Kemendikbudristek:Kurikulum Merdeka akan Eksplorasi Potensi Siswa
Sabtu, 19 Februari 2022 - 09:26 WIB
“Tema kearifan lokal ini kami lakukan pada semester dua dengan mengajarkan permainan tradisional seperti lompat karet dan congklak,” kata Anggi.
Guru SMP Negeri 2 Temanggung, Jawa TengahJoko Prasetyo mengungkapkan perbedaan penerapan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013. Jika dalam kurikulum 2013 lebih fokus pada kognitif yaitu capaian nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjadi angka kualitatif sehingga membelenggu guru, tetapi di Kurikulum Merdeka para guru diarahkan kepada pembentukan karakter yang lebih riil.
“Luar biasa, kami lebih mengarahkan siswa agar mempunyai enam dimensi dalam profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” ujarnya.
Selanjutnya, dikatakan Joko bahwa Kurikulum Merdeka juga menumbuhkan paradigma baru yaitu menghargai pencapaian setiap siswa. “Setiap anak itu berbeda, bahkan sekalipun anak kembar pasti mempunyai karakter yang berbeda. Poin pentingnya adalah kita harus menghargai proses pencapaian belajar setiap anak,” katanya.
Guru SMP Negeri 2 Temanggung, Jawa TengahJoko Prasetyo mengungkapkan perbedaan penerapan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013. Jika dalam kurikulum 2013 lebih fokus pada kognitif yaitu capaian nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjadi angka kualitatif sehingga membelenggu guru, tetapi di Kurikulum Merdeka para guru diarahkan kepada pembentukan karakter yang lebih riil.
“Luar biasa, kami lebih mengarahkan siswa agar mempunyai enam dimensi dalam profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” ujarnya.
Selanjutnya, dikatakan Joko bahwa Kurikulum Merdeka juga menumbuhkan paradigma baru yaitu menghargai pencapaian setiap siswa. “Setiap anak itu berbeda, bahkan sekalipun anak kembar pasti mempunyai karakter yang berbeda. Poin pentingnya adalah kita harus menghargai proses pencapaian belajar setiap anak,” katanya.
(nz)
tulis komentar anda