Ingin Bangun Madrasah Negeri, Filipina Berguru ke Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia
Kamis, 15 September 2022 - 10:15 WIB
“Sebetulnya, benchmarking penting, karena kita saat ini melakukan terobosan bahwa ada tantangan kepada generasi di masa depan. Lalu, kurikulum kami rancang, agar mampu menjawab masa depan anak madrasah. Maka, di Madrasah Aliyah kami lakukan rekontrusksi kurikulum dengan cambridge shingga alumni diterima di kampus terkemuka di dunia,” papar Dhani.
Dihadapan delegasi asal Filipina, Dhani juga menjelaskan bahwa madrasah di Indonesia pada dasarnya adalah sekolah pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah satu, tambahan pelajaran agama. “Bedanya satu, bahwa kami menambahkan pelajaran agama sebagai inti penyelenggaraan madrasah. Sehingga kami tidak merubah, tapi menambah,” Tukas Alumi ITB Bandung ini.
Dirjen Madaris Bangsamoro Filipina mengungkapkan bahwa, alasan mereka berguru ke Indonesia ini karena karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim yang terbesar di dunia. “Selain itu, kami bisa menginterpretasikan kata 'moderasi' dengan Indonesia,” tukas Tahir.
Selanjutnya, Tahir mengungkapkan bahwa lulusan madrasah yang ada di Bangsamoro saat ini masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh penyedia, lanjutnya lagi, bahwa lapangan kerja untuk lulusan Madaris alias Madrasah dari Bangsamoro ia akui masih kesulitan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan sekolah umum.
“Kita ingin belajar, bagaimana lulusan pesantren dan madrasah dapat berkancah di dunia kerja layaknya lulusan sekolah umum,” jelasnya Tahir G Nalg.
Rombongan yang tergabung dalam MBHTE BARMM berkunjung ke 4 lembaga Pendidikan sejak Senin awal pekan ini, Selanjutnya mereka berkunjung ke Madrasah Istiqlal di Kompleks Masjid Istiqlal Jakarta. Dalam kunjunga tersebut didampingi oleh konsultan pendidikan, Bahrul Hayat, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi KSKK Madrasah, Suwardi, Kasubdit Kelembagaan KSKK Madrasah, Papay Supriatna.
Dalam kunjunga ke beberapa lembaga Pendisika Islam, baik madrasah hinga pesantren, Dirjen Madarasai Bangsamoro ini mengakui bahwa timnya sangat terkesan dan banyak belajar dari kunjungan-kunjungan yang telah mereka lakukan.
“Kami sangat berharap bisa mengadopsi hal hebat yang diterapkan oleh sistem pendidikan Islam di Indonesia. Ke depannya, semoga kami bisa mengirim delegasi kami untuk belajar langsung di madrasah dan pesantren di Indonesia agar langsung bisa diterapkan di madrasah kami,” tutup Tahir.
Dihadapan delegasi asal Filipina, Dhani juga menjelaskan bahwa madrasah di Indonesia pada dasarnya adalah sekolah pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah satu, tambahan pelajaran agama. “Bedanya satu, bahwa kami menambahkan pelajaran agama sebagai inti penyelenggaraan madrasah. Sehingga kami tidak merubah, tapi menambah,” Tukas Alumi ITB Bandung ini.
Dirjen Madaris Bangsamoro Filipina mengungkapkan bahwa, alasan mereka berguru ke Indonesia ini karena karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim yang terbesar di dunia. “Selain itu, kami bisa menginterpretasikan kata 'moderasi' dengan Indonesia,” tukas Tahir.
Selanjutnya, Tahir mengungkapkan bahwa lulusan madrasah yang ada di Bangsamoro saat ini masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh penyedia, lanjutnya lagi, bahwa lapangan kerja untuk lulusan Madaris alias Madrasah dari Bangsamoro ia akui masih kesulitan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan sekolah umum.
“Kita ingin belajar, bagaimana lulusan pesantren dan madrasah dapat berkancah di dunia kerja layaknya lulusan sekolah umum,” jelasnya Tahir G Nalg.
Rombongan yang tergabung dalam MBHTE BARMM berkunjung ke 4 lembaga Pendidikan sejak Senin awal pekan ini, Selanjutnya mereka berkunjung ke Madrasah Istiqlal di Kompleks Masjid Istiqlal Jakarta. Dalam kunjunga tersebut didampingi oleh konsultan pendidikan, Bahrul Hayat, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi KSKK Madrasah, Suwardi, Kasubdit Kelembagaan KSKK Madrasah, Papay Supriatna.
Dalam kunjunga ke beberapa lembaga Pendisika Islam, baik madrasah hinga pesantren, Dirjen Madarasai Bangsamoro ini mengakui bahwa timnya sangat terkesan dan banyak belajar dari kunjungan-kunjungan yang telah mereka lakukan.
“Kami sangat berharap bisa mengadopsi hal hebat yang diterapkan oleh sistem pendidikan Islam di Indonesia. Ke depannya, semoga kami bisa mengirim delegasi kami untuk belajar langsung di madrasah dan pesantren di Indonesia agar langsung bisa diterapkan di madrasah kami,” tutup Tahir.
(mpw)
tulis komentar anda