Kepala Perpusnas: Transformasi Perpustakaan Penting untuk Wujudkan Ekosistem Digital Nasional
Selasa, 29 Maret 2022 - 20:06 WIB
"Kalau kita cerdas maka bisa sejahtera. Kalau kita sehat dan sejahtera, maka NKRI bisa utuh selamanya. Kalau kita cerdas, sejahtera dan kuat, maka kita akan menjadi bagian dari percaturan global," urai Syarif Bando.
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan, perkembangan teknologi yang cepat di era Revolusi Industri 4.0 turut memengaruhi kehidupan manusia disegala aspek, termasuk aspek literasi. Penguasaan literasi yang baik akan membantu manusia secara personal dan komunal dalam menghadapi dunia virtual (internet of things) yang semakin hari semakin complicated dan smart.
"Di era Revolusi industri 4.0, masyarakat dituntut untuk tidak hanya menguasai literasi lama (membaca, menulis dan matematika), tetapi juga memiliki literasi baru (new literacy) dapat pula disebut sebagai literasi inklusi sosial, yang mencakup literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia," ungkap dia.
Dengan sumber daya yang ada (kondisi perpustakaan saat ini), dan keterbatasan anggaran, Komisi X DPR RI selalu memberikan dorongan terhadap Perpusnas untuk menyusun program-program terobosan yang menjadi leading dalam peningkatan literasi (digital dan nondigital).
"Komisi X DPR menghimbau semua pihak untuk mendukung program literasi, mengingat program ini berkaitan dengan perubahan perilaku membaca. Dengan kata lain, literasi ini merupakan program yang membutuhkan kolaborasi dan sikap gotong royong dari semua pihak seperti pemda, komunitas literasi, dan masyarakat,” pungkasnya.
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan, perkembangan teknologi yang cepat di era Revolusi Industri 4.0 turut memengaruhi kehidupan manusia disegala aspek, termasuk aspek literasi. Penguasaan literasi yang baik akan membantu manusia secara personal dan komunal dalam menghadapi dunia virtual (internet of things) yang semakin hari semakin complicated dan smart.
"Di era Revolusi industri 4.0, masyarakat dituntut untuk tidak hanya menguasai literasi lama (membaca, menulis dan matematika), tetapi juga memiliki literasi baru (new literacy) dapat pula disebut sebagai literasi inklusi sosial, yang mencakup literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia," ungkap dia.
Dengan sumber daya yang ada (kondisi perpustakaan saat ini), dan keterbatasan anggaran, Komisi X DPR RI selalu memberikan dorongan terhadap Perpusnas untuk menyusun program-program terobosan yang menjadi leading dalam peningkatan literasi (digital dan nondigital).
"Komisi X DPR menghimbau semua pihak untuk mendukung program literasi, mengingat program ini berkaitan dengan perubahan perilaku membaca. Dengan kata lain, literasi ini merupakan program yang membutuhkan kolaborasi dan sikap gotong royong dari semua pihak seperti pemda, komunitas literasi, dan masyarakat,” pungkasnya.
(nz)
tulis komentar anda