Mau Kuliah di Rusia? Simak Dulu Pengalaman Kuliah Alumni Unair Ini
Sabtu, 26 Juni 2021 - 15:01 WIB
Bahasa Rusia yang tergolong rumpun Indo-Eropa, menjadikannya memiliki banyak kategori yang rumit. “Namun, bagi saya itu adalah tantangan,” ucap Rizal.
Rizal memang baru menempuh pendidikan magister di Rusia sejak tahun 2020. Namun, setahun sebelumnya ia telah berada di sana untuk mengikuti kelas persiapan. Selama 2 tahun berada di Rusia, Rizal menghadapi tantangan sisi bahasa dan kultur masyarakat. Dimana, masyarakat Rusia yang cukup dingin namun bukan berarti cuek.
Dinginnya masyarakat Rusia yakni tidak mau mencampuri urusan orang lain selama tidak dilibatkan guna menghormati batas privasi. Itulah yang dipelajari Rizal dari Rusia, di samping ia jatuh cinta pada masyarakatnya yang sangat memperhatikan bahasa mereka. Tantangan lain, yakni musim dingin yang puncaknya di Bulan Desember hingga Februari. Suhu minus 35 derajat celcius.
Diungkap oleh Rizal, bahwa ia pernah ditatap dengan mata melotot oleh sekuriti saat mengembalikan kunci kepadanya (sekuriti, Red) dengan tersenyum. “Tersenyum pada orang yang tidak dikenal itu hal yang aneh di Rusia,” paparnya.
Selain berkuliah, ia juga tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira), sebagai staf Kajian Strategis. Selain itu, ia sebagai penyiar di program Sehari Bersama Rusia (Siberia) dan Asisten Manager di Radio Perhimpunan Pelajar Indonesia di Dunia (Radio PPI Dunia).
Kesibukannya itu, tidak menjadi halangan bagi Rizal. Keduanya membuatnya semakin mengenal Rusia. “Sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma,”ungkapnya.
Terakhir, ia juga menuturkan bahwa beberapa alumni Unair juga pernah studi di Rusia. Banyak beasiswa yang bisa digunakan. Informasi dapat ditemukan pada facebook Pusat Kebudayaan Rusia, atau instagram @permiraofficial, serta laman education-in-russia.com.
Pelamar beasiswa, harus memperhatikan informasi jurusan dan kampus secara terperinci. Hal itu karena program studi di Rusia sangat spesifik.
“Saran saya, jangan hanya baca informasi laman kampus yang berbahasa Inggris, karena informasinya tidak cukup lengkap. Kita perlu baca yang berbahasa Rusia, tapi terjemahkan di aplikasi penerjemahan yang kita punya, itu lebih baik,” pungkasnya.
Rizal memang baru menempuh pendidikan magister di Rusia sejak tahun 2020. Namun, setahun sebelumnya ia telah berada di sana untuk mengikuti kelas persiapan. Selama 2 tahun berada di Rusia, Rizal menghadapi tantangan sisi bahasa dan kultur masyarakat. Dimana, masyarakat Rusia yang cukup dingin namun bukan berarti cuek.
Dinginnya masyarakat Rusia yakni tidak mau mencampuri urusan orang lain selama tidak dilibatkan guna menghormati batas privasi. Itulah yang dipelajari Rizal dari Rusia, di samping ia jatuh cinta pada masyarakatnya yang sangat memperhatikan bahasa mereka. Tantangan lain, yakni musim dingin yang puncaknya di Bulan Desember hingga Februari. Suhu minus 35 derajat celcius.
Diungkap oleh Rizal, bahwa ia pernah ditatap dengan mata melotot oleh sekuriti saat mengembalikan kunci kepadanya (sekuriti, Red) dengan tersenyum. “Tersenyum pada orang yang tidak dikenal itu hal yang aneh di Rusia,” paparnya.
Selain berkuliah, ia juga tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira), sebagai staf Kajian Strategis. Selain itu, ia sebagai penyiar di program Sehari Bersama Rusia (Siberia) dan Asisten Manager di Radio Perhimpunan Pelajar Indonesia di Dunia (Radio PPI Dunia).
Kesibukannya itu, tidak menjadi halangan bagi Rizal. Keduanya membuatnya semakin mengenal Rusia. “Sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma,”ungkapnya.
Terakhir, ia juga menuturkan bahwa beberapa alumni Unair juga pernah studi di Rusia. Banyak beasiswa yang bisa digunakan. Informasi dapat ditemukan pada facebook Pusat Kebudayaan Rusia, atau instagram @permiraofficial, serta laman education-in-russia.com.
Pelamar beasiswa, harus memperhatikan informasi jurusan dan kampus secara terperinci. Hal itu karena program studi di Rusia sangat spesifik.
“Saran saya, jangan hanya baca informasi laman kampus yang berbahasa Inggris, karena informasinya tidak cukup lengkap. Kita perlu baca yang berbahasa Rusia, tapi terjemahkan di aplikasi penerjemahan yang kita punya, itu lebih baik,” pungkasnya.
tulis komentar anda