Mengenal 7 Warisan Budaya dari Kerajaan Islam di Indonesia

Sabtu, 22 April 2023 - 09:36 WIB
loading...
A A A
Baca juga: 30 SMA, SMK, dan MAN Terbaik di Tangerang-Tangsel, Referensi PPDB 2023

Hingga saat ini terdapat empat keraton yang masih melaksanakan upacara Sekaten, yakni Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kesultanan Kasepuhan, dan Kanoman Cirebon.

4. Hiasan Kepala Tangkulok


Tangkulok merupakan hiasan kepala yang diperkirakan muncul pada masa Kesultanan Aceh. Tangkulok yang berbentuk seperti lidah dipakai oleh para penari Seudati. Hiasan kepala tangkulok terinspirasi dari bentuk elegan ekor burung balam.

Bentuk ekor burung balam yang demikian indah sangat cocok untuk pria agar terlihat lebih tangguh dan bijaksana. Tangkulok terbuat dari selembar kain yang dilipat tanpa sambungan.

Di masa lalu, tangkulok dijahit dengan tangan tanpa menggunakan pola. Untuk mengikat bagian ujungnya, cukup dengan menggunakan jahitan tangan. Kehadiran tangkulok tanpa teknik gunting-sambung menunjukkan keistimewaan dari kain tersebut.

Seperti pertunjukan Seudati yang memiliki filosofi untuk mempersatukan, tangkulok juga mengandung filosofi demikian.

5. Tari Serimpi


Tarian Serimpi sudah ada sejak zaman kejayaan Kerajaan Mataram Islam pada masa pemerintahan Sultan Agung. Tarian ini pada awalnya termasuk dalam kategori tarian sakral karena hanya dipentaskan di lingkungan Keraton untuk keperluan upacara kenegaraan dan peringatan kenaikan tahta.

Namun, seiring dengan perkembangan waktu, tarian ini dapat dinikmati oleh masyarakat umum, terutama pada acara resmi seperti saat penyambutan tamu atau acara lainnya.

6. Tenun Songket Siak


Kain tenun Siak pertama kali diperkenalkan ke Kerajaan Siak oleh seorang pengrajin wanita bernama Wan Siti Binti Wan Karim yang berasal dari Kerajaan Terengganu di Malaysia. Pada masa itu, kain tenun Siak hanya diperuntukkan bagi kalangan bangsawan seperti sultan, para keluarga, dan para pembesar di kalangan Istana Siak.

Tenunan yang halus dan motif songket yang rumit melambangkan pangkat dan kedudukan tinggi bagi yang menggunakannya. Nilai sejarah songket sangat tinggi sebagai salah satu warisan yang agung, selain dapat meningkatkan martabat si pemakai, motif dan warna tenunan songket juga mencerminkan kedudukan sosial seseorang.

7. Makanan Nasi Ndoreng

Nasi ndoreng atau Sega ndoreng merupakan salah satu kuliner khas turun temurun dari Kerajaan Demak Bintoro yang masih populer hingga saat ini. Jangan terkecoh dengan penampilannya yang mirip dengan pecel, karena cara memasak dan penyajiannya jauh berbeda.

Nasi matang ditumpuk dengan sayuran seperti petai cina, kembang turi, jenthut (jantung pisang), pucuk daun, buah lamtoro muda, daun singkong muda, dan glandir (daun ubi jalar). Kemudian, disiram dengan bumbu kacang yang dimasak menggunakan tungku berbahan kayu di atas api, dan ditaburi dengan serundeng di atasnya.

Untuk menyajikannya, nasi ndoreng dibungkus dalam pincukan yang terbuat dari daun pisang atau daun jati yang dibentuk seperti mangkuk. Rasanya yang unik terdiri dari rasa gurih, asin, pedas, dan manis.

Demikian tadi 7 warisan budaya dari kerajaan-kerajaaan Islam di Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
(nnz)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4557 seconds (0.1#10.140)