Mahasiswa UPNV YK Buat Sabun Cuci dari Minyak Jelantah
Selasa, 13 Desember 2022 - 08:23 WIB
"Kami mengundang narasumber dari kampung Suronatan, Ngampilan. Beliau salah satu pengurus di bank sampah Suronatan. Pembicara pada program pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah ini mendapatkan inovasi dari pelatihan yang diadakan dari kelurahan, kemudian ditularkan kepada kami dan warga lainnya," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu alasan kelompoknya memilih inovasi minyak jelantah ini karena ingin membuat sesuatu yang tak bernilai menjadi punya manfaatkan bagi masyarakat. Tidak hanya manfaat untuk lingkungan, namun juga ekonomi.
Kami berharap inovasi ini masih terus diaplikasikan masyarakat meski kami sudah tidak KKN lagi di Dondong, Saptosari. "Mengurangi pengeluaran rumah tangga sehingga tidak perlu beli sabun lagi."
Baca juga: Universitas Indonesia Jadi Kampus Berkelanjutan Terbaik Nasional versi UI GreenMetric 2022
Menurutnya di dukuh Dondong ada sekitar 21 orang yang terlibat dalam pembuatan inovasi ini. Dia bersama kelompok KKN-nya ambil peran dengan memberikan edukasi ke masyarakat terkait manfaat dari minyak jelantah.
"Mengedukasikan kepada warga bahwa minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun cuci baju penghilang noda serta memberikan pengetahuan pentingnya mengurangi limbah rumah tangga," jelasnya.
Ditargetkan inovasi ini akan diaplikasikan oleh ibu-ibu rumah tangga. Selama ini minyak jelantah hanya dianggap sesuatu yang tidak bermanfaat. Sehingga mereka kami ajak untuk saling belajar. "Targetnya untuk ibu-ibu rumah tangga yang memiliki limbah minyak jelantah.
Labitta menyebut KKN menjadi sebuah pengalaman yang berharga, terjun langsung ke masyarakat dan saling belajar. Mencari masalah yang ada di masyarakat, mencari potensi lalu cari jalan keluar dan mengembangkannya. Masyarakat juga perlu dilibatkan sehingga berbagai program dan inovasi sifatnya berkelanjutan.
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu alasan kelompoknya memilih inovasi minyak jelantah ini karena ingin membuat sesuatu yang tak bernilai menjadi punya manfaatkan bagi masyarakat. Tidak hanya manfaat untuk lingkungan, namun juga ekonomi.
Kami berharap inovasi ini masih terus diaplikasikan masyarakat meski kami sudah tidak KKN lagi di Dondong, Saptosari. "Mengurangi pengeluaran rumah tangga sehingga tidak perlu beli sabun lagi."
Baca juga: Universitas Indonesia Jadi Kampus Berkelanjutan Terbaik Nasional versi UI GreenMetric 2022
Menurutnya di dukuh Dondong ada sekitar 21 orang yang terlibat dalam pembuatan inovasi ini. Dia bersama kelompok KKN-nya ambil peran dengan memberikan edukasi ke masyarakat terkait manfaat dari minyak jelantah.
"Mengedukasikan kepada warga bahwa minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun cuci baju penghilang noda serta memberikan pengetahuan pentingnya mengurangi limbah rumah tangga," jelasnya.
Ditargetkan inovasi ini akan diaplikasikan oleh ibu-ibu rumah tangga. Selama ini minyak jelantah hanya dianggap sesuatu yang tidak bermanfaat. Sehingga mereka kami ajak untuk saling belajar. "Targetnya untuk ibu-ibu rumah tangga yang memiliki limbah minyak jelantah.
Labitta menyebut KKN menjadi sebuah pengalaman yang berharga, terjun langsung ke masyarakat dan saling belajar. Mencari masalah yang ada di masyarakat, mencari potensi lalu cari jalan keluar dan mengembangkannya. Masyarakat juga perlu dilibatkan sehingga berbagai program dan inovasi sifatnya berkelanjutan.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda