Kisah Menarik Mahasiwa ITB Penerima Beasiswa IISMA di Ceko
Kamis, 10 Februari 2022 - 15:40 WIB
Baca juga: Beasiswa S1 di Uni Emirat Arab, Cek Infonya Di Sini
Di sana, Angel betul-betul memanfaatkan kesempatan beasiswa IISMA-nya sebaik mungkin. Ia tidak hanya belajar budaya di Ceko saja, tetapi ia juga berhasil menjelajahi 16 negara dan 20 kota lainnya dalam kurun waktu kurang lebih satu semester.
Salah satu negara yang ia kunjungi adalah Vatican, tempat pemimpin umat Katolik sedunia tinggal. Pengalaman ini bukanlah pengalaman yang semua orang bisa dapatkan, tentunya sangat berharga bagi Angel.
Saat ditanya apakah ada gegar budaya (culture shock) saat baru awal belajar di Ceko, Angel menyatakan bahwa ia cukup kaget karena interaksi dosen dan murid di sana seperti interaksi dengan teman. Bahkan, katanya, murid memanggil dosen dengan sebutan nama saja, tidak ada sapaan bapak atau ibu seperti di Indonesia.
Lebih jauh, pembelajaran di sana banyak berbentuk diskusi dan menulis esai. Berbeda dengan metode pembelajaran Indonesia yang lebih banyak komunikasi satu arah dan jarang menulis esai. Maka dari itu, Angel harus bisa beradaptasi dengan cara belajarnya.
Selain perbedaan tersebut, Angel mengakui bahwa ia kesulitan dengan bahasanya karena banyak orang di sana yang tidak mengerti bahasa Inggris, terutama orang-orang yang sudah lanjut usia. Orang-orang di sana juga banyak yang bersifat dingin, tidak seramah orang Indonesia.
Kemudian, faktor cuaca yang berbeda jauh dengan Indonesia juga menuntut Angel untuk beradaptasi dengan suhu rendah. Namun, bagaimanapun ia senang karena telah mendapat banyak pengalaman dan pelajaran dari program IISMA ini.
Di sana, Angel betul-betul memanfaatkan kesempatan beasiswa IISMA-nya sebaik mungkin. Ia tidak hanya belajar budaya di Ceko saja, tetapi ia juga berhasil menjelajahi 16 negara dan 20 kota lainnya dalam kurun waktu kurang lebih satu semester.
Salah satu negara yang ia kunjungi adalah Vatican, tempat pemimpin umat Katolik sedunia tinggal. Pengalaman ini bukanlah pengalaman yang semua orang bisa dapatkan, tentunya sangat berharga bagi Angel.
Saat ditanya apakah ada gegar budaya (culture shock) saat baru awal belajar di Ceko, Angel menyatakan bahwa ia cukup kaget karena interaksi dosen dan murid di sana seperti interaksi dengan teman. Bahkan, katanya, murid memanggil dosen dengan sebutan nama saja, tidak ada sapaan bapak atau ibu seperti di Indonesia.
Lebih jauh, pembelajaran di sana banyak berbentuk diskusi dan menulis esai. Berbeda dengan metode pembelajaran Indonesia yang lebih banyak komunikasi satu arah dan jarang menulis esai. Maka dari itu, Angel harus bisa beradaptasi dengan cara belajarnya.
Selain perbedaan tersebut, Angel mengakui bahwa ia kesulitan dengan bahasanya karena banyak orang di sana yang tidak mengerti bahasa Inggris, terutama orang-orang yang sudah lanjut usia. Orang-orang di sana juga banyak yang bersifat dingin, tidak seramah orang Indonesia.
Kemudian, faktor cuaca yang berbeda jauh dengan Indonesia juga menuntut Angel untuk beradaptasi dengan suhu rendah. Namun, bagaimanapun ia senang karena telah mendapat banyak pengalaman dan pelajaran dari program IISMA ini.
(nz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda