Industri Berperan Penting di Transformasi Pendidikan Vokasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendidikan vokasi dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan transformasi sehingga kian diminati oleh masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari adanya peran dunia industri .
Dulu melanjutkan studi ke SMK maupun Politeknik mungkin bukan menjadi pilihan utama, namun saat ini pendidikan vokasi justru menawarkan lulusan-lulusan yang siap kerja dan relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Peningkatan kepercayaan publik terhadap pendidikan vokasi tidak terlepas dari kemitraan yang terjalin antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI.
Praktik baik kemitraan ini yang kemudian dituangkan dalam sebuah buku berjudul “Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi”.
Dalam kesempatan ini, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda mengungkapkan, pendidikan vokasi dibutuhkan untuk melakukan lompatan-lompatan ekonomi. Bahkan, negara dengan ekonomi yang maju pun adalah negara yang aware pada pendidikan vokasi.
Baca juga: 21 Kampus Top Luar Negeri Lengkap dengan Jurusannya yang Menerima Maulana Fatahillah Adzima
Seperti Singapura, memang yang terkenal adalah NTU dan NUS, tetapi Singapura juga memiliki lima politeknik yang besar.
"Kita sudah berada di jalan yang benar, dan jenis pendidikan yang paling singkat koneksinya dengan ekonomi adalah pendidikan vokasi. Pola-pola pembelajaran di vokasi itu selaras dengan kebutuhan industri,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (5/7/2023).
Transformasi pendidikan vokasi di Tanah Air sendiri tidak terlepas dari kontribusi pelaku DUDI. Agustina Tutik selaku Ketua Tim Strategi dan Perencanaan Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi mengatakan, industri ingin turut terlibat dalam pembangunan SDM melalui pendidikan vokasi.
Saat ini, anggota konsorsium terdiri atas sembilan perusahaan besar, yaitu Sinarmas, Protelindo, Garudafood, Wingsfood, Indofood, Astra, Triputra Grup, Agung Sedayu, dan Barito Pacific.
Agustina menambahkan, upaya revitalisasi pendidikan vokasi, khususnya di SMK dilakukan melalui intervensi kurikulum. Konsorsium tidak terbatas membantu di sektor yang berkaitan dengan bidang usaha mereka.
Namun perusahaan juga fokus kepada sektor-sektor yang memang dibutuhkan oleh Indonesia. Pada tahun 2021 terdapat enam SMK yang dibantu, dan tahun 2022 terdapat tujuh SMK.
Baca juga: 5 Fakta Maulana Fatahilah Adzima, Siswa SMAN 3 Semarang yang Diterima di 21 Kampus Luar Negeri
“Tahun ini kami menargetkan ada enam SMK yang dapat dibantu, jurusannya bervariasi. Di SMKN 8 Surakarta misalnya, melalui Program SMK Pusat Keunggulan kami membantu untuk mengembangkan bidang seni pertunjukan," ujarnya.
"Untuk intervensi pada kurikulum di sana, kami menggandeng Garin Nugroho. Kami berharap ini nanti bisa menjadi cikal bakal Broadway,” ucap Agustina.
Namun demikian, ia mengungkapkan konsorsium tidak memiliki komitmen untuk merekrut lulusan. “Kami lebih memilih agar mereka didorong untuk mudah mencari pekerjaan di bidang yang memang sedang dibutuhkan di Indonesia,” tukasnya.
Kembali ke peluncuran buku, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa adanya buku yang berisi kisah inspiratif dari insan-insan vokasi memberikan optimisme akan masa depan kemajuan Indonesia.
Pendidikan vokasi sebagai solusi menghadapi berbagai tantangan bangsa, memberikan bekal pengetahuan beserta keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
“Saya mengapresiasi hadirnya buku ini karena negara kita defisit inspirasi. Orang-orang yang selama ini memiliki persepsi yang negatif tentang sekolah di SMK atau Politeknik bisa mengerti bahwa perubahan masih sedang terjadi di Indonesia,” tuturnya.
Nadiem menegaskan, perubahan secara masif pada pendidikan vokasi adalah sebuah momentum. Pasalnya, pendidikan vokasi menjadi salah satu strategi dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul.
Nadiem yakin, masih banyak ribuan kisah inspiratif lainnya yang tersebar di berbagai sekolah dan kampus vokasi di seluruh penjuru Tanah Air.
