Pendidikan Online di Tengah Corona Beri Tantangan Guru agar Lebih Kreatif
Rabu, 15 April 2020 - 13:45 WIB
Kedua kata Sandra, menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam keterbatasan waktu. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan quality lesson plan dan mengatur langkah-langkah pembelajaran yang detail.
"Guru dan siswa dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuai ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah yang tepat dan akurat. Di sini guru dituntut pula untuk mengatur waktu dengan baik," tuturnya.
Ketiga menurutnya, bagaimana guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi anak-anak didik yang serba berjauhan.
"Ini hanya bisa dilakukan oleh guru yang memiliki visi yg jelas dalam pembelajaran dan mampu menjalin ikatan batin dengan siswa dengan melakukan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator," ungkapnya.
Sedangkan yang keempat kata Sandra, menyampaikan "pesan" untuk menjadi anak yang "tangguh" mengingat dalam kondisi di mana masyarakat sedang diuji secara fisik dan mental akibat penyebaran virus corona.
"Yang berdampak kepada pembelajaran siswa Kharisma Bangsa menjadi serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan berkreasi, sehingga siswa harus mampu beradaptasi dengan hal-hal yang baru," ujarnya.
Di samping peran orang tua siswa dijelaskan Sandra, Guru juga memiliki peran strategis untuk membuat tangguh siswa dengan berusaha memotivasi mereka untuk disiplin belajar, semangat dalam melaksanakan tugas.
"Aktif dalam sesi presentasi, dan menghidupkan interaksi online dengan guru-guru dan teman-teman, dan tetap berusaha berkarya melalui pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar," katanya.
Lebih lanjut menurutnya, mendorong kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah. Guru harus kreatif dalam meramu materi, menggunakan metode yang menyenangkan.
"Dan memberikan tugas-tugas yang dapat menstimulasi siswa untuk bertanya kepada baik kepada guru, teman sekelas, maupun orang tua mereka. Hal ini dapat mendorong kolaborasi antara orang tua dan siswa dalam membantu kebutuhan belajar siswa," tandasnya.
"Guru dan siswa dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuai ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah yang tepat dan akurat. Di sini guru dituntut pula untuk mengatur waktu dengan baik," tuturnya.
Ketiga menurutnya, bagaimana guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi anak-anak didik yang serba berjauhan.
"Ini hanya bisa dilakukan oleh guru yang memiliki visi yg jelas dalam pembelajaran dan mampu menjalin ikatan batin dengan siswa dengan melakukan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator," ungkapnya.
Sedangkan yang keempat kata Sandra, menyampaikan "pesan" untuk menjadi anak yang "tangguh" mengingat dalam kondisi di mana masyarakat sedang diuji secara fisik dan mental akibat penyebaran virus corona.
"Yang berdampak kepada pembelajaran siswa Kharisma Bangsa menjadi serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan berkreasi, sehingga siswa harus mampu beradaptasi dengan hal-hal yang baru," ujarnya.
Di samping peran orang tua siswa dijelaskan Sandra, Guru juga memiliki peran strategis untuk membuat tangguh siswa dengan berusaha memotivasi mereka untuk disiplin belajar, semangat dalam melaksanakan tugas.
"Aktif dalam sesi presentasi, dan menghidupkan interaksi online dengan guru-guru dan teman-teman, dan tetap berusaha berkarya melalui pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar," katanya.
Lebih lanjut menurutnya, mendorong kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah. Guru harus kreatif dalam meramu materi, menggunakan metode yang menyenangkan.
"Dan memberikan tugas-tugas yang dapat menstimulasi siswa untuk bertanya kepada baik kepada guru, teman sekelas, maupun orang tua mereka. Hal ini dapat mendorong kolaborasi antara orang tua dan siswa dalam membantu kebutuhan belajar siswa," tandasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda