasan,” jelasnya.
Merujuk penilaian pada kategori Culture/Values, lanjut Adhi, Presuniv sangat diuntungkan oleh lokasi kampusnya yang berada di tengah-tengah kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, yakni kawasan industri Jababeka, Cikarang. “Ada sekitar 2.000 perusahaan nasional dan multinasional yang beroperasi di kawasan ini. Kondisi semacam itu membuat Presuniv sangat mudah menjalin kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan tersebut,” tegasnya.
Ada beragam bentuk kolaborasi antara Presuniv dengan perusahaan. Misalnya, dalam bentuk program magang yang wajib dilakukan oleh mahasiswa Presuniv. “Banyak mahasiswa kami yang magang di perusahaan-perusahaan tersebut. Durasinya bahkan bisa sampai satu tahun. Ini sejalan dengan konsep kami tentang industry-centered learning,” ungkap Adhi.
Lamanya periode magang, menurutnya, justru sangat menguntungkan. “Banyak mahasiswa kami yang setelah selesai magang justru langsung direkrut oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Jadi, berkat program magang, banyak mahasiswa Presuniv yang sudah mendapatkan pekerjaan bahkan sebelum mereka lulus atau diwisuda.”
Lalu, lanjut Adhi, banyak pula mahasiswa dan dosen Presuniv yang melakukan kolaborasi riset dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Jababeka, terutama riset yang bersifat terapan. Kolaborasi lainnya adalah dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.
“Masih banyak perusahaan yang sebetulnya ingin agar kehadirannya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Hanya kerap kali mereka tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Lewat kolaborasi dengan Presuniv, berbagai program sosial perusahaan, termasuk Corporate Social Responsibility atau CSR, menjadi lebih efektif dan efisien, tepat sasaran dan berkelanjutan,” pungkasnya.
tulis komentar anda