Ini Tips Hidroponik Anti Gagal dari Mahasiswa Universitas Pertamina
Selasa, 26 Juli 2022 - 19:26 WIB
Sementara itu, Hardiyansyah dan tim memilih sistem Nutrient Film Technique (NFT). Menurutnya, tujuan awal kelompoknya, selain untuk ketahanan pangan, juga ada keinginan untuk mengembangkan budidaya ke arah komersil.
"Dari hasil penelitian serta kajian literatur, kami menemukan bahwa metode NFT adalah yang paling sesuai untuk menyuplai kebutuhan sayur dalam jumlah banyak. Meskipun membutuhkan modal yang cukup besar, beruntungnya, kami mendapat dukungan dana dari kampus,” jelas Hardiyansyah.
2. Pilih Jenis Sayuran Sesuai Kebutuhan
Pemilihan jenis sayuran, lanjut Hardiyansyah, juga harus diperhatikan. Untuk tujuan konsumsi misalnya, tim sangat menyarankan memilih jenis sayuran yang cepat panen. Sementara untuk komersil, pilihlah sayuran yang suplainya sedikit di pasaran namun sangat diminati. Sayuran ini akan memiliki nilai jual yang tinggi.
“Beberapa jenis sayuran yang saat ini kami budidayakan adalah pakcoi dan selada dengan masa panen kurang lebih dua minggu. Ada juga kangkung dengan masa panen satu bulan. Dan yang terakhir sawi manis dengan masa panen dua bulan. Dari hasil budidaya ini, kami telah menghasilkan keuntungan mencapai 20 hingga 25 persen dari biaya raw material,” tutur Hardiyansyah.
3. Telaten dalam Setiap Tahapan
Agar dapat bertahan untuk jangka waktu panjang, dikatakan Hardiyansyah, tanaman hidroponik harus dirawat dengan telaten. Misalnya, dalam pemberian nutrisi AB mix, harus diperhatikan secara teliti takaran dan cara pencampurannya.
"Jangan sampai terlalu sedikit, atau justru kebanyakan. Pertumbuhannya juga harus diamati setiap hari,” terangnya.
Untuk meminimalisir hama, tim menggunakan pestisida alami berupa cairan rendaman kulit bawang sebanyak 10 tetes yang dicampur dengan 500 hingga 1.000 mL air. Tim juga memasang fiber transparan agar tanaman mendapat pencahayaan matahari yang cukup. Tak lupa, memastikan arus air tidak terlalu kencang, agar tanaman bisa menangkap pupuk dan nutrisi dengan baik.
Tak hanya terjun langsung ke lapangan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam, dikatakan Irdyna Syachira, koordinator acara, tim juga membuka forum diskusi dan konsultasi melalui media sosial. “Kami secara rutin mempublikasikan kegiatan untuk menarik minat publik, serta memberikan tips and trick metode hidroponik,” terang Chira.
"Dari hasil penelitian serta kajian literatur, kami menemukan bahwa metode NFT adalah yang paling sesuai untuk menyuplai kebutuhan sayur dalam jumlah banyak. Meskipun membutuhkan modal yang cukup besar, beruntungnya, kami mendapat dukungan dana dari kampus,” jelas Hardiyansyah.
2. Pilih Jenis Sayuran Sesuai Kebutuhan
Pemilihan jenis sayuran, lanjut Hardiyansyah, juga harus diperhatikan. Untuk tujuan konsumsi misalnya, tim sangat menyarankan memilih jenis sayuran yang cepat panen. Sementara untuk komersil, pilihlah sayuran yang suplainya sedikit di pasaran namun sangat diminati. Sayuran ini akan memiliki nilai jual yang tinggi.
“Beberapa jenis sayuran yang saat ini kami budidayakan adalah pakcoi dan selada dengan masa panen kurang lebih dua minggu. Ada juga kangkung dengan masa panen satu bulan. Dan yang terakhir sawi manis dengan masa panen dua bulan. Dari hasil budidaya ini, kami telah menghasilkan keuntungan mencapai 20 hingga 25 persen dari biaya raw material,” tutur Hardiyansyah.
3. Telaten dalam Setiap Tahapan
Agar dapat bertahan untuk jangka waktu panjang, dikatakan Hardiyansyah, tanaman hidroponik harus dirawat dengan telaten. Misalnya, dalam pemberian nutrisi AB mix, harus diperhatikan secara teliti takaran dan cara pencampurannya.
"Jangan sampai terlalu sedikit, atau justru kebanyakan. Pertumbuhannya juga harus diamati setiap hari,” terangnya.
Untuk meminimalisir hama, tim menggunakan pestisida alami berupa cairan rendaman kulit bawang sebanyak 10 tetes yang dicampur dengan 500 hingga 1.000 mL air. Tim juga memasang fiber transparan agar tanaman mendapat pencahayaan matahari yang cukup. Tak lupa, memastikan arus air tidak terlalu kencang, agar tanaman bisa menangkap pupuk dan nutrisi dengan baik.
Tak hanya terjun langsung ke lapangan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam, dikatakan Irdyna Syachira, koordinator acara, tim juga membuka forum diskusi dan konsultasi melalui media sosial. “Kami secara rutin mempublikasikan kegiatan untuk menarik minat publik, serta memberikan tips and trick metode hidroponik,” terang Chira.
tulis komentar anda