Mahasiswa Kedokteran Universitas Malahayati Raih Prestasi Nasional
Senin, 28 Desember 2020 - 01:44 WIB
JAKARTA - Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati , Bandar Lampung, berhasil menempatkan mahasiswanya dalam jajaran lulusan terbaik nasional dalaml Uji Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter (UKMPPD) yang berlangsung pada November 2020. Hal itu menjadi pembuktian kualitas pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
"Kami sangat bangga dengan prestasi tersebut," kata Rektor Universitas Malahayati Achmad Farich dalam keterangan tertulis, Senin (28/12/2020).
Farich berharap prestasi seperti itu bisa terus dilanjutkan oleh Universitas Malahayati. "Ini menjadi pemicu semangat bagi kampus, juga untuk seluruh program studi lainnya," kata Farich. "Apalagi Fakultas Kedokteran sudah beberapa kali mengukir prestasi," imbuhnya. (
)
Pernyataan rektor tersebut diamini oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Toni Prasetya.
"Suatu kebanggaan buat kita bila melihat anak-anak didik kita berhasil meraih prestasi terbaiknya, apalagi di tingkat ujian nasional. Mahasiswa lain dapat menjadikan prestasi temannya sebagai motivasi belajar yang lebih giat lagi, siapkan yang terbaik yang bisa kita kerjakan," katanya.
Salah satu mahasiswa kedokteran yang berprestasi tersebut adalah I Made Gede Dwi Iswara. Putra Bali yang kuliah di Universitas Malahayati Bandar Lampung ini mengatakan kunci utama untuk meraih prestasi ini terletak pada kemauan sendiri. "Harus memiliki tekad yang kuat untuk belajar. Selain belajar mandiri, saya juga ikut bimbingan belajar persiapan UKMPPD. Saya terus belajar dan berlatih," ungkapnya.
Hasilnya, Dwi Iswara mengawalinya dengan meraih prestasi peringkat terbaik pertama di Universitas Malahayati dan mendapat peringkat 4 nasional yang bersanding dengan universitas negeri sekelas Universitas Padjajaran dan Universitas Dipenogoro. ( )
"Saya bangga dapat mendapatkan pendidikan kedokteran saya di Universitas Malahayati. Menurut saya FK Malahayati memiliki pengajar sangat kompeten serta fasilitas yang sangat memadai untuk kompetensi kedokteran," imbuh Dwi.
Menurut Dwi, menjalankan pendidikan dan belajar bukan karena terpaksa melainkan merasa butuh akan keilmuan. "Saya menjadikannya sebagai kebutuhan, karena kelak kita telah menjadi dokter kita akan menghadapi pasien nyata dan di sanalah kompetensi sebagai dokter yang berguna dalam penanganan pasien. Terus banggakan orang tua, jaga terus kehormatan almamater kebanggaan kita," ungkap Dwi.
"Kami sangat bangga dengan prestasi tersebut," kata Rektor Universitas Malahayati Achmad Farich dalam keterangan tertulis, Senin (28/12/2020).
Farich berharap prestasi seperti itu bisa terus dilanjutkan oleh Universitas Malahayati. "Ini menjadi pemicu semangat bagi kampus, juga untuk seluruh program studi lainnya," kata Farich. "Apalagi Fakultas Kedokteran sudah beberapa kali mengukir prestasi," imbuhnya. (
Baca Juga
Pernyataan rektor tersebut diamini oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Toni Prasetya.
"Suatu kebanggaan buat kita bila melihat anak-anak didik kita berhasil meraih prestasi terbaiknya, apalagi di tingkat ujian nasional. Mahasiswa lain dapat menjadikan prestasi temannya sebagai motivasi belajar yang lebih giat lagi, siapkan yang terbaik yang bisa kita kerjakan," katanya.
Salah satu mahasiswa kedokteran yang berprestasi tersebut adalah I Made Gede Dwi Iswara. Putra Bali yang kuliah di Universitas Malahayati Bandar Lampung ini mengatakan kunci utama untuk meraih prestasi ini terletak pada kemauan sendiri. "Harus memiliki tekad yang kuat untuk belajar. Selain belajar mandiri, saya juga ikut bimbingan belajar persiapan UKMPPD. Saya terus belajar dan berlatih," ungkapnya.
Hasilnya, Dwi Iswara mengawalinya dengan meraih prestasi peringkat terbaik pertama di Universitas Malahayati dan mendapat peringkat 4 nasional yang bersanding dengan universitas negeri sekelas Universitas Padjajaran dan Universitas Dipenogoro. ( )
"Saya bangga dapat mendapatkan pendidikan kedokteran saya di Universitas Malahayati. Menurut saya FK Malahayati memiliki pengajar sangat kompeten serta fasilitas yang sangat memadai untuk kompetensi kedokteran," imbuh Dwi.
Menurut Dwi, menjalankan pendidikan dan belajar bukan karena terpaksa melainkan merasa butuh akan keilmuan. "Saya menjadikannya sebagai kebutuhan, karena kelak kita telah menjadi dokter kita akan menghadapi pasien nyata dan di sanalah kompetensi sebagai dokter yang berguna dalam penanganan pasien. Terus banggakan orang tua, jaga terus kehormatan almamater kebanggaan kita," ungkap Dwi.
tulis komentar anda