6 Mahasiswa UNAIR Raih Penghargaan Best Sosial Project di Istanbul Youth Summit
Jum'at, 23 April 2021 - 23:23 WIB
Mereka berharap manfaat jangka panjangnya dengan adanya aplikasi tersebut masyarakat bisa saling bersimbiosis. Pelaku usaha dapat menaikkan omset mereka, dan masyarakat juga dapat terbantu dengan adanya aplikasi ini.
Ditanya perihal motivasi keikutsertaannya, Dimas bercerita ia awalnya hanya ingin membuka jaringan baru dan menambah pengalaman.
“Awalnya sederhana, mengikuti kompetisi seperti ini itu dapat membuka jaringan baru, menambah teman baru, menambah pengalaman, serta menambah portofolio di CV kita. Selain itu, pada zaman sekarang kita realistis saja bahwa bekerja itu tidak hanya dinilai dari IP, tapi juga dari pengalaman dan juga softskill yang kita miliki,” ujarnya.
Persiapan menuju kompetisi itupun bukannya tanpa tantangan. Memulai projek sosial di kala pandemi dan dengan waktu yang singkat, Dimas dan tim selalu mengadakan rapat setiap minggu dua kali untuk membahas konsep yang akan diusung.
Selain itu, Dimas dan tim juga berusaha untuk membuat blueprint atau desain dari aplikasi tersebut. Sehingga, dapat dipresentasikan saat konferensi berlangsung. Perjuangan mereka itupun terbayar tuntas dengan meraih penghargaan Best Social Project mengalahkan peserta nasional maupun internasional.
Melalui raihannya tersebut, Dimas ingin menyampaikan pesan penting bagi mahasiswa untuk selalu memanfaatkan peluang yang ada, serta selalu mengembangkan bakat atau kemampuan yang dimiliki agar menjadi potensi yang besar guna mengaktualisasikan diri.
Konferensi internasional itu menjadi salah satu gelaran tahunan yang digagas oleh Youth Break the Boundaries (YBB). Tujuannya untuk membangun jiwa kepemimpinan pemuda di masa depan, dengan memberikan pendekatan moral dan menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai karakter kebangsaan, serta membuka cakrawala baru pendidikan dan budaya internasional bagi generasi muda.
Ditanya perihal motivasi keikutsertaannya, Dimas bercerita ia awalnya hanya ingin membuka jaringan baru dan menambah pengalaman.
“Awalnya sederhana, mengikuti kompetisi seperti ini itu dapat membuka jaringan baru, menambah teman baru, menambah pengalaman, serta menambah portofolio di CV kita. Selain itu, pada zaman sekarang kita realistis saja bahwa bekerja itu tidak hanya dinilai dari IP, tapi juga dari pengalaman dan juga softskill yang kita miliki,” ujarnya.
Persiapan menuju kompetisi itupun bukannya tanpa tantangan. Memulai projek sosial di kala pandemi dan dengan waktu yang singkat, Dimas dan tim selalu mengadakan rapat setiap minggu dua kali untuk membahas konsep yang akan diusung.
Selain itu, Dimas dan tim juga berusaha untuk membuat blueprint atau desain dari aplikasi tersebut. Sehingga, dapat dipresentasikan saat konferensi berlangsung. Perjuangan mereka itupun terbayar tuntas dengan meraih penghargaan Best Social Project mengalahkan peserta nasional maupun internasional.
Melalui raihannya tersebut, Dimas ingin menyampaikan pesan penting bagi mahasiswa untuk selalu memanfaatkan peluang yang ada, serta selalu mengembangkan bakat atau kemampuan yang dimiliki agar menjadi potensi yang besar guna mengaktualisasikan diri.
Konferensi internasional itu menjadi salah satu gelaran tahunan yang digagas oleh Youth Break the Boundaries (YBB). Tujuannya untuk membangun jiwa kepemimpinan pemuda di masa depan, dengan memberikan pendekatan moral dan menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai karakter kebangsaan, serta membuka cakrawala baru pendidikan dan budaya internasional bagi generasi muda.
(mpw)
tulis komentar anda