Pemerintah Diminta Permudah Masyarakat Belajar dan Bekerja dari Rumah
Kamis, 14 Mei 2020 - 23:00 WIB
JAKARTA - Akibat ancaman penyebaran Covid-19 atau virus Corona dan pemberlakuan pembatasan sosial, hampir semua kegiatan masyarakat dilakukan secara berjarak dari rumah. Termasuk kegiatan belajar-mengajar untuk tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.
Semuanya menerapkan belajar secara daring agar tetap memenuhi kurikulum yang sudah ditargetkan. Namun, tidak semua daerah yang infrastruktur kegiatan daring atau onlinenya telah cukup memadai digunakan oleh masyarakat.
(Baca juga: Kemendikbud Diminta Perhatikan Peta Zona Corona ketika Kembali Buka Sekolah)
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho menilai, hal ini harus mendapat perhatian agar kegiatan pendidikan yang dilakukan secara Work From Home (WFH) bisa berjalan dengan baik.
"Infrastruktur ketersediaan koneksi internet yang mudah, murah, bahkan gratis di sejumlah area publik, hal ini menurut saya sangat penting bagi para pelajar dan mahasiswa khususnya yang membutuhkan bantuan. Pemerintah dan pihak-pihak terkait yang peduli isu pendidikan harusnya bisa melakukan sesuatu untuk hal tersebut terwujud," kata Dimas saat berdiskusi daring pada acara Kolaborasi Positif, Kamis (14/5/2020).
Dimas menyebutkan, semakin bertambahnya kasus kesulitan mendapatkan sinyal bagi pelajar dan mahasiswa saat harus belajar dari rumahnya masing-masing. Bahkan ada korban yang jatuh sebagaimana kasus seorang mahasiswa di Sulawesi Selatan yang meninggal dunia saat memanjat menara masjid untuk mencari sinyal guna mengirim tugas kuliah.
"Ada kepala desa di Flores yang harus memenjat pohon berjam-jam guna rapat dengan kepala daerah. Ada guru yang tiap hari selama WFH ini harus muter-muter datang ke rumah masing-masing murid untuk tetap memastikan kegiatan belajar-mengajar seperti yang terjadi di Jawa Timur, Yogya dan Jawa Barat," ujar doktor antropologi politik alumni UNSW Sydney ini.
"Akibat murid-muridnya kesulitan mendapat koneksi internet. Banyak cerita di daerah di Jawa ini di mana para muridnya harus naik ke atas bukit yang tinggi untuk mencari sinyal," tambahnya.
Dimas yang juga koordinator Gerakan AMPUH (Anak Muda Punya Usaha) mengharapkan, pemerintah melalui Telkom dapat menyediakan koneksi internet gratis di zona-zona publik seperti kantor kecamatan, kelurahan dan rumah ibadah khususnya di daerah-daerah pinggir dan sulit internet.
Semuanya menerapkan belajar secara daring agar tetap memenuhi kurikulum yang sudah ditargetkan. Namun, tidak semua daerah yang infrastruktur kegiatan daring atau onlinenya telah cukup memadai digunakan oleh masyarakat.
(Baca juga: Kemendikbud Diminta Perhatikan Peta Zona Corona ketika Kembali Buka Sekolah)
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho menilai, hal ini harus mendapat perhatian agar kegiatan pendidikan yang dilakukan secara Work From Home (WFH) bisa berjalan dengan baik.
"Infrastruktur ketersediaan koneksi internet yang mudah, murah, bahkan gratis di sejumlah area publik, hal ini menurut saya sangat penting bagi para pelajar dan mahasiswa khususnya yang membutuhkan bantuan. Pemerintah dan pihak-pihak terkait yang peduli isu pendidikan harusnya bisa melakukan sesuatu untuk hal tersebut terwujud," kata Dimas saat berdiskusi daring pada acara Kolaborasi Positif, Kamis (14/5/2020).
Dimas menyebutkan, semakin bertambahnya kasus kesulitan mendapatkan sinyal bagi pelajar dan mahasiswa saat harus belajar dari rumahnya masing-masing. Bahkan ada korban yang jatuh sebagaimana kasus seorang mahasiswa di Sulawesi Selatan yang meninggal dunia saat memanjat menara masjid untuk mencari sinyal guna mengirim tugas kuliah.
"Ada kepala desa di Flores yang harus memenjat pohon berjam-jam guna rapat dengan kepala daerah. Ada guru yang tiap hari selama WFH ini harus muter-muter datang ke rumah masing-masing murid untuk tetap memastikan kegiatan belajar-mengajar seperti yang terjadi di Jawa Timur, Yogya dan Jawa Barat," ujar doktor antropologi politik alumni UNSW Sydney ini.
"Akibat murid-muridnya kesulitan mendapat koneksi internet. Banyak cerita di daerah di Jawa ini di mana para muridnya harus naik ke atas bukit yang tinggi untuk mencari sinyal," tambahnya.
Dimas yang juga koordinator Gerakan AMPUH (Anak Muda Punya Usaha) mengharapkan, pemerintah melalui Telkom dapat menyediakan koneksi internet gratis di zona-zona publik seperti kantor kecamatan, kelurahan dan rumah ibadah khususnya di daerah-daerah pinggir dan sulit internet.
tulis komentar anda