Sekolah di Jawa Tengah Mulai Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka
Senin, 07 September 2020 - 15:25 WIB
"Iya harus pakai protokol kesehatan, karena untuk saling menjaga dari COVID-19. Saya berharap virusnya segera berakhir dan bisa sekolah seperti biasanya," imbuhnya. (Baca juga: COVID-19 Terus Meningkat, DPR Minta Kemendikbud Waspadai Klaster Pendidikan )
Kepala SMA Pius, Lidwina menuturkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pembelajaran tatap muda sejak tahun ajaran baru. Sehingga segala kebutuhan untuk penetapan protokol kesehatan telah matang.
"Sarana dan prasarana sudah kami siapkan sejak tahun ajaran baru. Mulai ruangan siswa, guru, ruang isolasi, dan sarana dan prasarana seperti cuci tangan, handsanitizer, juga alat cek suhu tubuh," ucapnya.
Jumlah siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran 100 siswa sesuai aturan dari Pemerintah Provinsi. Selain itu, tidak ada aktivitas selain pembelajaran yang dimulai pukul 07.00-11.00 WIB.
"Kantin sekolah tutup. Kami juga kerja sama dengan kelurahan dan pihak terkait untuk mengontrol pedagang yang ada di luar sekolah. Siswa pulang-pergi hanya untuk mereka yang diantar pakai kendaraan pribadi, atau bawa sendiri, dan jalan kaki," jelasnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum menyampaikan ada tujuh sekolah di Jawa Tengah yang melaksanakan simulasi pembalajaran tatap muka.
"Tujuh sekolah itu di Kota Tegal, Wonosobo dan Temanggung. Sekolah itu melaksanakan simulasi selama dua Minggu, setelah itu kita evaluasi hasilnya seperti apa," ujar Padmaningrum.
Untuk masing-masing sekolah tersebut, tambah dia, maksimal 100 siswa yang mengikuti simulasi. Sedangkan siswa yang lain tetap pembelajaran secara daring.
Kepala SMA Pius, Lidwina menuturkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pembelajaran tatap muda sejak tahun ajaran baru. Sehingga segala kebutuhan untuk penetapan protokol kesehatan telah matang.
"Sarana dan prasarana sudah kami siapkan sejak tahun ajaran baru. Mulai ruangan siswa, guru, ruang isolasi, dan sarana dan prasarana seperti cuci tangan, handsanitizer, juga alat cek suhu tubuh," ucapnya.
Jumlah siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran 100 siswa sesuai aturan dari Pemerintah Provinsi. Selain itu, tidak ada aktivitas selain pembelajaran yang dimulai pukul 07.00-11.00 WIB.
"Kantin sekolah tutup. Kami juga kerja sama dengan kelurahan dan pihak terkait untuk mengontrol pedagang yang ada di luar sekolah. Siswa pulang-pergi hanya untuk mereka yang diantar pakai kendaraan pribadi, atau bawa sendiri, dan jalan kaki," jelasnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum menyampaikan ada tujuh sekolah di Jawa Tengah yang melaksanakan simulasi pembalajaran tatap muka.
"Tujuh sekolah itu di Kota Tegal, Wonosobo dan Temanggung. Sekolah itu melaksanakan simulasi selama dua Minggu, setelah itu kita evaluasi hasilnya seperti apa," ujar Padmaningrum.
Untuk masing-masing sekolah tersebut, tambah dia, maksimal 100 siswa yang mengikuti simulasi. Sedangkan siswa yang lain tetap pembelajaran secara daring.
(mpw)
tulis komentar anda