Mahasiswa ITS Gagas Rongsokin, Aplikasi Bank Sampah Digital
Jum'at, 08 April 2022 - 16:57 WIB
JAKARTA - Masih banyak masyarakat yang membuang barang rongsokannya dengan sembarangan. Sehingga tanpa disadari berpotensi menyebabkan pencemaran yang membahayakan seperti logam berat oleh baterai bekas.
Melihat hal ini, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) menghadirkan aplikasi bank sampah keliling digital yang membantu masyarakat untuk menjual rongsokannya kepada pengepul dengan mudah tanpa harus keluar rumah.
Aplikasi yang dinamai Rongsokin tersebut digagas oleh tim yang terdiri dari Annisyah Amelia Fadhilah (Departemen Teknik Elektro), Farid Cenreng (Departemen Teknik Komputer), Muhammad Adib Afkari (Departemen Teknik Elektro), Cellerina Yolanda Evitasari (Departemen Teknik Elektro), dan Shafira Cahyasakti (Departemen Teknik Elektro).
Aplikasi inovatif ini menyediakan jasa jual-beli barang rongsokan melalui pengepul keliling yang bisa diakses kapanpun secara daring. Menurut Annisyah Amelia Fadhilah, ketua tim, cara kerja aplikasi ini pun gampang. Pengguna aplikasi hanya perlu mencentang jenis barang-barang rongsokan yang ingin dijual.
Kemudian, pengguna harus mencantumkan alamat rumahnya dengan lengkap, maka pengepul yang ingin membeli rongsokannya akan langsung menuju ke lokasi terkait. “Pengepul akan menjemput barang rongsokannya dan melihat kondisi barang, lalu transaksi dilakukan,” jelasnya, melalui siaran pers, dikutip Jumat (8/4/2022).
Baca: Dosen Unesa Ungkap 4 Manfaat Olahraga Saat Puasa
Jenis-jenis barang rongsokan yang bisa digunakan dalam transaksi ini adalah barang elektronik, plastik, kertas, kaca, logam, dan kain. Setiap barang yang diklasifikasikan ke dalam enam jenis tersebut memiliki harga yang sudah dipatok di dalam aplikasi.
“Kita sudah mematok harga di dalam aplikasi agar para pengepul bisa mendapat uang yang sudah semestinya, karena seringkali kita lihat para pengepul mendapat hasil yang lebih kecil dari seharusnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata mahasiswi yang akrab disapa Nisyah ini, uang yang diperoleh dari hasil transaksi akan divaluasi ke dalam rongsok poin, di mana akumulasi poin bisa ditukarkan ke dalam rupiah dalam bentuk e-money. “Kami sudah berencana untuk bekerja sama dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan, perbankan, OVO, dan platform e-money lainnya,” ungkap mahasiswi berkacamata ini.
Melihat hal ini, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) menghadirkan aplikasi bank sampah keliling digital yang membantu masyarakat untuk menjual rongsokannya kepada pengepul dengan mudah tanpa harus keluar rumah.
Aplikasi yang dinamai Rongsokin tersebut digagas oleh tim yang terdiri dari Annisyah Amelia Fadhilah (Departemen Teknik Elektro), Farid Cenreng (Departemen Teknik Komputer), Muhammad Adib Afkari (Departemen Teknik Elektro), Cellerina Yolanda Evitasari (Departemen Teknik Elektro), dan Shafira Cahyasakti (Departemen Teknik Elektro).
Aplikasi inovatif ini menyediakan jasa jual-beli barang rongsokan melalui pengepul keliling yang bisa diakses kapanpun secara daring. Menurut Annisyah Amelia Fadhilah, ketua tim, cara kerja aplikasi ini pun gampang. Pengguna aplikasi hanya perlu mencentang jenis barang-barang rongsokan yang ingin dijual.
Kemudian, pengguna harus mencantumkan alamat rumahnya dengan lengkap, maka pengepul yang ingin membeli rongsokannya akan langsung menuju ke lokasi terkait. “Pengepul akan menjemput barang rongsokannya dan melihat kondisi barang, lalu transaksi dilakukan,” jelasnya, melalui siaran pers, dikutip Jumat (8/4/2022).
Baca: Dosen Unesa Ungkap 4 Manfaat Olahraga Saat Puasa
Jenis-jenis barang rongsokan yang bisa digunakan dalam transaksi ini adalah barang elektronik, plastik, kertas, kaca, logam, dan kain. Setiap barang yang diklasifikasikan ke dalam enam jenis tersebut memiliki harga yang sudah dipatok di dalam aplikasi.
“Kita sudah mematok harga di dalam aplikasi agar para pengepul bisa mendapat uang yang sudah semestinya, karena seringkali kita lihat para pengepul mendapat hasil yang lebih kecil dari seharusnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata mahasiswi yang akrab disapa Nisyah ini, uang yang diperoleh dari hasil transaksi akan divaluasi ke dalam rongsok poin, di mana akumulasi poin bisa ditukarkan ke dalam rupiah dalam bentuk e-money. “Kami sudah berencana untuk bekerja sama dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan, perbankan, OVO, dan platform e-money lainnya,” ungkap mahasiswi berkacamata ini.
tulis komentar anda