FMIPA UI Kembangkan Pendeteksi Longsor Jarak Jauh Berbasis Internet of Things
Kamis, 12 Januari 2023 - 22:45 WIB
Apabila perubahan jarak yang diukur telah melampaui ambang batas, sistem akan memberikan peringatan agar user menghindari daerah rawan longsor. Hasil pemantauan juga ditransfer ke sistem cloud server untuk ditampilkan secara daring dan real time pada website.
Dr. Parluhutan menyebutkan bahwa pemantauan bersifat lokal di berbagai lokasi rawan longsor dapat diintegrasikan secara nasional sehingga pola pergerakan tanah di berbagai daerah dapat dianalisis secara komprehensif dan lengkap.
Teknologi inovasi berbasis masyarakat ini diharapkan dapat mendukung pengurangan risiko bencana longsor, terutama di permukiman masyarakat berpendapatan rendah.
“Inovasi dan kemandirian teknologi Landslide 2.0 diharapkan dapat diaplikasikan di berbagai lokasi rawan longsor di seluruh Indonesia. Harga yang terjangkau memungkinkan kita untuk membantu masyarakat dan pemangku kebijakan daerah dalam membangun sistem peringatan dini secara mandiri di daerah masing masing,” kata Dr. Parluhutan, Kamis (12/1/2023).
Landslide 2.0 yang mulai dirancang pada Agustus 2020 terus dikembangkan dan ditingkatkan hingga saat ini. Alat tersebut telah diujicobakan selama enam bulan di daerah Bojong Koneng, Bogor, Jawa Barat dan terbukti cukup efektif memantau pergerakan tanah sebelum longsor serta mengirimkan peringatan dini secara real time ke masyarakat.
Dengan harga yang relatif terjangkau, yaitu Rp30–50 juta, masyarakat dapat mengoperasikan Landslide 2.0 untuk membangun sistem peringatan dini bencana longsor secara mandiri di daerah masing-masing.
Dr. Parluhutan menyebutkan bahwa pemantauan bersifat lokal di berbagai lokasi rawan longsor dapat diintegrasikan secara nasional sehingga pola pergerakan tanah di berbagai daerah dapat dianalisis secara komprehensif dan lengkap.
Teknologi inovasi berbasis masyarakat ini diharapkan dapat mendukung pengurangan risiko bencana longsor, terutama di permukiman masyarakat berpendapatan rendah.
“Inovasi dan kemandirian teknologi Landslide 2.0 diharapkan dapat diaplikasikan di berbagai lokasi rawan longsor di seluruh Indonesia. Harga yang terjangkau memungkinkan kita untuk membantu masyarakat dan pemangku kebijakan daerah dalam membangun sistem peringatan dini secara mandiri di daerah masing masing,” kata Dr. Parluhutan, Kamis (12/1/2023).
Landslide 2.0 yang mulai dirancang pada Agustus 2020 terus dikembangkan dan ditingkatkan hingga saat ini. Alat tersebut telah diujicobakan selama enam bulan di daerah Bojong Koneng, Bogor, Jawa Barat dan terbukti cukup efektif memantau pergerakan tanah sebelum longsor serta mengirimkan peringatan dini secara real time ke masyarakat.
Dengan harga yang relatif terjangkau, yaitu Rp30–50 juta, masyarakat dapat mengoperasikan Landslide 2.0 untuk membangun sistem peringatan dini bencana longsor secara mandiri di daerah masing-masing.
(mpw)
tulis komentar anda