Plt Dirjen Dikti Lepas 3.923 Mahasiswa Unej Ikuti Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
Selasa, 28 September 2021 - 21:43 WIB
“Ada 3.923 mahasiswa kita yang akan belajar dan magang di berbagai kampus dan instansi, sebaliknya kita menerima 2.261 mahasiswa dari 94 PTN dan PTS lain dari seluruh Indonesia,” jelas Prof. Slamin.
Menurut guru besar teori Graph ini, dari data yang ada kebanyakan mahasiswa Universitas Jember memilih program pertukaran mahasiswa. Sementara sisanya memilih program magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, riset independen, KKN tematik, program membangun desa, serta yang terbaru adalah program Pejuang Muda hasil kolaborasi dengan Kemensos RI.
“Dari 3.923 mahasiswa Universitas Jember peserta program MBKM, ada 2.235 mahasiswa yang memilih kuliah di kampus lain baik di dalam negeri maupun luar negeri melalui program pertukaran mahasiswa. Sedangkan untuk program Pejuang Muda Kemensos sudah ada 305 pendaftar,” imbuh Prof. Slamin.
Rektor Universitas Jember mengharapkan Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) sebagai pembina program MBKM di Universitas Jember terus meningkatkan sinergi dengan dosen dan mahasiswa, mengingat animo mahasiswa mengikuti program MBKM cukup tinggi.
“Untuk semester genap tahun akademik 2021/2022 yang akan datang saja sudah ada 1.415 mahasiswa yang mendaftarkan diri dan akan terus bertambah. Oleh karena itu perlu kerja sama dengan semua pihak agar program MBKM di Universitas Jember berjalan sukses,” tutur Iwan Taruna.
Dampak positif mengikuti program MBKM diceritakan secara daring oleh Retalia Risma Sari, mahasiswi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian yang magang di PT. Pupuk Kaltim. Selain memperoleh pengalaman kerja dan membangun jejaring, Retalia kini mulai menapaki langkah berwirausaha menjadi distributor pupuk produksi PT. Pupuk Kaltim.
“Alhamdulillah, hasil magang di PT. Pupuk Kaltim selama enam bulan selain bisa mengetahui seluk beluk bisnis pupuk saya juga dipercaya menjadi distributor produk PT. Pupuk Kaltim,” cerita mahasiswi angkatan 2017 ini.
Kisah senada juga diungkapkan oleh Dave Sugiharto, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang magang di jasa konsultasi kesehatan melalui laman Halodoc. Begitu magang, Dave jadi tahu bagaimana cara memberikan konsultasi kesehatan kepada pelanggan. Sementara itu Muhammad Nu’man dari Program Studi Pendidikan IPA FKIP bersama kawan-kawannya memilih mengikuti Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dengan membangun Rumah Belajar di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Jember.
Pengalaman menempuh kuliah di PTN lain sambil mempelajari budaya lokal lantas disampaikan oleh Nana Mardiyana yang belajar di tiga PTN sekaligus, yakni di Institut Pertanian Bogor, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan Universitas Tadulako, Palu. Tidak hanya belajar di perguruan tinggi di dalam negeri, program MBKM memfasilitasi mahasiswa untuk kuliah di luar negeri.
“Saya sangat bersyukur, melalui program Kredit Transfer Internasional yang ada di program MBKM saya bisa merasakan kuliah di Flensburg University of Applied Science di Jerman, sehingga memotivasi saya untuk mendapatkan beasiswa guna studi lanjut di Jerman,” kata Yayuk Fatmawati, mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP.
Menurut guru besar teori Graph ini, dari data yang ada kebanyakan mahasiswa Universitas Jember memilih program pertukaran mahasiswa. Sementara sisanya memilih program magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, riset independen, KKN tematik, program membangun desa, serta yang terbaru adalah program Pejuang Muda hasil kolaborasi dengan Kemensos RI.
“Dari 3.923 mahasiswa Universitas Jember peserta program MBKM, ada 2.235 mahasiswa yang memilih kuliah di kampus lain baik di dalam negeri maupun luar negeri melalui program pertukaran mahasiswa. Sedangkan untuk program Pejuang Muda Kemensos sudah ada 305 pendaftar,” imbuh Prof. Slamin.
Rektor Universitas Jember mengharapkan Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) sebagai pembina program MBKM di Universitas Jember terus meningkatkan sinergi dengan dosen dan mahasiswa, mengingat animo mahasiswa mengikuti program MBKM cukup tinggi.
“Untuk semester genap tahun akademik 2021/2022 yang akan datang saja sudah ada 1.415 mahasiswa yang mendaftarkan diri dan akan terus bertambah. Oleh karena itu perlu kerja sama dengan semua pihak agar program MBKM di Universitas Jember berjalan sukses,” tutur Iwan Taruna.
Dampak positif mengikuti program MBKM diceritakan secara daring oleh Retalia Risma Sari, mahasiswi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian yang magang di PT. Pupuk Kaltim. Selain memperoleh pengalaman kerja dan membangun jejaring, Retalia kini mulai menapaki langkah berwirausaha menjadi distributor pupuk produksi PT. Pupuk Kaltim.
“Alhamdulillah, hasil magang di PT. Pupuk Kaltim selama enam bulan selain bisa mengetahui seluk beluk bisnis pupuk saya juga dipercaya menjadi distributor produk PT. Pupuk Kaltim,” cerita mahasiswi angkatan 2017 ini.
Kisah senada juga diungkapkan oleh Dave Sugiharto, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang magang di jasa konsultasi kesehatan melalui laman Halodoc. Begitu magang, Dave jadi tahu bagaimana cara memberikan konsultasi kesehatan kepada pelanggan. Sementara itu Muhammad Nu’man dari Program Studi Pendidikan IPA FKIP bersama kawan-kawannya memilih mengikuti Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dengan membangun Rumah Belajar di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Jember.
Pengalaman menempuh kuliah di PTN lain sambil mempelajari budaya lokal lantas disampaikan oleh Nana Mardiyana yang belajar di tiga PTN sekaligus, yakni di Institut Pertanian Bogor, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan Universitas Tadulako, Palu. Tidak hanya belajar di perguruan tinggi di dalam negeri, program MBKM memfasilitasi mahasiswa untuk kuliah di luar negeri.
“Saya sangat bersyukur, melalui program Kredit Transfer Internasional yang ada di program MBKM saya bisa merasakan kuliah di Flensburg University of Applied Science di Jerman, sehingga memotivasi saya untuk mendapatkan beasiswa guna studi lanjut di Jerman,” kata Yayuk Fatmawati, mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP.
tulis komentar anda