Wujudkan Generasi Pembelajar untuk Menangi Persaingan di Masa Datang
Minggu, 02 Mei 2021 - 14:23 WIB
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sejak awal pandemi COVID-19 hingga Februari 2021 sudah lebih dari 150 anak putus sekolah karena menikah dan bekerja.
Dengan sejumlah program pendidikan yang telah dipersiapkan oleh pemerintah itu, tambah Rerie, diharapkan mampu mengatasi sejumlah kendala dalam proses belajar di lapangan.
Selain itu, ujarnya, upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan UUD 1945, kepada generasi penerus merupakan langkah penting untuk membentuk bangsa yang berkarakter kuat.
Meski begitu, diakui Rerie, saat ini sebagian masyarakat kita bukan pembelajar yang baik, bahkan terkesan enggan belajar untuk menjadi lebih baik.
Hal itu terlihat dalam kasus pengendalian Covid-19 di tanah air misalnya. Menurut Rerie, seharusnya peristiwa gelombang tsunami kasus positif Covid-19 di India bisa diambil sebagai pelajaran, sehingga masyarakat di Indonesia meningkatkan disiplin protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dengan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, untuk mencegah terjadinya hal serupa di Indonesia.
Namun, tambah anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sebagian masyarakat kita mengabaikan pelajaran dari India itu.
Jelang Idul Fitri, ujarnya, sejumlah pasar padat pengunjung tanpa menjaga jarak mengabaikan protokol kesehatan.
Sejumlah klaster baru penyebaran Covid-19 pun bermunculan, seperti klaster buka puasa bersama, klaster ziarah, dan klaster acara pernikahan.
Belum lagi, tambahnya, sejumlah pelanggaran kebijakan pengendalian Covid-19 yang dilakukan dengan sengaja demi kepentingan pribadi, seperti kasus penggunaan alat swab bekas dan mafia karantina.
Dengan sejumlah program pendidikan yang telah dipersiapkan oleh pemerintah itu, tambah Rerie, diharapkan mampu mengatasi sejumlah kendala dalam proses belajar di lapangan.
Selain itu, ujarnya, upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan UUD 1945, kepada generasi penerus merupakan langkah penting untuk membentuk bangsa yang berkarakter kuat.
Meski begitu, diakui Rerie, saat ini sebagian masyarakat kita bukan pembelajar yang baik, bahkan terkesan enggan belajar untuk menjadi lebih baik.
Hal itu terlihat dalam kasus pengendalian Covid-19 di tanah air misalnya. Menurut Rerie, seharusnya peristiwa gelombang tsunami kasus positif Covid-19 di India bisa diambil sebagai pelajaran, sehingga masyarakat di Indonesia meningkatkan disiplin protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dengan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, untuk mencegah terjadinya hal serupa di Indonesia.
Namun, tambah anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sebagian masyarakat kita mengabaikan pelajaran dari India itu.
Jelang Idul Fitri, ujarnya, sejumlah pasar padat pengunjung tanpa menjaga jarak mengabaikan protokol kesehatan.
Sejumlah klaster baru penyebaran Covid-19 pun bermunculan, seperti klaster buka puasa bersama, klaster ziarah, dan klaster acara pernikahan.
Belum lagi, tambahnya, sejumlah pelanggaran kebijakan pengendalian Covid-19 yang dilakukan dengan sengaja demi kepentingan pribadi, seperti kasus penggunaan alat swab bekas dan mafia karantina.
tulis komentar anda