Kisah Letkol Tek. YH Yogaswara, Prajurit TNI Penerima Beasiswa LPDP Paling Awal
Jum'at, 01 November 2024 - 13:00 WIB
Letkol Yoga awalnya tidak pernah bercita-cita menjadi tentara. Lahir dari keluarga guru, lulusan Program Studi Fisika di Universitas Padjadjaran ini juga berkeinginan menjadi seorang pendidik. “Rencana karier saya awalnya hanya ingin menjadi dosen,” katanya. Ketika sedang mengikuti seleksi untuk menjadi dosen di Unpad, muncul peluang lain bagi lulusan Fisika, yaitu di Perwira Prajurit Karier TNI.
Saat dihadapkan pada pilihan, Letkol Yoga berada di persimpangan. Atas restu dan nasihat ibunya, ia memutuskan untuk memilih jalan sebagai perwira, “Di keluarga kami belum ada yang menjadi tentara. Jadi akhirnya saya memutuskan melanjutkan karier di TNI dan meninggalkan seleksi dosen di Unpad,” kenangnya.
Dengan latar belakang keilmuan yang kuat, Letkol Yoga ditempatkan dalam posisi sebagai peneliti. Selama 20 tahun menjadi prajurit di TNI Angkatan Udara, ia mengabdikan ilmu yang dimilikinya dalam bidang penelitian, terutama pada pengembangan bom, roket, misil, hingga pesawat tanpa awak.
Baca juga: Kisah Ardi, Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Cum Laude dengan Beasiswa LPDP
Untuk mendukung karier dan kontribusinya, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan beasiswa TNI Angkatan Udara di bidang Aeronautika dan Astronautika dan lulus pada tahun 2013.
Setelah lulus dari KAIST pada 2018, Letkol Yoga yang saat itu berpangkat Kapten, memulai karier akademis sebagai dosen tetap non-organik di Universitas Pertahanan RI. “Sampai saat ini, saya mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan. Ternyata naluri guru masih kuat dalam diri saya,” ujarnya sambil tersenyum.
Saat berkuliah di ITB, Letkol Yoga terlibat dalam proyek kerja sama pengembangan pesawat tempur Korea-Indonesia, KFX-IFX. Kesempatan ini membawanya bertemu dengan seorang profesor dari KAIST yang ahli dalam desain senjata terpandu dan memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi pertahanan di Korea.
Pertemuan tersebut memicu semangat Letkol Yoga untuk belajar lebih mendalam, hingga ia memutuskan mengejar gelar doktor di bidang Aerospace Engineering, khususnya dalam Dinamika, Panduan, dan Kendali Terbang. “Saya pernah mencoba mendaftar program doktoral di Amerika dan Eropa, namun syaratnya sulit dipenuhi, seperti harus berkewarganegaraan negara yang bekerja sama pertahanan dengan Amerika atau NATO,” jelasnya.
Pada 2013, informasi mengenai beasiswa belum sekomprehensif saat ini, bahkan di lingkungan TNI Angkatan Udara. “Saya jujur tidak tahu tentang LPDP waktu itu,” katanya sambil tertawa. Namun, niat Letkol Yoga untuk belajar seakan dijawab takdir ketika beasiswa LPDP baru saja dibuka, dan informasinya sampai ke TNI AU.
Saat dihadapkan pada pilihan, Letkol Yoga berada di persimpangan. Atas restu dan nasihat ibunya, ia memutuskan untuk memilih jalan sebagai perwira, “Di keluarga kami belum ada yang menjadi tentara. Jadi akhirnya saya memutuskan melanjutkan karier di TNI dan meninggalkan seleksi dosen di Unpad,” kenangnya.
Dengan latar belakang keilmuan yang kuat, Letkol Yoga ditempatkan dalam posisi sebagai peneliti. Selama 20 tahun menjadi prajurit di TNI Angkatan Udara, ia mengabdikan ilmu yang dimilikinya dalam bidang penelitian, terutama pada pengembangan bom, roket, misil, hingga pesawat tanpa awak.
Baca juga: Kisah Ardi, Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Cum Laude dengan Beasiswa LPDP
Untuk mendukung karier dan kontribusinya, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan beasiswa TNI Angkatan Udara di bidang Aeronautika dan Astronautika dan lulus pada tahun 2013.
Setelah lulus dari KAIST pada 2018, Letkol Yoga yang saat itu berpangkat Kapten, memulai karier akademis sebagai dosen tetap non-organik di Universitas Pertahanan RI. “Sampai saat ini, saya mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan. Ternyata naluri guru masih kuat dalam diri saya,” ujarnya sambil tersenyum.
Terbang ke Korea Kejar Gelar Doktor
Saat berkuliah di ITB, Letkol Yoga terlibat dalam proyek kerja sama pengembangan pesawat tempur Korea-Indonesia, KFX-IFX. Kesempatan ini membawanya bertemu dengan seorang profesor dari KAIST yang ahli dalam desain senjata terpandu dan memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi pertahanan di Korea.
Pertemuan tersebut memicu semangat Letkol Yoga untuk belajar lebih mendalam, hingga ia memutuskan mengejar gelar doktor di bidang Aerospace Engineering, khususnya dalam Dinamika, Panduan, dan Kendali Terbang. “Saya pernah mencoba mendaftar program doktoral di Amerika dan Eropa, namun syaratnya sulit dipenuhi, seperti harus berkewarganegaraan negara yang bekerja sama pertahanan dengan Amerika atau NATO,” jelasnya.
Pada 2013, informasi mengenai beasiswa belum sekomprehensif saat ini, bahkan di lingkungan TNI Angkatan Udara. “Saya jujur tidak tahu tentang LPDP waktu itu,” katanya sambil tertawa. Namun, niat Letkol Yoga untuk belajar seakan dijawab takdir ketika beasiswa LPDP baru saja dibuka, dan informasinya sampai ke TNI AU.
tulis komentar anda