8 Mahasiswa Unikom Wakili Indonesia sebagai Finalis Dunia Imagine Cup 2023

Rabu, 05 April 2023 - 22:06 WIB
loading...
A A A
Namun, para peternak kesulitan untuk mengambil, memetakan, dan mengelola data lingkungan serta kesehatan hewan ternak secara manual. Terlebih karena rata-rata peternakan memiliki jumlah hewan ternak di atas 600 ekor.

Untuk itu, MoonChick mengusulkan sistem kolaborasi cerdas berbasis big data analytics, machine learning, dan Internet of Things (IoT) bagi para pengusaha ternak yang dapat diakses di area terpencil dengan akses internet terbatas.

MoonChick dapat membantu peternak untuk mengelola peternakan mereka secara lebih efektif. Misalnya, dengan memberikan notifikasi pada peternak ketika ada kondisi lingkungan tidak biasa yang tengah terjadi di area peternakan, atau ketika ada hewan ternak yang sakit.

"Memanfaatkan Azure Machine Learning dan Azure Blob Storage untuk uji analisis korelasi data, serta Azure Custom Vision untuk image detection, notifikasi ini juga disertai dengan informasi lebih mendalam bagi para peternak, seperti kondisi lingkungan apa yang menyebabkan kematian, atau bagaimana cara mengobati penyakit hewan ternak,” ujar Muhammad Farid Laksmana, salah satu perwakilan MoonChick.

“Tantangannya adalah bagaimana memastikan teknologi MoonChick dapat digunakan oleh para peternak, yang sebagaian besar lokasinya ada di area terpencil. Untuk itu, kami mengembangkan mekanisme edge computing yang memungkinkan IoT MoonChick bekerja dengan internet low bandwith sekalipun," kata Andi Firmansyah, anggota MoonChick.

"Kami berharap, apa yang kami lakukan dapat mendukung kesuksesan para peternak ayam dan membantu mereka memitigasi potensi risiko lainnya,“ tambahnya.

Sebelum menjadi finalis dunia Imagine Cup 2023, MoonChick terlebih dahulu menjadi runner up Epic Challenge Microsoft Imagine Cup wilayah Asia pada Februari 2023, dan terpilih sebagai finalis Imagine Cup di Asia mewakili Indonesia.

SnaillyProject, Inovasi untuk Kategori ‘Education’


Inovasi ini terinspirasi dari semakin banyaknya generasi muda yang terekspos ke ranah digital, ketika mereka belum mampu memilah informasi di situs yang sesuai dengan rentang usia mereka. Hal ini pun dapat mengakibatkan pengalaman buruk dalam berinternet.

Di Indonesia sendiri, remaja memiliki tingkat penetrasi internet tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, yaitu mencapai 99,16% untuk usia 13 – 18 tahun. Anak-anak usia 5 – 12 tahun juga masuk dalam daftar tersebut, dengan angka 62,43%.

Berangkat dari situasi ini, kelompok SnaillyProject mengembangkan aplikasi berbasis machine learning, yaitu Snailly, untuk memberdayakan orang tua agar dapat mengawasi aktivitas internet anak, guna memastikan keamanan online.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1339 seconds (0.1#10.140)