Mahasiswa ITS Gagas Sistem Daur Ulang Air Limbah Ekstraksi Minyak
Kamis, 24 Februari 2022 - 19:20 WIB
Sistem usulan tim ITS ini mengombinasikan tiga metode sekaligus, yaitu electrocoagulation, nanofiltration, dan pervaporation. “Melalui metode ini, air dapat digunakan hingga tiga kali pemakaian dalam proses ekstraksi minyak,” ungkap Tyara.
Lebih dalam, Tyara menjelaskan, limbah air akan melalui proses electro coagulation terlebih dahulu untuk mengendapkan padatan kimia, ion logam berat, serta senyawa organik lainnya yang tekandung dalam limbah air.
“Endapan dan gumpalan ini akan dipisahkan dari air oleh membran berukuran nano pada proses nanofiltration,” tambah mahasiswi asal Surabaya ini.
Pada tahap terakhir, air akan diproses dengan metode pervaporation yang memanfaatkan membran hidrofilik. Membran ini sangat efektif dalam menghilangkan kandungan garam yang sangat tinggi pada air akibat limbah yang bercampur dengan air tanah.
Baca juga: Dirikan Prodi Kedokteran, IPB University Berguru ke Unpad
Membran hidrofilik hanya akan menarik kandungan air, sehingga garam dan partikel tersisa dapat terpisah dari air dengan efektivitas mencapai 99 %. “Pervaporation mampu menangani air dengan kandungan garam hingga 250mg/L,” ucapnya.
Mengangkat karya tulis berjudul Sustainable Innovation for Hydraulic Fracturing Wastewater Treatment to Enhace Oil and Gas Production, tim perwakilan ITS ini juga telah berhasil meraih gelar first runner up dan poster terfavorit dalam kompetisi APECX 2021 yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM), tahun lalu.
“Inovasi ini mampu menekan biaya distirbusi air serta ramah lingkungan karena menekan produksi emisi selama pendsitribusian air tersebut,” tandasnya meyakinkan.
Lebih dalam, Tyara menjelaskan, limbah air akan melalui proses electro coagulation terlebih dahulu untuk mengendapkan padatan kimia, ion logam berat, serta senyawa organik lainnya yang tekandung dalam limbah air.
“Endapan dan gumpalan ini akan dipisahkan dari air oleh membran berukuran nano pada proses nanofiltration,” tambah mahasiswi asal Surabaya ini.
Pada tahap terakhir, air akan diproses dengan metode pervaporation yang memanfaatkan membran hidrofilik. Membran ini sangat efektif dalam menghilangkan kandungan garam yang sangat tinggi pada air akibat limbah yang bercampur dengan air tanah.
Baca juga: Dirikan Prodi Kedokteran, IPB University Berguru ke Unpad
Membran hidrofilik hanya akan menarik kandungan air, sehingga garam dan partikel tersisa dapat terpisah dari air dengan efektivitas mencapai 99 %. “Pervaporation mampu menangani air dengan kandungan garam hingga 250mg/L,” ucapnya.
Mengangkat karya tulis berjudul Sustainable Innovation for Hydraulic Fracturing Wastewater Treatment to Enhace Oil and Gas Production, tim perwakilan ITS ini juga telah berhasil meraih gelar first runner up dan poster terfavorit dalam kompetisi APECX 2021 yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM), tahun lalu.
“Inovasi ini mampu menekan biaya distirbusi air serta ramah lingkungan karena menekan produksi emisi selama pendsitribusian air tersebut,” tandasnya meyakinkan.
(nz)
tulis komentar anda