Dulu melanjutkan studi ke SMK maupun Politeknik mungkin bukan menjadi pilihan utama, namun saat ini pendidikan vokasi justru menawarkan lulusan-lulusan yang siap kerja dan relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Peningkatan kepercayaan publik terhadap pendidikan vokasi tidak terlepas dari kemitraan yang terjalin antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI.
Praktik baik kemitraan ini yang kemudian dituangkan dalam sebuah buku berjudul “Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi”.
Dalam kesempatan ini, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda mengungkapkan, pendidikan vokasi dibutuhkan untuk melakukan lompatan-lompatan ekonomi. Bahkan, negara dengan ekonomi yang maju pun adalah negara yang aware pada pendidikan vokasi.
Baca juga: 21 Kampus Top Luar Negeri Lengkap dengan Jurusannya yang Menerima Maulana Fatahillah Adzima
Seperti Singapura, memang yang terkenal adalah NTU dan NUS, tetapi Singapura juga memiliki lima politeknik yang besar.
"Kita sudah berada di jalan yang benar, dan jenis pendidikan yang paling singkat koneksinya dengan ekonomi adalah pendidikan vokasi. Pola-pola pembelajaran di vokasi itu selaras dengan kebutuhan industri,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (5/7/2023).
Transformasi pendidikan vokasi di Tanah Air sendiri tidak terlepas dari kontribusi pelaku DUDI. Agustina Tutik selaku Ketua Tim Strategi dan Perencanaan Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi mengatakan, industri ingin turut terlibat dalam pembangunan SDM melalui pendidikan vokasi.
Saat ini, anggota konsorsium terdiri atas sembilan perusahaan besar, yaitu Sinarmas, Protelindo, Garudafood, Wingsfood, Indofood, Astra, Triputra Grup, Agung Sedayu, dan Barito Pacific.
Agustina menambahkan, upaya revitalisasi pendidikan vokasi, khususnya di SMK dilakukan melalui intervensi kurikulum. Konsorsium tidak terbatas membantu di sektor yang berkaitan dengan bidang usaha mereka.
Namun perusahaan juga fokus kepada sektor-sektor yang memang dibutuhkan oleh Indonesia. Pada tahun 2021 terdapat enam SMK yang dibantu, dan tahun 2022 terdapat tujuh SMK.
Baca juga: 5 Fakta Maulana Fatahilah Adzima, Siswa SMAN 3 Semarang yang Diterima di 21 Kampus Luar Negeri
“Tahun ini kami menargetkan ada enam SMK yang dapat dibantu, jurusannya bervariasi. Di SMKN 8 Surakarta misalnya, melalui Program SMK Pusat Keunggulan kami membantu untuk mengembangkan bidang seni pertunjukan," ujarnya.
"Untuk intervensi pada kurikulum di sana, kami menggandeng Garin Nugroho. Kami berharap ini nanti bisa menjadi cikal bakal Broadway,” ucap Agustina.
Namun demikian, ia mengungkapkan konsorsium tidak memiliki komitmen untuk merekrut lulusan. “Kami lebih memilih agar mereka didorong untuk mudah mencari pekerjaan di bidang yang memang sedang dibutuhkan di Indonesia,” tukasnya.
Kembali ke peluncuran buku, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa adanya buku yang berisi kisah inspiratif dari insan-insan vokasi memberikan optimisme akan masa depan kemajuan Indonesia.
Pendidikan vokasi sebagai solusi menghadapi berbagai tantangan bangsa, memberikan bekal pengetahuan beserta keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
“Saya mengapresiasi hadirnya buku ini karena negara kita defisit inspirasi. Orang-orang yang selama ini memiliki persepsi yang negatif tentang sekolah di SMK atau Politeknik bisa mengerti bahwa perubahan masih sedang terjadi di Indonesia,” tuturnya.
Nadiem menegaskan, perubahan secara masif pada pendidikan vokasi adalah sebuah momentum. Pasalnya, pendidikan vokasi menjadi salah satu strategi dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul.
Nadiem yakin, masih banyak ribuan kisah inspiratif lainnya yang tersebar di berbagai sekolah dan kampus vokasi di seluruh penjuru Tanah Air.
(nnz)