Melalui Praktisi Mengajar 2, Para Profesional Kembali Diundang Jadi Dosen Tamu
loading...
A
A
A
Baca juga: Kembangkan Penelitian Langka, Dosen ITS Raih Beasiswa Bergengsi di Jerman
“Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak sekali profesional muda maupun senior yang tertarik untuk terjun ke dunia pendidikan. Mereka mungkin sudah cukup lama meninggalkan bangku perguruan tinggi dan telah berkiprah di berbagai tempat, tetapi ketika program ini diluncurkan mereka tidak ragu untuk kembali ke kampus,” tutur Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Gugup Kismono menambahkan.
Praktisi Mengajar merupakan salah satu program unggulan dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia kerja dan dunia industri.
Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan para dosen dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas, untuk memperkaya wawasan para mahasiswa melalui pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan.
Gugup Kismono menerangkan bahwa dunia pendidikan dengan DUDI saling membutuhkan satu sama lain. Perusahaan memerlukan talenta-talenta terbaik, riset-riset unggulan, serta dukungan dalam berbagai bentuk dari perguruan tinggi. Di sisi yang lain, dunia pendidikan juga memerlukan keberadaan perusahaan untuk menyerap para lulusan mereka.
“Karena memiliki perhatian dan kepentingan yang saling terkait, perguruan tinggi dan perusahaan atau industri tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada komunikasi yang intensif, keterlibatan yang aktif, dan kolaborasi yang produktif di antara keduanya baik di tingkat institusi maupun di level personal, yaitu melibatkan para praktisi ahli dan dosen,” paparnya.
Keterlibatan dalam program Praktisi Mengajar menurutnya memberi berbagai manfaat bagi para praktisi. “Kesempatan untuk bertukar pikiran dengan para dosen andal dengan kepakaran yang mendalam serta interaksi dengan anak muda yang kreatif dan penuh dengan ide-ide segar bisa memperkaya wawasan para praktisi, yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi karier profesionalnya,” jelas Gugup Kismono.
“Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak sekali profesional muda maupun senior yang tertarik untuk terjun ke dunia pendidikan. Mereka mungkin sudah cukup lama meninggalkan bangku perguruan tinggi dan telah berkiprah di berbagai tempat, tetapi ketika program ini diluncurkan mereka tidak ragu untuk kembali ke kampus,” tutur Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Gugup Kismono menambahkan.
Praktisi Mengajar merupakan salah satu program unggulan dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia kerja dan dunia industri.
Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan para dosen dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas, untuk memperkaya wawasan para mahasiswa melalui pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan.
Gugup Kismono menerangkan bahwa dunia pendidikan dengan DUDI saling membutuhkan satu sama lain. Perusahaan memerlukan talenta-talenta terbaik, riset-riset unggulan, serta dukungan dalam berbagai bentuk dari perguruan tinggi. Di sisi yang lain, dunia pendidikan juga memerlukan keberadaan perusahaan untuk menyerap para lulusan mereka.
“Karena memiliki perhatian dan kepentingan yang saling terkait, perguruan tinggi dan perusahaan atau industri tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada komunikasi yang intensif, keterlibatan yang aktif, dan kolaborasi yang produktif di antara keduanya baik di tingkat institusi maupun di level personal, yaitu melibatkan para praktisi ahli dan dosen,” paparnya.
Keterlibatan dalam program Praktisi Mengajar menurutnya memberi berbagai manfaat bagi para praktisi. “Kesempatan untuk bertukar pikiran dengan para dosen andal dengan kepakaran yang mendalam serta interaksi dengan anak muda yang kreatif dan penuh dengan ide-ide segar bisa memperkaya wawasan para praktisi, yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi karier profesionalnya,” jelas Gugup Kismono.
(nnz)