Bangun Kapasitas untuk Dorong Inovasi: Rekapreneur dan Kedaireka Academy sebagai Katalis Ekosistem Inovasi Indonesia
Minggu, 11 Agustus 2024 - 20:15 WIB
JAKARTA - Indonesia sedang berada di titik di mana kolaborasi inovasi antara akademisi dan industri semakin penting. Dalam konteks ini, dua program penting, Rekapreneur dan Kedaireka Academy, muncul sebagai inisiatif yang menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dan dunia industri.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Abdul Haris mengatakan, penting bagi kita untuk membangun kapasitas yang kuat di seluruh komponen ekosistem inovasi.
“Program seperti Rekapreneur dan Kedaireka Academy dirancang untuk memberdayakan para akademisi dan praktisi industri agar dapat bekerja sama lebih efektif. Dengan kapasitas yang tepat, kita bisa memastikan bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan ide-ide brilian, tetapi juga solusi yang dapat diterapkan dan berdampak nyata pada kemajuan Indonesia," tuturnya.
Namun, keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada upaya membangun kapasitas yang memadai bagi para insan perguruan tinggi dan industri untuk berkolaborasi. Apa yang membuat kapasitas ini begitu penting, dan bagaimana hal ini dapat memperkuat ekosistem inovasi di Indonesia?
Membangun Pemahaman dan Keterampilan Kolaboratif
Rekapreneur, sebagai program yang menyediakan kegiatan mentoring antara calon pengusul dari perguruan tinggi dengan calon mitra bisnis dan industri, memiliki tujuan utama menciptakan pemahaman bersama. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengalaman praktis para akademisi dalam menjalin kemitraan yang efektif dengan industri.
Matrissya Hermita, Direktur PMO Kedaireka 2024, menjelaskan, program ini tidak hanya tentang mempertemukan akademisi dengan industri, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalin kemitraan yang sukses.
Demikian pula, Kedaireka Academy, yang menawarkan pelatihan dan mentoring mendalam, menghadapi tantangan kompleksitas proses pengajuan Matching Fund atau Program Dana Padanan (PDP). Proses ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang strategi kolaborasi, kepatuhan terhadap regulasi, dan penyesuaian dengan standar DIKTI.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Abdul Haris mengatakan, penting bagi kita untuk membangun kapasitas yang kuat di seluruh komponen ekosistem inovasi.
“Program seperti Rekapreneur dan Kedaireka Academy dirancang untuk memberdayakan para akademisi dan praktisi industri agar dapat bekerja sama lebih efektif. Dengan kapasitas yang tepat, kita bisa memastikan bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan ide-ide brilian, tetapi juga solusi yang dapat diterapkan dan berdampak nyata pada kemajuan Indonesia," tuturnya.
Namun, keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada upaya membangun kapasitas yang memadai bagi para insan perguruan tinggi dan industri untuk berkolaborasi. Apa yang membuat kapasitas ini begitu penting, dan bagaimana hal ini dapat memperkuat ekosistem inovasi di Indonesia?
Membangun Pemahaman dan Keterampilan Kolaboratif
Rekapreneur, sebagai program yang menyediakan kegiatan mentoring antara calon pengusul dari perguruan tinggi dengan calon mitra bisnis dan industri, memiliki tujuan utama menciptakan pemahaman bersama. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengalaman praktis para akademisi dalam menjalin kemitraan yang efektif dengan industri.
Matrissya Hermita, Direktur PMO Kedaireka 2024, menjelaskan, program ini tidak hanya tentang mempertemukan akademisi dengan industri, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalin kemitraan yang sukses.
Demikian pula, Kedaireka Academy, yang menawarkan pelatihan dan mentoring mendalam, menghadapi tantangan kompleksitas proses pengajuan Matching Fund atau Program Dana Padanan (PDP). Proses ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang strategi kolaborasi, kepatuhan terhadap regulasi, dan penyesuaian dengan standar DIKTI.
tulis komentar anda