Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Sosok Penting di Balik Hardiknas

Senin, 01 Mei 2023 - 16:55 WIB
loading...
A A A
Selanjutnya ia juga sempat melanjutkan pendidikan ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), yaitu sekolah pendidikan dokter di Batavia pada zaman kolonial Hindia Belanda, namun tidak sampai lulus lantaran sakit.

Baca juga: Nilai Minimal UTBK Unair untuk Bisa Lolos SNBT 2023, Calon Pendaftar Wajib Tahu!

Ki Hadjar Dewantara juga pernah bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik di Indonesia, yaitu Boedi Oetomo dan Insulinde.

Tulisan Ki Hadjar Dewantara yang paling terkenal saat itu yaitu, “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau “Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga.”

Ada pula kolom Ki Hadjar Dewantara yang paling terkenal dengan judul “Als ik een Nederlander was” diterjemahkan menjadi, “Seandainya Aku Seorang Belanda.”

Tulisan tersebut dimuat dalam surat kabar De Expres pada 13 Juli 1913, surat kabar tersebut berada di bawah pimpinan Ernest Douwes Dekker. Namun lantaran tulisannya tersebut, ia ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka.

Tapi kedua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, melakukan protes atas pengasingan tersebut. Akhirnya mereka bertiga pun diasingkan ke Belanda, dan ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan sebutan “Tiga Serangkai.”

Demikian sejarah dan sosok penting di balik Hari Pendidikan Nasional. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
(nnz)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3305 seconds (0.1#10.140)