Forum Guru Tolak Sekolah Tatap Muka Digelar Awal Januari, Ini Alasannya
Minggu, 20 Desember 2020 - 23:18 WIB
BANDUNG - Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) meminta pemerintah menunda rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pada Januari 2021. Rencana tersebut dinilai belum realistis melihat kasus COVID-19 yang masih tinggi di beberapa wilayah di Indonesia.
Menurut Ketua FAGI Hermawan, pademi COVID-19 masih tinggi, sehingga bila PTM dipaksakan digelar, bisa terjadi penularan virus di antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru. Kondisi ini bisa menimbulkan klaster sekolah yang dibawa dari klaster keluarga. (Baca juga: PJJ Membuka Mata Orang Tua, Guru dan Siswa Pentingnya Peran Digitalisasi )
"Apalagi remaja dan anak-anak dianggap rentan tertular Covid-19. Penularan rentan terjadi saat ruang belajar diramaikan peserta didik. Bahwa, kesehatan mereka lebih penting dibanding urgensi menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah," tegas Iwan, Minggu (20/12/2020).
Apalagi, kata dia, banyak guru berusia 50 tahun ke atas dan sangat rentan terhadap penularan Covid 19. Belum lagi guru yang memiliki penyakit bawaan. Namun karena rasa tanggung jawab dan kepatuhan terhadap pimpinan, mereka akan memaksakan hadir ke sekolah walaupun Covid-19 mengancam jiwanya.
"Guru juga ingin menyelesaikan tugas mengajarnya sampai pensiun dan menikmati masa pensiunnya dengan bahagia," tegas Iwan. (Baca juga: Intip Rahasia Kuasai Matematika dari Fisikawan Yohanes Surya )
Lebih lanjut Iwan menjelaskan, dalam pelaksanaanya sekolah tidak dapat melaksanakan PTM seluruhnya. Nanti siswa bergantian antara PTM dan PJJ. Hal ini akan lebih merepotkan siswa dan guru. Guru akan lebih repot karena harus menyiapkan media pembelajaran PTM dan PJJ apalagi ada beban dalam satu kelas dibagi 2 sehingga harus mengajar 2 kali dalam satu kelas dalam sehari.
Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia yang melibatkan sekitar 15 ribu siswa di Indonesia menemukan, kondisi psikologis siswa yang mengikuti PJJ justru lebih baik dibandingkan mereka yang mengikuti pembelajaran secara tatap muka. PJJ juga ditemukan tidak menimbulkan stres yang lebih tinggi daripada metode pembelajaran lainnya.
Menurut Ketua FAGI Hermawan, pademi COVID-19 masih tinggi, sehingga bila PTM dipaksakan digelar, bisa terjadi penularan virus di antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru. Kondisi ini bisa menimbulkan klaster sekolah yang dibawa dari klaster keluarga. (Baca juga: PJJ Membuka Mata Orang Tua, Guru dan Siswa Pentingnya Peran Digitalisasi )
"Apalagi remaja dan anak-anak dianggap rentan tertular Covid-19. Penularan rentan terjadi saat ruang belajar diramaikan peserta didik. Bahwa, kesehatan mereka lebih penting dibanding urgensi menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah," tegas Iwan, Minggu (20/12/2020).
Apalagi, kata dia, banyak guru berusia 50 tahun ke atas dan sangat rentan terhadap penularan Covid 19. Belum lagi guru yang memiliki penyakit bawaan. Namun karena rasa tanggung jawab dan kepatuhan terhadap pimpinan, mereka akan memaksakan hadir ke sekolah walaupun Covid-19 mengancam jiwanya.
"Guru juga ingin menyelesaikan tugas mengajarnya sampai pensiun dan menikmati masa pensiunnya dengan bahagia," tegas Iwan. (Baca juga: Intip Rahasia Kuasai Matematika dari Fisikawan Yohanes Surya )
Lebih lanjut Iwan menjelaskan, dalam pelaksanaanya sekolah tidak dapat melaksanakan PTM seluruhnya. Nanti siswa bergantian antara PTM dan PJJ. Hal ini akan lebih merepotkan siswa dan guru. Guru akan lebih repot karena harus menyiapkan media pembelajaran PTM dan PJJ apalagi ada beban dalam satu kelas dibagi 2 sehingga harus mengajar 2 kali dalam satu kelas dalam sehari.
Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia yang melibatkan sekitar 15 ribu siswa di Indonesia menemukan, kondisi psikologis siswa yang mengikuti PJJ justru lebih baik dibandingkan mereka yang mengikuti pembelajaran secara tatap muka. PJJ juga ditemukan tidak menimbulkan stres yang lebih tinggi daripada metode pembelajaran lainnya.
(mpw)
tulis komentar anda