Berbasis IoT, Alat Monitong Cuaca dan Udara Unair Raih HKI
loading...
A
A
A
Sementara itu, versi keempat akan terus dikembangan dengan berbagai penambahan dan pembaruan sistem.
“Versi keempat akan dikembangkan lagi secara lebih luas. Nantinya akan dilengkapi dengan versi android dan versi hardware,” kata Prisma.
Manfaat dan Kegunaan
Menurut Prisma, mengetahui kondisi cuaca serta kualitas udara sangat penting untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari fenomena alam yang terjadi. Seiring dengan semakin tidak menentunya kondisi cuaca serta kualitas udara, khususnya di Surabaya, maka AIRFEEL menjadi perangkat yang sangat dibutuhkan.
Baca juga: ITERA Berhasil Abadikan Komet Langka, Ini Penampakannya
“Pertama tentu saja karena penting untuk mengetahui kondisi kualitas udara di lingkungan kita. Oleh karena itu, percobaan pertama AIRFEEL waktu itu dilakukan di Unair Kampus C,” kata Prisma.
“Selain itu, monitoring cuaca dari perangkat AIRFEEL ini juga penting terutama terkait dengan pengetahuan kondisi cuaca dan perubahan iklim,” imbuhnya.
Secara luas, AIRFEEL dapat digunakan baik oleh akademisi, mahasiswa, masyarakat, maupun industri untuk mengukur kondisi cuaca dan kualitas udara di berbagai lokasi dan dalam berbagai kondisi.
“Jadi, manfaatnya banyak sekali. Di bidang keilmuan misalnya, AIRFEEL ini dapat digunakan baik di bidang ilmu instrumentasi, lingkungan, kesehatan, maupun bidang lainnya. AIRFEEL juga dapat digunakan untuk mengukur potensi energi angin dan energi surya. Dan, AIRFEEL bisa jadi pendukung penelitian untuk bidang ilmu lain yang berkaitan dengan cuaca dan kualitas udara,” papar Prisma.
Meski berhasil ciptakan inovasi tersebut, tentu saja penelitian yang digawangi dosen FTMM Unair ini berjalan bukan tanpa tantangan. Pasalnya, FTMM pada saat itu masih menjadi fakultas yang benar-benar baru, sehingga penelitian dilakukan tanpa bantuan mahasiswa.
“Versi keempat akan dikembangkan lagi secara lebih luas. Nantinya akan dilengkapi dengan versi android dan versi hardware,” kata Prisma.
Manfaat dan Kegunaan
Menurut Prisma, mengetahui kondisi cuaca serta kualitas udara sangat penting untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari fenomena alam yang terjadi. Seiring dengan semakin tidak menentunya kondisi cuaca serta kualitas udara, khususnya di Surabaya, maka AIRFEEL menjadi perangkat yang sangat dibutuhkan.
Baca juga: ITERA Berhasil Abadikan Komet Langka, Ini Penampakannya
“Pertama tentu saja karena penting untuk mengetahui kondisi kualitas udara di lingkungan kita. Oleh karena itu, percobaan pertama AIRFEEL waktu itu dilakukan di Unair Kampus C,” kata Prisma.
“Selain itu, monitoring cuaca dari perangkat AIRFEEL ini juga penting terutama terkait dengan pengetahuan kondisi cuaca dan perubahan iklim,” imbuhnya.
Secara luas, AIRFEEL dapat digunakan baik oleh akademisi, mahasiswa, masyarakat, maupun industri untuk mengukur kondisi cuaca dan kualitas udara di berbagai lokasi dan dalam berbagai kondisi.
“Jadi, manfaatnya banyak sekali. Di bidang keilmuan misalnya, AIRFEEL ini dapat digunakan baik di bidang ilmu instrumentasi, lingkungan, kesehatan, maupun bidang lainnya. AIRFEEL juga dapat digunakan untuk mengukur potensi energi angin dan energi surya. Dan, AIRFEEL bisa jadi pendukung penelitian untuk bidang ilmu lain yang berkaitan dengan cuaca dan kualitas udara,” papar Prisma.
Meski berhasil ciptakan inovasi tersebut, tentu saja penelitian yang digawangi dosen FTMM Unair ini berjalan bukan tanpa tantangan. Pasalnya, FTMM pada saat itu masih menjadi fakultas yang benar-benar baru, sehingga penelitian dilakukan tanpa bantuan mahasiswa.