Penerima Beasiswa Santri Berprestasi Dibekali Wawasan Kebangsaan dan Moderasi
Minggu, 26 September 2021 - 17:10 WIB
JAKARTA - Sejak 2004, Kemenag menggulirkan Program Beasiswa Santri Berprestasi (BPSB). Program ini telah melahirkan ribuan sarjana santri. Selain perkuliahan di berbagai perguruan tinggi, para penerima beasiswa santri ini juga mendapat pembekalan tentang wawasan kebangsaan dan penguatan moderasi beragama.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Waryono Abdul Ghofur menyampaikan, santri-santri yang sedang menempuh studi di Perguruan Tinggi hendaknya selalu berpegang teguh pada ajaran Rasulullah untuk menghindari sikap berlebih-lebihan.
"Rasulullah menyampaikan tentang (konsep) ad-diinul haniif, cara beragama yang moderat dan tidak tathorruf, tidak melangkahi batas dalam keyakinan ataupun perilaku," kata Waryono seperti dilansir dari laman resmi Kemenag, Minggu (26/9/2021).
Giat ini diikuti puluhan santri penerima PBSB Kemenag RI. Pembinaan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sikap tatharruf atau berlebih-lebihan dalam beragama, lanjut Waryono, akan menggiring kepada ekstremisme, tepatnya menerapkan agama secara kaku dan keras hingga melewati batas kewajaran baik dalam pendapat atau perbuatan.
Sebaliknya, Waryono berharap agar para Mahasantri dapat berfikir lebih luas dalam memahami agama. Waryono minta mahasantri tidak hanya berkutat pada ranah furu'iyah, tetapi mampu menerjemahkan pesan-pesan agama dalam misi kemanusiaan dan keadilan sosial.
"Karena bangsa ini adalah bangsa terbuka sejak tempo dulu, jauh sebelum era kemerdekaan. Masalah ikhtilaf furu'iyah itu sudah selesai dengan sikap keterbukaan. Nah untuk saat ini kita harus lebih fokus mengurusi masalah sosial, ekonomi, dan pengembangan ilmu pengetahuan," tuturnya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Waryono Abdul Ghofur menyampaikan, santri-santri yang sedang menempuh studi di Perguruan Tinggi hendaknya selalu berpegang teguh pada ajaran Rasulullah untuk menghindari sikap berlebih-lebihan.
Baca Juga
"Rasulullah menyampaikan tentang (konsep) ad-diinul haniif, cara beragama yang moderat dan tidak tathorruf, tidak melangkahi batas dalam keyakinan ataupun perilaku," kata Waryono seperti dilansir dari laman resmi Kemenag, Minggu (26/9/2021).
Giat ini diikuti puluhan santri penerima PBSB Kemenag RI. Pembinaan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sikap tatharruf atau berlebih-lebihan dalam beragama, lanjut Waryono, akan menggiring kepada ekstremisme, tepatnya menerapkan agama secara kaku dan keras hingga melewati batas kewajaran baik dalam pendapat atau perbuatan.
Sebaliknya, Waryono berharap agar para Mahasantri dapat berfikir lebih luas dalam memahami agama. Waryono minta mahasantri tidak hanya berkutat pada ranah furu'iyah, tetapi mampu menerjemahkan pesan-pesan agama dalam misi kemanusiaan dan keadilan sosial.
Baca Juga
"Karena bangsa ini adalah bangsa terbuka sejak tempo dulu, jauh sebelum era kemerdekaan. Masalah ikhtilaf furu'iyah itu sudah selesai dengan sikap keterbukaan. Nah untuk saat ini kita harus lebih fokus mengurusi masalah sosial, ekonomi, dan pengembangan ilmu pengetahuan," tuturnya.
tulis komentar anda