Bagaimana Cara Terbaik untuk Memimpin Generasi Z?
Jum'at, 11 Februari 2022 - 00:01 WIB
Bagaimana Seharusnya Memimpin Generasi Z?
1. Memahami Semangat Bekerja dari Generasi
Secara naluriah manusia terdorong melakukan sesuatu yang baik dan mengembangkan dirinya. Dalam hal ini di tempat kerja, setiap kelompok generasi cenderung memiliki etos kerja yang dibangun sesuai pengalaman masing-masing.
Para pekerja dari generasi baby boomers dan gen X yang sudah berpengalaman bertahun-tahun dalam dunia kerja selama. Golongan tersebut cenderung ingin mendapat apresiasi atas usaha atau perjuangan yang dilakukan selama ini. Tidak heran jika ada kecenderungan untuk menasihati yang lebih muda.
Generasi millennials yang kreatif dan mandiri sangat menyukai fleksibilitas, yaitu ketika mereka bisa melakukan sesuatu dengan gagasan mereka sendiri. Generasi Z yang paling muda di dunia kerja juga bisa lebih kreatif lagi, dan yang pasti mereka lebih menyukai kecepatan atau hal-hal yang instan. Pada titik itulah, seorang pemimpin seharusnya memahami kondisi SDM yang ada pada timnya.
2. Bertanya dan Mendengarkan
Pemimpin yang baik dan bijak akan menanyakan bagaimana tim bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik, kemudian mendengarkan aspirasi anggota tim. Meskipun kedengarannya cukup sederhana. Tetapi efek dari pendekatan ini bisa sangat kuat.
Orang yang ditanya dan kemudian didengarkan akan merasa lebih dihargai. Ketika orang merasa lebih dihargai, maka kepercayaan dirinya meningkat dan bisa lebih lancar dalam menyampaikan ide-ide. Bukankah pemimpin juga membutuhkan ide-ide yang bisa membuat perusahaan lebih kompetitif.
3. Menjadi Pemimpin Rendah Hati
Kualitas para pemimpin hebat yang kita kenal selama ini sering dikaitkan dengan sifat visioner, berani, dan karismatik. Tapi ternyata ada fakta di lapangan yang menunjukkan hal lain, seperti yang ditulis oleh Dan Cable dalam artikel How Humble Leadership Really Works.
1. Memahami Semangat Bekerja dari Generasi
Secara naluriah manusia terdorong melakukan sesuatu yang baik dan mengembangkan dirinya. Dalam hal ini di tempat kerja, setiap kelompok generasi cenderung memiliki etos kerja yang dibangun sesuai pengalaman masing-masing.
Para pekerja dari generasi baby boomers dan gen X yang sudah berpengalaman bertahun-tahun dalam dunia kerja selama. Golongan tersebut cenderung ingin mendapat apresiasi atas usaha atau perjuangan yang dilakukan selama ini. Tidak heran jika ada kecenderungan untuk menasihati yang lebih muda.
Generasi millennials yang kreatif dan mandiri sangat menyukai fleksibilitas, yaitu ketika mereka bisa melakukan sesuatu dengan gagasan mereka sendiri. Generasi Z yang paling muda di dunia kerja juga bisa lebih kreatif lagi, dan yang pasti mereka lebih menyukai kecepatan atau hal-hal yang instan. Pada titik itulah, seorang pemimpin seharusnya memahami kondisi SDM yang ada pada timnya.
2. Bertanya dan Mendengarkan
Pemimpin yang baik dan bijak akan menanyakan bagaimana tim bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik, kemudian mendengarkan aspirasi anggota tim. Meskipun kedengarannya cukup sederhana. Tetapi efek dari pendekatan ini bisa sangat kuat.
Orang yang ditanya dan kemudian didengarkan akan merasa lebih dihargai. Ketika orang merasa lebih dihargai, maka kepercayaan dirinya meningkat dan bisa lebih lancar dalam menyampaikan ide-ide. Bukankah pemimpin juga membutuhkan ide-ide yang bisa membuat perusahaan lebih kompetitif.
3. Menjadi Pemimpin Rendah Hati
Kualitas para pemimpin hebat yang kita kenal selama ini sering dikaitkan dengan sifat visioner, berani, dan karismatik. Tapi ternyata ada fakta di lapangan yang menunjukkan hal lain, seperti yang ditulis oleh Dan Cable dalam artikel How Humble Leadership Really Works.
tulis komentar anda