Minat Baca Tulis Siswa Mulai Pudar, Jabar Gandeng Budayawan hingga Praktisi Literasi
Minggu, 06 November 2022 - 07:21 WIB
"Kita harapkan nantinya pola dan strategi semacam ini dapat ditiru dan diikuti oleh sekolah lainnya karena selain di SMAN 1 Maja ini beberapa sekolah lainnya juga memiliki program gerakan literasi di sekolah," katanya.
Dalam program literasi tersebut, lanjut Dewi, peserta didik mengikuti sejumlah kegiatan secara berkala. Peserta didik mulai kelas X hingga XII memiliki forum sekaligus menjadi agen untuk menularkan semangat literasi kepada rekan-rekannya di sekolah.
Adapun program literasi yang digulirkan meliputi harian, mingguan, bulanan, dan semesteran. Untuk program harian, peserta didik membaca buku-buku 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan menjadwalkan kegiatan literasi bagi setiap kelas di Pojok Literasi.
"Program mingguan, menjadwalkan kegiatan literasi bagi setiap kelas di lapangan secara massal. Sedangkan Program bulanan mengadakan kegiatan membaca buku di dalam kelas masing-masing dan menuliskannya dalam pohon literasi," paparnya.
"Nah untuk program semesteran, mengadakan lomba membuat pohon literasi antar kelas, mengadakan kegiatan bedah buku atau talk show dengan menampilkan nara sumber penulis dan sekaligus budayawan lokal," Sambung Dewi.
Dengan hadirnya program tersebut, tambah Dewi, kini banyak peserta didik yang mulai mengobarkan semangat literasi. Bahkan, sejumlah karya pun hadir, seperti majalah dengan nama "Jejak" dan "Dingdong Magazine" yang mengupas seluk beluk Majalengka dimana semua karya tulis yang dimuat hasil karya peserta didik.
"Seiring berjalannya waktu dan terus belajar, saya yakin pasti karya-karya kedepan akan semakin jauh lebih baik dan bermanfaat," harap Dewi.
Budayawan sekaligus penulis asal Majalengka, Oom Somara de Uci menuturkan banyak manfaat yang diperoleh melalui membaca dan menulis. Dengan gelar membaca, maka wawasan dan pengetahuan akan semakin luas.
"Menulis juga akan membuat ilmu pengetahuan kita semakin bertambah, karena orang menulis pasti rajin membaca. Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan budaya membaca dan menulis dinkalangan pelajar dan itu mutlak dilakukan tanpa alasan apapun," katanya.
Sementara itu, Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi mengatakan, peserta didik sebagai generasi penerus bangsa tidak hanya dituntut pintar dalam bidang pelajaran. Di sisi lain, diperlukan kemampuan berpikir kritis guna membantu dalam mengambil keputusan.
Dalam program literasi tersebut, lanjut Dewi, peserta didik mengikuti sejumlah kegiatan secara berkala. Peserta didik mulai kelas X hingga XII memiliki forum sekaligus menjadi agen untuk menularkan semangat literasi kepada rekan-rekannya di sekolah.
Adapun program literasi yang digulirkan meliputi harian, mingguan, bulanan, dan semesteran. Untuk program harian, peserta didik membaca buku-buku 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan menjadwalkan kegiatan literasi bagi setiap kelas di Pojok Literasi.
"Program mingguan, menjadwalkan kegiatan literasi bagi setiap kelas di lapangan secara massal. Sedangkan Program bulanan mengadakan kegiatan membaca buku di dalam kelas masing-masing dan menuliskannya dalam pohon literasi," paparnya.
"Nah untuk program semesteran, mengadakan lomba membuat pohon literasi antar kelas, mengadakan kegiatan bedah buku atau talk show dengan menampilkan nara sumber penulis dan sekaligus budayawan lokal," Sambung Dewi.
Dengan hadirnya program tersebut, tambah Dewi, kini banyak peserta didik yang mulai mengobarkan semangat literasi. Bahkan, sejumlah karya pun hadir, seperti majalah dengan nama "Jejak" dan "Dingdong Magazine" yang mengupas seluk beluk Majalengka dimana semua karya tulis yang dimuat hasil karya peserta didik.
"Seiring berjalannya waktu dan terus belajar, saya yakin pasti karya-karya kedepan akan semakin jauh lebih baik dan bermanfaat," harap Dewi.
Budayawan sekaligus penulis asal Majalengka, Oom Somara de Uci menuturkan banyak manfaat yang diperoleh melalui membaca dan menulis. Dengan gelar membaca, maka wawasan dan pengetahuan akan semakin luas.
"Menulis juga akan membuat ilmu pengetahuan kita semakin bertambah, karena orang menulis pasti rajin membaca. Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan budaya membaca dan menulis dinkalangan pelajar dan itu mutlak dilakukan tanpa alasan apapun," katanya.
Sementara itu, Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi mengatakan, peserta didik sebagai generasi penerus bangsa tidak hanya dituntut pintar dalam bidang pelajaran. Di sisi lain, diperlukan kemampuan berpikir kritis guna membantu dalam mengambil keputusan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda