Mendikbud: Batik Bermakna Filosofis bagi Masyarakat Indonesia

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 12:10 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. Foto/SINDOnews/Neneng Zubaidah
JAKARTA - Kemarin, Jumat (2/10) adalah Hari Batik Nasional sebagai perayaan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya UNESCO . Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan batik memiliki makna filosofis di tengah masyarakat Indonesia.

Mendikbud menuturkan, batik bukan hanya selembar kain bermotif. Batik, katanya, juga bukan hanya buah karya dan hasil ketekunan para pengrajin dan maestro batik.

"Tapi di dalamnya terkandung makna kehidupan filosofis masyarakat Indonesia. Mulai dari lahir hingga kembali ke hadirat Tuhan. Mulai dari pengaruh alam sekitar hingga ke pengaruh zaman," katanya pada Perayaan Hari Batik Nasional 2020:Mengusung Batik sebagai Branding Bangsa Indonesia melalui streaming Youtube, Jumat (2/10).(Baca juga: Warisan Budaya Dunia Unesco, Sejarah Jalur Rempah Harus Masuk Pembelajaran Sejarah )

Alumnus Harvard ini menjelaskan, batik diturunkan dari generasi ke generasi. Mulai dari pewarnaan simbol dan corak kehidupan. Warisan ini menuangkan kreativitas dan spiritualitas masyarakat Indonesia yang tidak lekang oleh waktu. Maka, ujarnya, sudah sepatutnya batik dijaga sebagai warisan budaya.



Nadiem menuturkan, hari ini adalah perayaan dari upaya pelestarian dan diplomasi budaya 11 tahun lalu yang telah menemui keberhasilan. "UNESCO menetapkan batik masuk dalam daftar warisan budaya takbenda untuk kemanusiaan. Suatu hal yang luar biasa bahwa warisan milik bersama ini adalah katalis kemanusiaan," ucapnya.(Baca juga: Jika Kemendikbud Ingin Sederhanakan Kurikulum, Ini Saran Komisi X DPR )

Menurut Nadiem, kemanusiaan selalu menjadi yang utama dalam upaya nasional pembangunan manusia. Landasan pembangunan SDM, lanjutnya, harus berubah berupa pendekatan kemajuan budaya yang sifatnya tidak hanya melestarikan budaya tradisi tetapi juga menghidupkan interaksi antar budaya untuk memperkaya keberagaman.

Melalui acara ini, Nadiem mengapresiasi inisiatif Yayasan Tjanting Batik Nusantara yang telah menginisiasi pembuatan kain batik sepanjang 74 meter. Presiden Joko Widodo memberi nama batik tersebut sebagai kain Batik Garuda Nusantara.

Diketahui, mahakarya Kain Batik Garuda Nusantara diwujudkan bersama Maestro Batik Nur Cahyo. Menggunakan kain 74 meter tanpa sambungan dengan pembatikan 2 sisi sepanjang 148 meter.

Melibatkan kurang lebih 90 Pembatik dengan total pembuatan sekitar 216.000 jam pembatikan. Menggunakan sekitar 3000 canting dan menggunakan pewarna alam.

Nadiem juga menyambut gembira inisiasi sentra digital batik pasar batik Indonesia yang diberi nama Kuklik Batik. "Semoga pasar digital ini membuka akses seluas-luasnya bagi peminat di Indonesia dan mancanegara agar tidak hanya mengangkat perkonomian tapi juga mendorong edukasi dan pelestarian batik," pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More