Kurikulum Prototipe akan Tetap Dijalankan, Ini Respons Ketua Komisi X DPR

Kamis, 23 Desember 2021 - 22:18 WIB
“Kemendikbud hanya menyediakan opsi-opsi kurikulum yang bisa dipilih secara bebas oleh sekolah sesuai dengan situasi dan kondisi mereka,” tekannya.

Saat ini sekolah bisa memilih menggunakan kurikulum 2013, kurikulum 2013 yang disederhanakan atau kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe yang selama satu tahun terakhir telah diuji laksanakan di sekolah-sekolah penggerak.

“Sekali lagi penggunaan kurikulum-kurikulum tersebut diserahkan kembali ke satuan pendidikan sesuai dengan kondisi peserta didik masing-masing,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, dalam informasi yang disampaikan kepada Komisi X, Kemendikbudristek mendapat hasil menggembirakan saat melakukan survei terkait dampak penggunaan kurikulum darurat maupun kurikulum prototipe terhadap kemampuan esensial peserta didik.

Selama 4 bulan pelaksanaan pembelajaran, satuan pendidikan yang menggunakan kurikulum darurat mencapai kemampuan numerik di 517 poin. Sedangkan saat menggunakan kurikulum 2013 kemampuan numerik hanya di 492 poin.

“Pun juga di kemampuan literasi maupun sains. Ini tentu indikasi jika memang kita harus adaptive dalam implementasi penggunaan kurikulum terutama di masa kedaruratan pandemi Covid-19,” tambahnya.

Syaiful berpendapat, adaptasi pola pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi terbaru mutlak diperlukan. Sebab saat ini terjadi berbagi disrupsi di ragam bidang. Sebab jika pola pendidikan tidak disesuaikan maka siswa akan terus tertinggal. Terlebih di situasi pandemic seperti ini di mana kurikulum pendidikan harus benar-benar adaptif terhadap perubahan.

Dia melanjutkan, memang ada potensi gap hasil capaian belajar antar satuan pendidikan yang menggunakan kurikulum berbeda. Maka di sini perlu ada afirmasi Kemendikbudristek untuk melakukan advokasi agar satuan pendidikan bisa menggunakan kurikulum terbaik yang terbukti bisa meningkatkan kemampuan esensial siswa.

“Afirmasi ini bisa dilakukan sesuai kesulitan dari satuan pendidikan. Jika memang satuan pendidikannya lemah di kualitas guru dalam menerapkan kurikulum prototipe atau kurikulum darurat maka kualitas itu yang harus ditingkatkan,” katanya.

Jika kelemahannya pada penyediaan sarana dan prasarana pendukung yang harus dibantu disediakan sarana pendukung tersebut dan lain sebagainya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More