Keren, Tim Spektronics ITS Sabet 2 Juara di Ajang Internasional
Senin, 25 Oktober 2021 - 11:37 WIB
Spektronics N1 memiliki inovasi dalam model turbin, yaitu dengan membuat 3D pelton water turbine yang bekerja sama dengan Tridiku Surabaya. “Kemudian, kami menggunakan idler gear untuk mengubah arah rotasi gear pada rotary pusher, jadi roda dan rotary pusher memiliki arah rotasi yang berbeda,” katanya melalui siaran pers, Senin (25/10/2021).
Guna menjawab tantangan, Wahyu menuturkan, N1 menggunakan reaksi konsentrasi tinggi untuk menghasilkan oksigen tetapi masih di range aman untuk menghasilkan tekanan tinggi. Dari gas yang bertekanan tinggi itu akan mendorong air di dalam water vessel, yang mana saat water vessel kedap didorong oleh udara maka air akan keluar menuju turbin.
Turbin yang dipakai ke roda sebesar 2:5 (turbin berputar 2 kali, roda berputar 5 kali), dan rasio turbin ke idler gear 2:17. Jadi karena rasio antara turbin, roda, dan rotary pusher adalah 2:5:17, maka semakin cepat turbin berputar, semakin cepat juga mobil berjalan. Di sisi lain, semakin cepat juga rotary pusher berputar.
“Karena putaran rotary pusher itu cepat, jadinya bola akan ditendang dengan kencang juga oleh rotary pusher, ini juga sekaligus menjadi kelebihan dari N1,” tuturnya bangga.
Selain dari Spektronics N1 yang berhasil meraih juara kedua, terdapat subtim Spektronics NG yang berhasil membawa pulang juara keempat. Spektronics NG mengajukan prototipe mobil bertenagakan listrik dari thermoelectric generator dan sistem autonomous menggunakan hidrolik, sehingga mobil dapat berhenti sendiri pada jarak yang ditentukan.
Diketuai oleh Bernardus Krisna Brata (Departemen Teknik Kimia, 2020), subtim kedua ini beranggotakan Abdul Quddus Al Kahfi (Departemen Teknik Kimia, 2020), dengan Manager Tim oleh Rahardian Mahendra Daniswara (Departemen Teknik Material ,2019) dan Juwari ST MEng PhD selaku penasehat.
Mahasiswa yang akrab disapa Bernard ini menjelaskan, cara kerja dari mobil NG adalah dengan mereaksikan dekomposisi hidrogen peroksida pada sisi panas dan untuk sisi dingin menggunakan es batu yang diserut.
“Dengan perbedaan suhu dapat menciptakan listrik dan listrik tersebut akan menggerakan dinamo yang menyebabkan mobil akan berjalan,” ujar pemuda kelahiran 2002 ini.
Perbedaan kedua mobil dari N1 dan NG sendiri adalah dari sistem mobilnya. Bernard mengungkapkan, NG membawakan mobil bertenagakan Thermoelectric Generator yang memanfaatkan perbedaan panas, sedangkan Spektronics N1 yang membawakan mobil bertenagakan tekanan (Pressurized Car). “Sistem autonomous dari kedua mobil ini juga berbeda, di mana Spektronics NG menggunakan sistem hidrolik sedangkan Spektronics N1 menggunakan perhitungan tekanan dalam reaktor,” terangnya.
Ia berujar jika sebenarnya mobil ini cukup bagus karena cara kerjanya yang sangat mudah dimengerti banyak orang, akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan yaitu beratnya. “Berat pada mobil ini menjadi tugas yang harus dievaluasi supaya kedepannya kami bisa menggunakan lebih sedikit tenaga,” ungkapnya.
Guna menjawab tantangan, Wahyu menuturkan, N1 menggunakan reaksi konsentrasi tinggi untuk menghasilkan oksigen tetapi masih di range aman untuk menghasilkan tekanan tinggi. Dari gas yang bertekanan tinggi itu akan mendorong air di dalam water vessel, yang mana saat water vessel kedap didorong oleh udara maka air akan keluar menuju turbin.
Turbin yang dipakai ke roda sebesar 2:5 (turbin berputar 2 kali, roda berputar 5 kali), dan rasio turbin ke idler gear 2:17. Jadi karena rasio antara turbin, roda, dan rotary pusher adalah 2:5:17, maka semakin cepat turbin berputar, semakin cepat juga mobil berjalan. Di sisi lain, semakin cepat juga rotary pusher berputar.
“Karena putaran rotary pusher itu cepat, jadinya bola akan ditendang dengan kencang juga oleh rotary pusher, ini juga sekaligus menjadi kelebihan dari N1,” tuturnya bangga.
Selain dari Spektronics N1 yang berhasil meraih juara kedua, terdapat subtim Spektronics NG yang berhasil membawa pulang juara keempat. Spektronics NG mengajukan prototipe mobil bertenagakan listrik dari thermoelectric generator dan sistem autonomous menggunakan hidrolik, sehingga mobil dapat berhenti sendiri pada jarak yang ditentukan.
Diketuai oleh Bernardus Krisna Brata (Departemen Teknik Kimia, 2020), subtim kedua ini beranggotakan Abdul Quddus Al Kahfi (Departemen Teknik Kimia, 2020), dengan Manager Tim oleh Rahardian Mahendra Daniswara (Departemen Teknik Material ,2019) dan Juwari ST MEng PhD selaku penasehat.
Mahasiswa yang akrab disapa Bernard ini menjelaskan, cara kerja dari mobil NG adalah dengan mereaksikan dekomposisi hidrogen peroksida pada sisi panas dan untuk sisi dingin menggunakan es batu yang diserut.
“Dengan perbedaan suhu dapat menciptakan listrik dan listrik tersebut akan menggerakan dinamo yang menyebabkan mobil akan berjalan,” ujar pemuda kelahiran 2002 ini.
Perbedaan kedua mobil dari N1 dan NG sendiri adalah dari sistem mobilnya. Bernard mengungkapkan, NG membawakan mobil bertenagakan Thermoelectric Generator yang memanfaatkan perbedaan panas, sedangkan Spektronics N1 yang membawakan mobil bertenagakan tekanan (Pressurized Car). “Sistem autonomous dari kedua mobil ini juga berbeda, di mana Spektronics NG menggunakan sistem hidrolik sedangkan Spektronics N1 menggunakan perhitungan tekanan dalam reaktor,” terangnya.
Ia berujar jika sebenarnya mobil ini cukup bagus karena cara kerjanya yang sangat mudah dimengerti banyak orang, akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan yaitu beratnya. “Berat pada mobil ini menjadi tugas yang harus dievaluasi supaya kedepannya kami bisa menggunakan lebih sedikit tenaga,” ungkapnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda