Rp7,2 Triliun untuk Pulsa

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 06:07 WIB
Illiza berharap ke depan komunikasi yang terbangun antara Kemendikbud dan Komisi X bisa lebih baik sehingga berbagai program yang dicanangkan Kemendikbud bisa diketahui oleh Komisi X dan bisa mendukung kelancarannya. "Ketika komunikasi dan koordinasi itu baik, kami bisa back-up (kebijakan Kemendikbud)," katanya.

Kurikulum Darurat

Kemendikbud telah membuat kurikulum darurat untuk pendidikan di tengah pandemi korona. Nadiem mengungkapkan, kurikulum baru di tengah Covid-19 ini sengaja dibuat secara lebih sederhana dengan menurunkan sekitar 40% bobot pembelajaran dari materi pendidikan secara normal.

Dijelaskannya, jika biasanya untuk membahas perubahan sebuah kurikulum dibutuhkan waktu beberapa tahun, pembahasan kurikulum khusus pendidikan di tengah pandemi ini hanya dilakukan dalam kurun waktu sekitar 2–3 bulan saja. "Kami ada penurunan 40% dari kompetensi dasar," ujar Nadiem saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. (Baca juga: Korupsi Duit Negara Rp5,6 Miliar, Wanita Cantik Ini Ditahan Kejaksaan)

Nadiem mengatakan, kurikulum pendidikan di tengah pandemi yang disiapkan Kemendikbud hanya fokus pada materi-materi pendidikan dasar yang esensial terhadap literasi dan yang berkaitan dengan prasyarat kelulusan untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

"Sesuai dengan semangat Merdeka Belajar, kami memberikan kurikulum darurat ini sebagai opsi. Perubahan kurikulum yang diberikan pusat itu menuai pro dan kontra. Tidak semua guru ingin dipaksa pindah ke kurikulum lain. Kami ingin menyederhanakan," tuturnya.

Dia lantas menegaskan, kurikulum baru khusus pandemi ini sifatnya adalah opsional, bukan sebuah keharusan. Karena itu tidak ada paksaan bagi para guru untuk menerapkan kurikulum darurat tersebut. Bagi guru yang tidak menghendaki kurikulum darurat yang disiapkan boleh tetap menggunakan Kurikulum 2013 seperti biasa sebelum Covid-19 terjadi. (Baca juga: TikTok Akhirnya Ungkap Jumlah Pengguna Aktif Global)

"Kenapa diberikan opsi? Karena ini dari guru, untuk guru. Guru dan kepala sekolah yang memilih kurikulum darurat ini dengan menyederhanakan kompetensi dasar dan kompetensi inti," tuturnya.

Dengan kurikulum darurat yang dibuat lebih sederhana, Nadiem berharap para guru bisa memiliki waktu lebih untuk mendalami materi yang lebih sedikit dengan ruang gerak lebih besar untuk melakukan inovasi. "Guru juga diberi waktu untuk anak-anak yang tertinggal," katanya.

Selain menyiapkan kurikulum darurat pendidikan di tengah pandemi korona, Kemendikbud juga menyiapkan modul khusus pembelajaran untuk anak-anak tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), TK hingga SD atau yang sederajat.

Nadiem menyebutkan, modul baru pendidikan di tengah pandemi ini disiapkan untuk memberikan kepastian hukum terhadap modul pendidikan formal dan resmi yang dikeluarkan pemerintah. Dengan modul baru ini, kata Nadiem, untuk PAUD atau TK, pendidikan bisa dilakukan di rumah.

"Untuk SD kami menciptakan modul yang berorientasi pada literasi dan kecakapan hidup. Ini mempermudah guru melakukan pemantauan dan membantu orang tua, bagaimana menjadi orang tua pendidik di masa Covid-19. Ini adalah jawaban kita," ungkap dia. (Lihat videonya: Inter Tawarkan Messi Rp4,5 Triliun Per Musim, TSzyu Habisi Horn)

Dijelaskan Nadiem, perbedaan mendasar dari modul ini dengan kurikulum sebelumnya, orang tua menjadi komponen inti dari modul ini. "Sehingga jelas hari ini kami kerjain apa, ada tim pakar literasi, pakar numerasi, guru-guru terbaik di Indonesia dan pakar internasional telah menyusun modul-modul ini," ucapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More