Kemenkes akan Cabut Izin Dokter yang Terbukti Merundung Mahasiswa PPDS Undip Hingga Bunuh Diri
Kamis, 15 Agustus 2024 - 11:31 WIB
JAKARTA - Mahasiswa prodi Anestesi PPDS U ndip ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Kota Semarang, Senin (12/8/2024). Korban diduga menjadi korban perundungan .
Polisi yang melakukan penyelidikan, menemukan sejumlah petunjuk, korban mengakhiri hidup dengan menyuntikkan obat penenang, diduga karena mengalami perundungan. “Wajahnya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur, posisi miring,” kata Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono.
Baca juga: Mahasiswa Kedokteran Undip Bunuh Diri, Kemenkes Terjunkan Tim Investigasi
Korban ditemukan meninggal dunia di kosnya pada Senin 12 Agustus 2024 sekira pukul 23.00 WIB, di kamarnya sendiri. Kompol Agus menyebut berdasarkan keterangan yang dihimpun, kecurigaan kondisi korban berawal dari kekasihnya yang berulangkali menelpon tapi tidak direspons. Kamar kos terkunci dari dalam.
Menanggapi kasus ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahrul mengatakan, Kemenkes akan mencabut izin praktik dokter yang terbukti melakukan perundungan yang berakibat pada kematian ARL (30).
Baca juga: Mahasiswi Kedokteran Undip Bunuh Diri Diduga Dibully, Kemenkes Setop Prodi Anestesi
"Kemenkes tidak sungkan melakukan tindakan tegas spt mencabut SIP dan STR bila ada dokter senior yang melakukan praktek bulying yg berakibat kematian," kata Syahrul melalui pesan WhatsApp, Kamis (15/8/2024).
Selain itu untuk memutus mata rantai perundungan pada pendidikan profesi, Syahrul mengatakan, Kemenkes meminta Undip dan Kemendikbudristek untuk membenahi sistem Pendidikan Profesi Dokter Spesialis.
Baca juga: Selain Di-bully, Ini Penyebab Dokter Muda PPDS FK Undip Nekat Bunuh Diri
Syahrul menjelaskan, pembinaan dan pengawasan PPDS ada di Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Undip dan bukan pada RSUP Dr Kariadi yang menjadi unit bagian Kemenkes.
"Walau PPDS ini program Undip, Kemenkes tidak bisa lepas tangan karena yang bersangkutan juga melakukan pendidikannya di lingkungan RS Kariadi sebagai UPT Kemenkes," ujarnya.
Polisi yang melakukan penyelidikan, menemukan sejumlah petunjuk, korban mengakhiri hidup dengan menyuntikkan obat penenang, diduga karena mengalami perundungan. “Wajahnya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur, posisi miring,” kata Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono.
Baca juga: Mahasiswa Kedokteran Undip Bunuh Diri, Kemenkes Terjunkan Tim Investigasi
Korban ditemukan meninggal dunia di kosnya pada Senin 12 Agustus 2024 sekira pukul 23.00 WIB, di kamarnya sendiri. Kompol Agus menyebut berdasarkan keterangan yang dihimpun, kecurigaan kondisi korban berawal dari kekasihnya yang berulangkali menelpon tapi tidak direspons. Kamar kos terkunci dari dalam.
Menanggapi kasus ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahrul mengatakan, Kemenkes akan mencabut izin praktik dokter yang terbukti melakukan perundungan yang berakibat pada kematian ARL (30).
Baca juga: Mahasiswi Kedokteran Undip Bunuh Diri Diduga Dibully, Kemenkes Setop Prodi Anestesi
"Kemenkes tidak sungkan melakukan tindakan tegas spt mencabut SIP dan STR bila ada dokter senior yang melakukan praktek bulying yg berakibat kematian," kata Syahrul melalui pesan WhatsApp, Kamis (15/8/2024).
Selain itu untuk memutus mata rantai perundungan pada pendidikan profesi, Syahrul mengatakan, Kemenkes meminta Undip dan Kemendikbudristek untuk membenahi sistem Pendidikan Profesi Dokter Spesialis.
Baca juga: Selain Di-bully, Ini Penyebab Dokter Muda PPDS FK Undip Nekat Bunuh Diri
Syahrul menjelaskan, pembinaan dan pengawasan PPDS ada di Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Undip dan bukan pada RSUP Dr Kariadi yang menjadi unit bagian Kemenkes.
"Walau PPDS ini program Undip, Kemenkes tidak bisa lepas tangan karena yang bersangkutan juga melakukan pendidikannya di lingkungan RS Kariadi sebagai UPT Kemenkes," ujarnya.
(nnz)
tulis komentar anda