Kisah Syarif dan Desi, 2 Sosok yang Konsisten Memajukan Pendidikan Guru di Samarinda
loading...
A
A
A
Sebagai institusi bisnis sosial yang telah berkomitmen untuk membantu meningkatkan pendidikan Indonesia selama lebih dari 20 tahun, PSF-SDO bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) mengupayakan pemerataan akses pendidikan di Samarinda yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Samarinda.
Berangkat dari gagasan bahwa pengembangan kompetensi guru dapat memperluas akses pendidikan dan kemudian mampu meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya, maka program EPP menjadi bentuk inisiatif yang hadir untuk menjawab tantangan terhadap peningkatan kompetensi guru.
Syarif dan Desi menjadi dua dari 30 guru terpilih dari jenjang TK, SD dan SMP dalam program EPP yang mendapatkan pembekalan menyeluruh sebagai persiapan menjadi Fasilitator Kota di Samarinda.
Selain mendapat pemaparan teori dan praktik yang berlangsung selama lima hari terkait metode belajar mengajar, para Fasilitator Kota juga mendapatkan pendampingan penuh oleh PSF-SDO dari awal pelatihan hingga penerapan di sekolah masing-masing selama dua tahun ke depan.
“Pelatihan guru di EPP oleh PSF sangat terstruktur sejak awal. Begitu kami dinyatakan lulus seleksi berkas dan wawancara, ada observasi lebih lanjut ke sekolah untuk dilihat kompetensi awalnya. Lalu dilanjutkan oleh focused group discussion tentang apa saja yang kami guru-guru butuhkan di Samarinda.
Ternyata EPP ini tidak hanya menawarkan program pelatihan bagi para guru, tetapi juga menyesuaikan dengan kebutuhan kami. Saat pelatihan berlangsung, EPP memang mengakomodasi hal-hal yang kami sampaikan pada saat focus group discussion tersebut,” kata Desi.
Setelah mendapatkan pembekalan dan menjadi Fasilitator Kota dalam program EPP, satu per satu tantangan yang Syarif dan Desi hadapi, mulai terjawab. Setelah Syarif mengikuti EPP dan menjadi Fasilitator Kota, murid-murid yang ia ajar menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
Syarif tidak hanya lebih banyak melibatkan para siswa saat belajar di kelas, tetapi juga mendukung mereka untuk mencari pengetahuan sesuai dengan minat mereka.
Faktor yang mengukur prestasi para siswa tidak hanya nilai akademik, tetapi juga penilaian dari teman-teman sebaya, sehingga selain rapor akademik ada jurnal deskriptif yang menentukan kesiapan belajar siswa.
Apabila ada siswa yang memiliki nilai bagus, biasanya Syarif memberikan tantangan kepada siswa tersebut untuk mengajar teman-temannya.
Berangkat dari gagasan bahwa pengembangan kompetensi guru dapat memperluas akses pendidikan dan kemudian mampu meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya, maka program EPP menjadi bentuk inisiatif yang hadir untuk menjawab tantangan terhadap peningkatan kompetensi guru.
Syarif dan Desi menjadi dua dari 30 guru terpilih dari jenjang TK, SD dan SMP dalam program EPP yang mendapatkan pembekalan menyeluruh sebagai persiapan menjadi Fasilitator Kota di Samarinda.
Selain mendapat pemaparan teori dan praktik yang berlangsung selama lima hari terkait metode belajar mengajar, para Fasilitator Kota juga mendapatkan pendampingan penuh oleh PSF-SDO dari awal pelatihan hingga penerapan di sekolah masing-masing selama dua tahun ke depan.
“Pelatihan guru di EPP oleh PSF sangat terstruktur sejak awal. Begitu kami dinyatakan lulus seleksi berkas dan wawancara, ada observasi lebih lanjut ke sekolah untuk dilihat kompetensi awalnya. Lalu dilanjutkan oleh focused group discussion tentang apa saja yang kami guru-guru butuhkan di Samarinda.
Ternyata EPP ini tidak hanya menawarkan program pelatihan bagi para guru, tetapi juga menyesuaikan dengan kebutuhan kami. Saat pelatihan berlangsung, EPP memang mengakomodasi hal-hal yang kami sampaikan pada saat focus group discussion tersebut,” kata Desi.
Setelah mendapatkan pembekalan dan menjadi Fasilitator Kota dalam program EPP, satu per satu tantangan yang Syarif dan Desi hadapi, mulai terjawab. Setelah Syarif mengikuti EPP dan menjadi Fasilitator Kota, murid-murid yang ia ajar menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
Syarif tidak hanya lebih banyak melibatkan para siswa saat belajar di kelas, tetapi juga mendukung mereka untuk mencari pengetahuan sesuai dengan minat mereka.
Faktor yang mengukur prestasi para siswa tidak hanya nilai akademik, tetapi juga penilaian dari teman-teman sebaya, sehingga selain rapor akademik ada jurnal deskriptif yang menentukan kesiapan belajar siswa.
Apabila ada siswa yang memiliki nilai bagus, biasanya Syarif memberikan tantangan kepada siswa tersebut untuk mengajar teman-temannya.